Selepas olahraga, Aqeela mengganti bajunya lagi, masih ada satu pelajaran yang menantinya.
Aqeela memasuki toilet, kemudian mengganti bajunya. Setelah selesai, ia berkaca sebentar di kaca yang besar ini.
Aqeela mengeluarkan liptintnya, mengoles sedikit demi sedikit kepada bibirnya itu. Lalu merasakan aura negatif dari belakangnya.
"Ck," Decaknya kesal. "Ada yang berani main-main sama gue?" Tanya Aqeela.
Aqeela tiba-tiba saja ditarik kebelakang, sampai ujung toilet itu. Hantu dengan muka aneh, tangan terbakar, dan wajah yang seram itu baru saja menariknya.
"APAAN SIH?!" Aqeela merasakan sakit di kepalanya. Hantu itu─ Putri, tertawa dengan sinis. Mulai menjambak rambut Aqeela, dan melempar Aqeela sampai alat-alat kebersihan berserakan dimana-mana.
"SINTING LO?!" Aqeela berdiri, melihat Putri yang mulai menujukkan wajah aslinya yang terbakar itu. "GUE UDAH TAU MASALAH LO, YA! JANGAN MACEM-MACEM SAMA GUE."
"Hahahahaha, lo kira gue bakalan takut? Lo tau gak sih, gue kemana kalau gak ada di samping Rassya?" Tentu saja, Aqeela langsung membaca doa. Tetapi.... Ia sedang berada di toilet.
"Gue selalu melakukan kejahatan. Paham kan? Apa kejahatan yang gue maksud?" Tanya Putri. Putri semakin memperlihatkan wajahnya yang terbakar itu.
"Tenang...." Aqeela menenangkan Putri. Sebenarnya Aqeela sama sekali tidak takut dengan Putri. Hanya saja, ia merasa risih karena melihat wajah Putri yang terbakar itu.
"Gue bakal bantuin lo. Lo gak mau masuk ke alam yang seharusnya lo tempatin?" Tanya Aqeela. "Lo gak mau?"
Putri kemudian menangis sekencang mungkin. "HIKS.... HIKS.... G─ GUE MAU... TAPI GUE JUGA PENGEN HIDUP!"
Aqeela terkejut, karena Putri membentaknya di akhir kalimat. Aqeela kemudian menenangkan dirinya sendiri, ia yakin, pasti akan ada jalan keluarnya.
"LO BEGO PUTRI, BEGO BANGET! BEGO SEBEGO-BEGONYA!" Aqeela memaki Putri dengan suara yang sangat keras. Ia tak peduli, jika ada orang yang melihatnya atau menganggapnya aneh, hilang sudah citranya yang dianggap dingin itu.
"Lo kira," Aqeela mendekati Putri, Aqeela mengangkat wajah Putri yang sedang tertunduk itu. Mengusap tangisan air mata Putri yang sedari-tadi tak berhenti mengalir itu.
"Lo kira, lo bisa ngambil jiwa dan raga Rassya segampang itu? Tentu aja gak! Lo harus lawan gue dulu!" Tambah Aqeela.
"Dari pada lo rebutin jiwa dan raga Rassya sama kedua temen sinting lo itu, lebih baik lo tobat. Lo itu udah seharusnya pergi ke alam lo sendiri. Lo udah tua! Kalau lo udah tua, seharusnya lo tuh mikirin bekal buat di akhirat nanti! Lo mau masuk neraka?" Tanya Aqeela kesal.
Putri kemudian tertawa sinis. "Gue dibunuh asal lo tau! Gue dibunuh sama orang tua Rassya!"
Aqeela mengerutkan keningnya. Ia juga tahu, jasad Putri belum di temukan. Bahkan jasad orang tua Rassya juga belum di temukan. Juga jasad Hasna dan Tristan.
"Yang bener?" Tanya Aqeela. "Lo punya bukti, kalau mereka yang bunuh lo?"
××
Aku pub cerita baru, langsung end loh. Cek yuk!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Feelings
Teen FictionKatanya, feeling cewek selalu benar? Kita buktikan saja. Namanya adalah Aqeela Aza Calista. Seorang anak indigo yang memiliki feeling paling kuat. Seorang murid baru, bernama Rassya mengalami kesialan di hari pertama sekolahnya. Rassya penasaran. Me...