Tentu saja, setelah Putri berbicara seperti itu, Aqeela langsung izin kepada guru pelajaran terakhirnya itu untuk pulang.
Dan Aqeela pastikan, Putri berada di sampingnya sampai ia menemukan jasad Putri.
"KENAPA LO BAWA DIA?!" Lia berprotes, kemudian Putri menjambak Lia, karena Lia terlalu berisik.
"Gak ada waktu buat jelasin," Balas Aqeela. Aqeela menarik Putri untuk memasuki bus, dan Lia berada di belakang mereka berdua.
"Serius ini kenapa? Putri kenapa? Kenapa aura negatif lo hilang? Asalnya gue takut loh sama lo? Kenapa sekarang jadi biasa aja? Woi jelasin!" Lia duduk di samping jendela.
"Gue sekarang tau dimana jasad Putri," Balas Aqeela. "Ada di kamar gue."
Lia menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya. Lia benar-benar terkejut. Kemudian Lia melirik Putri yang sedang santai itu.
"Gila lo, nyet? Kenapa gak bilang dari awal?! Ihhhh serem banget kenapa tiba-tiba ada di kamar Aqeela," Ketus Lia kesal.
Beberapa menit setelah itu, Aqeela sampai di rumahnya. Aqeela langsung memasuki kamarnya. Seperti biasa, tak ada siapa-siapa selain dirinya.
Aqeela mengacak-acak kamarnya. Sejujurnya, Putri juga sudah lupa. Dimana letak jasadnya. Yang Putri ingat, hanya dimana lokasi jasadnya saja.
"Panggil Raja," Pinta Aqeela. "Suruh dia bantuin gue!"
Lia mengangguk dengan cepat. Lalu Lia mulai mencari Raja. Sementara Putri, ia sedang santai-santai merebahkan dirinya di kasur empuk Aqeela.
"Lo tenang banget ya?" Ucap Aqeela kesal, kepada Putri yang sedang merebahkan badannya itu. "Lo masa gak inget sih, dimana-mananya? Gue bingung! Bantuin! Katanya lo mau pergi ke alam lo!" Bentak Aqeela kesal.
Sebenarnya Aqeela bukan kesal kepada Putri. Ia hanya kesal, mengapa ia baru tahu jika ada jasad di kamarnya? Jika ada orang yang menempati rumah ini, dan kebetulan bukan indigo, sudah pingsan.
"Yaiya bentar," Sahut Putri.
Sudah beberapa menit. Lia belum kembali bersama Raja. Aqeela dan Putri belum menemukan jasadnya Putri.
Tetapi tiba-tiba,
Rassya datang bersama Sandrinna.
"Heh ngapain?" Tanya Rassya yang heran itu. Aqeela kemudian mengisyaratkan Rassya untuk diam.
"Ih bau busuk," Ucap Sandrinna sambil menutup hidungnya itu. "Nanti idung mancung gue jadi pesek,"
"Dihhhh," Komentar Rassya.
"Serius Qeel. Bau busuk banget, lo gak ngerasa gitu? Apa karena lo udah terbiasa?" Tanya Sandrinna. "Apa disini ada mayat?!"
Aqeela mengangguk. "Jasad Putri di buang disini. Bukan di buang sih,"
Rassya dan Sandrinna terkejut. Sandrinna langsung melirik kearah kanan dan kirinya. Pasalnya, ruangan disini tiba-tiba menjadi dingin.
Tadinya, Aqeela akan mengatakan yang sejujurnya. Tetapi, Aqeela berjanji akan menutup mulutnya. Masalahnya, yang bunuh Putri adalah orang tua Rassya. Aqeela merasa tidak enak.
"Kenapa omongan lo gak di lanjutin?" Tanya Putri. "Lanjutin dong, biar Rassya tau, kalau yang bunuh gue itu orang tuanya sendiri."
"Diem dulu," Aqeela sebal. "Kalian gak bakalan bantuin gue?"
"I─ iya...." Sandrinna kemudian melihat kebawah kolong tempat tidur. Tak ada. Lalu ia lanjut mencari.
"Kok lo bisa tau?" Tanya Rassya. "Lo abis komunikasi sama Putri? Putri siapa? Gak asing namanya,"
Aqeela menghela napasnya. "Putri, salah satu makhluk halus yang selalu ngikutin lo. Dia korban pemb─ Eh, korban kebakaran. Kebetulan dia makan di Rumah Makan punyanya orang tua lo."
Rassya lagi-lagi terkejut. "DEMI APA?!"
Beberapa detik setelah itu, Lia datang sambil membawa Raja.
Aqeela lupa, mengapa ia tak menggunakan feelingnya itu? Bisa-bisanya ia lupa.
Aqeela kemudian menggunakan feelingnya. Aqeela langsung pergi ke ujung kamarnya sambil menutup matanya. Sandrinna yang sudah tahu jika Aqeela menggunakan feelingnya itu langsung tersenyum.
Kemudian Aqeela mencium bau busuk. Aqeela memindahkan kursi yang selalu ada di ujung kamarnya itu.
Boom! Jasad Putri ada disana.
"HAAAAAA MAMAAAAA!" Aqeela kaget, Aqeela kemudian langsung berlari. Rassya dan Raja langsung pergi ke ujung kamar itu.
"Anjir tulangnya doang," Raja langsung mengambil sekumpulan tulang itu, Aqeela menghembuskan napasnya. Sementara Putri tersenyum.
"ITU KENAPA TERBANG?!" Sandrinna tak tahu, karena Raja yang mengambilnya.
"Makasih Aqeela. Makasih banyak udah nemuin jasad gue," Setelah berbicara seperti itu, Putri langsung menghilang. Aqeela membalas senyuman Putri. Akhirnya satu masalah terselesaikan.
××
Makin ngaco gak sih ini? Tiba-tiba overthink tolong🥲
KAMU SEDANG MEMBACA
My Feelings
Teen FictionKatanya, feeling cewek selalu benar? Kita buktikan saja. Namanya adalah Aqeela Aza Calista. Seorang anak indigo yang memiliki feeling paling kuat. Seorang murid baru, bernama Rassya mengalami kesialan di hari pertama sekolahnya. Rassya penasaran. Me...