Setelah Aqeela berbicara seperti itu, Raja langsung menghilang. Lia menghela napasnya.
"Baru aja gue kangen sama tuh orang. Kenapa dia tiba-tiba pergi sih?! Nyebelin banget." Ucap Lia.
Aqeela menatap Lia dengan tatapan sedih. Aqeela bisa merasakan, bagaimana Lia yang berusaha mencari siapa pembunuhnya.
"Lia, gue mau bantuin Rassya," Ucap Aqeela tiba-tiba. "Nanti, lo bantuin gue ya. Kalau bisa sama Raja juga. Soalnya dia laki kan,"
Lia mengangguk. "Nah gitu dong! Okee nanti gue kasih tau Raja,"
Ting!
Ting!
Ting!Aqeela membuka ponselnya.
Rassya:
Rassya:
| P
| P
| Berangkat bareng ayo, gue udah di depan rumah lo.Aneh sekali. Aqeela sama sekali tidak memberi tahu alamat rumahnya kepada Rassya.
Mengapa Rassya tahu alamat rumahnya?
"Cieeee!" Lia lagi-lagi seperti itu. Membuat Aqeela merasa jengkel, sehingga Aqeela sangat ingin membunuh Lia.
Aqeela:
Eh? Bntr |Aqeela langsung menyisir rambutnya. Memakai satu jepitan rambut, dan di pasang di sebelah kanannya.
"Lia, lo sekarang mau ke sekolah gak?" Tanya Aqeela.
"Mau kayaknya, tapi gue gak bakalan masuk ke kelas lo. Bahaya, ada hantunya Rassya yang ganas-ganas itu ew," Jawab Lia.
"Ooh,"
Kemudian Aqeela keluar dari kamarnya. Lia langsung menggelengkan kepalanya.
Kini, Aqeela berada di depan rumahnya. Ada Rassya yang sedang melirik-lirik rumah Aqeela sambil duduk di motornya.
"Cepetan, nanti telat," Ucap Aqeela dingin.
"Ooh iya iya,"
Rassya tiba-tiba ingat. Saat dirinya mengakui jika rumah Aqeela ini adalah rumahnya. Dan, saat ia mengulurkan tangannya untuk memberikan kemampuan indigo itu.
Apa itu Aqeela? Batin Rassya bertanya.
Aqeela yang ingin menaiki motor Rassya itu, tiba-tiba saja melihat makhluk halus yang berada di Rassya. Ketiga makhluk halus itu, kompak mengisi jok belakang motornya Rassya.
"Jangan berani kamu duduk disini," Ucap salah satu makhluk halus itu, yang di name-tagnya bernama Hasna.
"Iya tuh, songong banget. Kenapa ya, dia jadi luluh sama Rassya? Padahal, bukannya dia dingin banget? Apa Rassya ngerencanain sesuatu yang kita gak tau?" Sahut makhluk halus kedua yang name-tagnya bernama Putri.
"Diem kalian bocah! Inget ye, tujuan kita nempel ke Rassya buat ngambil jiwanya. Biar kita bisa jadi manusia lagi...." Ucap makhluk halus ketiga, seorang pria berusia 18 tahun-an yang bernama Tristan. Aqeela mengetahui namanya, karena ada di name-tagnya.
Aqeela heran. Mengapa ketiga makhluk halus yang menempel pada Rassya itu kompak menggunakan name-tag? Padahal, awalnya mereka hanya menggunakan baju biasa.
"Kenapa tiba-tiba pake name-tag?" Tanya Aqeela dengan wajah juteknya kepada ketiga makhluk halus Rassya itu.
"Oh gue? Bukannya gue setiap hari pake name-tag ya?" Sahut Rassya.
Rassya tiba-tiba menyahut, membuat Aqeela tertawa pelan.
"LO KETAWA?!"
"Gue bukan nanya ke elo," Balas Aqeela sambil menunjukkan wajah juteknya lagi.
"Ya karena pengen aja. Biar lo bisa tau kalau kita tuh punya nama. Ya kan?" Tanya Tristan memastikan. "Dah sana lo ah, Rassya bakalan boncengin kita bertiga."
Aqeela tertawa sinis. "Hahaha, jadi cabe-cabean dong?"
Rassya mengerti. Pasti, Aqeela sedang berbicara dengan makhluk halus yang menempel di dirinya itu. Rassya hanya bisa diam.
"ASU LO YA!" Tristan turun dari motornya Rassya. Kemudian Tristan mencekik leher Aqeela dengan sangat keras.
"R─ R─ Rassya.... B─ Bac─ bacain doa...." Pinta Aqeela.
Rassya langsung membaca doa semampunya. Kemudian beberapa detik kemudian, Aqeela menghembuskan napasnya secara kasar.
Ketiga hantu itu hilang.
"Lo gapapa?" Tanya Rassya sambil menatap Aqeela dengan khawatir. Bagaimana ya... Kalau begini, Aqeela menjadi ragu lagi.
**
Ayo Aqeela ragu terus, biar aku senang :>
KAMU SEDANG MEMBACA
My Feelings
Teen FictionKatanya, feeling cewek selalu benar? Kita buktikan saja. Namanya adalah Aqeela Aza Calista. Seorang anak indigo yang memiliki feeling paling kuat. Seorang murid baru, bernama Rassya mengalami kesialan di hari pertama sekolahnya. Rassya penasaran. Me...