MF | 36. No

1K 190 247
                                    

Anya menghembuskan napasnya dengan sangat kasar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anya menghembuskan napasnya dengan sangat kasar. "Lo suka ya, sama Aqeela?"


Farell menggelengkan kepalanya. "No. Gue gak suka sama dia. Niat gue cuma bantuin dia doang kok."

Anya hanya mengangguk.



"Ayo, Nya. Kita selamatin Aqeela sama Sandrinna. Terus setelah itu, kita keluarin Tristan sama Hasna dari tubuh Rassya."


Anya lagi-lagi mengangguk.



Farell langsung memasuki kamarnya, dan membuka laptopnya. Ia mulai mencatat nomor Aqeela dan membuka isi-isinya.

Lokasinya dimatikan.


Farell mengacak-acak rambutnya frustrasi. Bagaimana bisa, di keadaan seperti ini, Aqeela tidak menyalakan lokasinya?

"Coba pakai nomor Sandrinna. Siapa tau ponsel dia ada di genggamannya, dan lokasinya di nyalain," Usul Anya.

Cowok itu menganggukkan kepalanya. Dan segera membuka ponselnya menuju ke grup kelas.



Farell tidak menyimpan nomor Sandrinna.

Farell hanya menyimpan nomor Aqeela saja.

Kemudian setelah Farell menyimpan nomor Sandrinna, Farell langsung mencatat nomor Sandrinna di laptopnya.

"YES!" Seru Farell. "Dia gak matiin lokasinya!"

Anya ikut senang. "Yaudah, lo kesana dulu aja. Gue cari cara dulu."

"Oke. Nanti lo langsung kesana, ya?"

Anya tersenyum. "Iya."












✨✨











BRAKKKKK

Pintu ruangan yang Aqeela tempatkan baru saja di dobrak sehingga pintu itu tak lagi di tempatnya.

Aqeela sangat terkejut. Aqeela sangat ingin berteriak kepada orang yang mendobrak pintu itu.

Akan tetapi─

"RASSYA?!" Seru Aqeela histeris.

Aqeela sangat senang. Rassya datang.

Tetapi setelah melihat Pak Raffa yang berada di belakang Rassya, rasa senangnya pun memudar.

Itu bukan Rassya.

"Rassya, Qeel?" Tanya Sandrinna setengah berbisik. Aqeela tadinya akan menjawab dengan penuh ngegas, tetapi mengingat jika Sandrinna sebenarnya tidak menyukai Rassya, Aqeela langsung menghela napasnya.

"Bukan," Balas Aqeela apa adanya.

Kemudian Rassya─ tetapi di dalam tubuhnya itu bukan Rassya, melainkan Hasna dan Tristan─ mendekati Aqeela. Tak lupa, dengan Pak Raffa yang masih berada di belakangnya.

"Apa?" Tanya Aqeela kesal. Lalu Aqeela beralih menatap Pak Raffa yang kini sedang menatapnya. "Keluarin saya dari sini, Pak. Saya gak mau dibunuh... Saya masih pengen hidup."



Pak Raffa tertawa mendengar perkataan Aqeela tadi. Lalu Pak Raffi mengeluarkan senjata tajam─ pisau kecil, dari saku celananya.


Rassya dari sini tertawa. "Gue sama Pak Raffa kerja sama loh, Aqeela."

Suaranya berat sekali. Tentu saja itu adalah Tristan.

"Sebenernya bukan gue doang sih. Lebih tepatnya, gue, Hasna, sama Pak Raffa. Kalau lo sama Sandrinna gak tau, gue sama Pak Raffa mau bunuh kalian bertiga. Kalau nanya satu lagi sama siapa, jelas, Farell," Jelas Rassya.

"TUJUANNYA BUAT APA, HAH?!" Bentak Aqeela hingga mengeluarkan air matanya itu.


Pak Raffa mendekat kearah Aqeela, yang kemudian mengancam Aqeela menggunakan pisau berukuran kecil, tetapi sangat tajam itu.

"Mau siapa dulu yang dibunuh? Kamu, atau.... Temen di sebelah kamu?" Tanya Pak Raffa. Suaranya sangat menyeramkan, Sandrinna mengakui itu.

"Makin gila!" Bentak Sandrinna tepat di telinga Pak Raffa. "Bener-bener gila, guru olahraga kita yang satu ini."

Pak Raffa langsung menghampiri Sandrinna. Ia menggoreskan pisaunya tepat di tangan Sandrinna.

"Awh," Ringis Sandrinna pelan.

"SANDRINNA!" Teriak Aqeela.

Aqeela ingin sekali menghampiri Sandrinna. Tetapi, untuk menggerakkan kakinya saja sangat susah.

"Gapapa," Balas Sandrinna.

Tiba-tiba setelah itu,

"GURU ANEH!"

Farell datang bersama Anya. Aqeela heran, di sebelah Farell siapa?

Pak Raffa menghampiri Farell. "Akhirnya, yang saya tunggu-tunggu sudah datang," Pak Raffa memegang tangan Farell dengan sangat kencang.

Anya disini hanya fokus kepada Rassya. Karena di dalam tubuh Rassya, ada Tristan. Dan Tristan, adalah Abangnya sendiri.

Farell melepaskan pegangan dari tangan Pak Raffa.

Tetapi Pak Raffa tidak akan melepaskan Farell semudah itu.





JLEB!

Pak Raffa menusuk perut Farell dengan pisau kecilnya itu.

Pak Raffa menusuk perut Farell dengan pisau kecilnya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







××
Bentar lagi ending🤣

My FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang