Setelah hari minggu, tentu saja hari Senin.
Aqeela sekarang sudah di sekolah. Sepertinya ia kepagian.
"Loh? Tumben banget udah dateng?" Tanya Aqeela, sambil melihat Rassya dengan wajah yang sangat pucat itu.
Di kelas hanya ada Aqeela dan Rassya.
"Sakit?" Tanyanya lagi. Rassya segera menggelengkan kepalanya.
Tadinya Aqeela akan menanyakan tentang orang tua Rassya. Tetapi, setelah melihat kondisi Rassya yang pucat, membuatnya mengurungkan niat itu.
"Dih, gatel banget sih tuh cewek." Ucap Hasna sambil menggaruk kepalanya yang penuh dengan darah itu. "Males dah, ada cewek itu lagi. Gimana kalau kita bertiga jalan-jalan aja?" Usul Putri.
Aqeela memutar kedua bola matanya malas. Kemudian Hasna, Putri, dan Tristan pergi. Aqeela langsung duduk di pinggir Rassya.
"Jasad orang tua lo belum ketemu ya?"
Rassya menoleh, menatap Aqeela dengan tatapan sedih. Lalu menganggukkan kepalanya.
"Maaf gue ngomong gini. Tapi kemungkinan besar, orang tua lo itu emang kebakar pas udah nyelamatin lo. Dan, setelah itu mereka di bunuh. Paham gak maksud gue?" Tanya Aqeela.
"Gue juga mikir gitu," Balas Rassya. "Yaudah lah, itu udah lama juga. Mungkin ada orang yang buang jasadnya,"
Aqeela mengerutkan keningnya. Rassya? Sesantai ini? Apa dia lagi ketuker jiwa sama salah satu dari ketiga makhluk halus itu?!
"LO BUKAN RASSYA KAN?!" Aqeela kemudian menampar Rassya berkali-kali.
Aqeela membaca doa, lalu Tristan keluar dari tubuh Rassya.
"KENAPA LO BISA MASUK KE TUBUHNYA HAH?! BUKANNYA LO TADI PERGI BUAT JALAN-JALAN SAMA HASNA DAN PUTRI?!" Tanya Aqeela emosi. Tristan langsung cengengesan.
"Tenang, kontrol emosi lo. Gue udah tau kok, gimana caranya masuk ke tubuh manusia. Untung aja, si Rassya lemah, jadi gampang buat masuk ke tubuhnya itu." Jelas Tristan sambil tersenyum miring.
Aqeela hendak memukul Tristan, tetapi tidak bisa. Dan Tristan pun langsung menghilang begitu saja.
"Setan sinting," Keluh Aqeela. "Heh? Bangun lo! Jangan tidur mulu...."
Rassya kemudian menguap, menatap Aqeela dengan heran. Bagaimana bisa Aqeela tiba-tiba ada di sampingnya?
"Sejak kapan lo disini?" Tanya Rassya.
"Lo nyadar gak sih? Tristan tadi masuk ke tubuh lo!" Ucap Aqeela. "Untung aja gue ngeuh, kalau itu dia."
"Masa?" Tanya Rassya, "Kok bisa?"
"Tubuh lo lemah. Tau lemah yang gue maksud kan?" Tanya Aqeela. Rassya menganggukkan kepalanya. Rassya berjanji, tak akan takut dengan hantu lagi.
✨✨
"Jadi, tadi dia kemasukan salah satu hantu yang ngikutin dia?!" Tanya Sandrinna histeris. Aqeela mengangguk sambil menatap wajah Rassya yang lusuh itu.
Mereka bertiga sekarang sedang di rooftop.
"Gue merinding," Ucap Sandrinna. "Kenapa sih, lo harus pindah sekolah kesini?" Tanya Sandrinna kesal.
"Ya gue gak tau," Balas Rassya.
Aqeela menghela napasnya. "Kalau hantu tadi udah bisa masuk ke raga lo, artinya bakalan keterusan. Kalau dia terus-terusan masuk ke raga lo, nanti bisa-bisa jiwa lo ketuker."
Sandrinna mengelus-elus tangannya sendiri. Takut. "Maksudnya, jiwa ketuker itu gimana sih?"
"Gini loh. Jadi nanti, bisa-bisa jiwa dari salah satu hantu yang ada di deket dia itu masuk ke raganya. Walaupun tadi udah masuk, tapi kalau keterusan nanti bisa bahaya. Bisa-bisa, Rassya yang mati. Nanti raganya Rassya di pakai sama salah satu hantu. Jadi hantunya hidup lagi, tapi sebagai Rassya," Jelas Aqeela. "Paham?"
"GILA?!"
"MAKANYA!"
**
Aku bingung jelasinnya. Kalau kalian ngerti bersyukur banget:(
KAMU SEDANG MEMBACA
My Feelings
Teen FictionKatanya, feeling cewek selalu benar? Kita buktikan saja. Namanya adalah Aqeela Aza Calista. Seorang anak indigo yang memiliki feeling paling kuat. Seorang murid baru, bernama Rassya mengalami kesialan di hari pertama sekolahnya. Rassya penasaran. Me...