Benar dugaannya. Rassya sangat lemah. Aqeela mengakui itu."Pucet banget dia Qeel. Lo gak mau bilang sesuatu ke dia gitu? Gak biasanya lo gini," Ucap Sandrinna sambil melihat Rassya yang terlihat pucat.
"Hm?" Aqeela berdehem. "Yaudah sih diemin aja. Lagian peliharaan dia udah gak ngikutin lagi." Tambah Aqeela.
Sandrinna mengernyitkan keningnya. "Peliharaan? Maksudnya?" Tanya Sandrinna.
"Hantu." Balas Aqeela.
Kemudian Aqeela membereskan buku-bukunya. Di masukkan keadalam tasnya. Dan keluar dari kelas karena sekarang sudah pulang sekolah.
Sandrinna menggelengkan kepalanya setelah melihat rutinitas Aqeela ketika pulang sekolah. Berbicara dengan tembok.
Maksudnya, di temboknya ada sesuatu.
"Yuk, pulang," Ajak Aqeela kepada Lia─ hantu yang ia temukan sedang berjalan-jalan di sekolah karena kebingungan.
Ya. Selain Sandrinna, Lia juga temannya. Bahkan Lia lebih tahu semuanya dibanding dengan Sandrinna.
"Sumpah lo tau gak sih, gue dari tadi mepet di tembok karena takut. Lo udah liat wujudnya kaaan?! Punyanya murid baru di kelas lo." Ucap Lia.
"Iya gue udah liat. Emang dia kenapa sih? Pas gue samperin hawanya emang gak enak, tapi dia kabur," Sahut Aqeela.
"Ya lo gak tau apalagi gue. Gue kan cuma tau semuanya tentang lo," Balas Lia.
Awalnya, Aqeela mengenal Lia karena hantu ini sedang berjalan-jalan di sekolahnya dengan wajah kebingungan. Mungkin Lia adalah penunggu di sekolah ini?
Namun ternyata bukan.
Lia meninggal beberapa tahun lalu. Alasannya Aqeela belum tahu. Jasadnya belum di temukan. Makanya Lia masih bebas berkeliaran disini.
"Tapi ya. Coba deh perhatiin. Gak cuma satu loh? Bahkan beberapa dari lainnya ngancem gue. Anjim banget." Ucap Lia.
"Hantu gak boleh ngomong kasar. Mau disiksa pas lo masuk ke neraka?" Sahut Aqeela.
"Gila lo. Ya doain gue masuk surga lah."
"Lo ngomong sama siapa?"
Tepat di hadapannya, Rassya berbicara. Mengapa dia selalu mengganggu hidupnya?!
"Apa sih? Rese." Aqeela langsung melewati Rassya.
"Jangan jutek-jutek. Ganteng loh dia. Kalau aja gue masih hidup, gue mau pacarin dia!" Ucap Lia bersemangat.
"Lo udah tua. Jasad lo gak di temuin berapa tahun coba?!" Sahut Aqeela sewot.
"Hah apa? Tua? Jasad? Lo ngomong sama siapa sih? Jangan-jangan lo emang bisa liat hantu?" Tanya Rassya.
"Terus kalau gue gak bisa liat hantu, gue ngapain bilang kalau lo punya peliharaan?" Balas Aqeela tajam.
Aqeela langsung melewati Rassya lagi. Lalu ia tiba di halte bus. Menunggu beberapa menit lagi kedatangan bus.
Ternyata Rassya masih mengikutinya.
"Apa sih yang lo penasaran dari gue?" Tanyanya risih. "Karena gue bisa liat hantu, iya?!"
"Qeel.. Qel.. Jangan galak-galak ih! Kasian!" Lia menyahut. Lalu Aqeela langsung menoyor kepala Lia. Tidak bisa... Tembus.
"Yaiyalah. Itu paling menarik. Berarti lo bisa ngusir makhluk-makhluk aneh ini dari sisi gue kan?" Tanya Rassya. "Ayo dong....."
"Lo pikir gue mau?"
"Lo jangan galak Aqeelaaa! Kasian heh!" Lia lagi-lagi menyahuti.
"Diem!" Ucap Aqeela kesal kepada Lia.
Rassya semakin merinding. Tetapi disisi lain merasa senang. Akhirnya ia menemukan orang yang bisa melihat makhluk halus.
"Oke?" Tanya Rassya memastikan.
"Bego banget sih lo," Decak Aqeela. "Kalo mau ngomong yang begitu, ya makhluk halus di deket lo harus pergi dulu,"
"Hah????? Jadi dari tadi m─ mereka masih ngikutin gue?" Tanya Rassya.
Lia menepuk jidatnya. Manusia satu itu memang polos atau di buat-buat?
Akhirnya bus datang. Aqeela memasuki bus itu. Dan Rassya pun tetap mengikutinya.
"Please," Rassya memohon dengan mata berkaca-kacanya. Aqeela tertawa sinis.
"Gak."
Permintaan Rassya di tolak mentah-mentah.
××
Aku lupaaa gak ngenalin Lia dari awal hehehe.Btw, menurut kalian kenapa Aqeela gak mau bantu Rassya?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Feelings
Teen FictionKatanya, feeling cewek selalu benar? Kita buktikan saja. Namanya adalah Aqeela Aza Calista. Seorang anak indigo yang memiliki feeling paling kuat. Seorang murid baru, bernama Rassya mengalami kesialan di hari pertama sekolahnya. Rassya penasaran. Me...