JLEB!
Pak Raffa menusuk perut Farell dengan pisau kecilnya itu.
"FARELL!" Teriak Anya yang kemudian menangis. "Jangan tinggalin gue...."
"FARELL!!" Ucap Sandrinna dengan setengah berteriak. "Rell, JANGAN MENINGGAL!!!"
Sementara Aqeela disini, ia tidak bisa apa-apa. Ia hanya bisa menangis. Ia sangat takut, jika Farell kenapa-kenapa.
"Gak akan. Gue gak akan ninggalin lo, dan gak akan meninggal," Sahut Farell, lalu Farell bangkit lagi. Ia meringis pelan sambil melihat perutnya yang sudah di penuhi dengan darah itu.
Farell menghampiri Aqeela terlebih dahulu. Anya mengikuti Farell dari belakang. Pak Raffa dan Rassya disini hanya menonton mereka yang ada di depannya ini.
"Jangan bantuin teman kamu, kalau kamu gak mau meninggal."
Farell menghiraukan perkataan Pak Raffa.
"Gue lepasin Aqeela, lo lepasin Sandrinna," Ucap Farell kepada Anya. Anya menganggukkan kepalanya.
Jika hantu lain tidak bisa memegang apapun, berbeda dengan Anya. Karena Anya bukanlah hantu biasa.
Ikatan Sandrinna sudah lepas. Sandrinna heran, tiba-tiba lepas sendiri. Kemudian Sandrinna membantu Farell untuk membukakan tali yang dipakai Aqeela.
"Jangan tolongin gue... Nanti kalian kena kursi," Kata Aqeela lemah, dengan suara yang bergetar, dan masih sesenggukkan karena melihat baju Farell yang dipenuhi oleh darah itu.
"Itu gak pent─" Ucapan Farell terpotong.
Tali Aqeela sudah lepas. Sesuai dugaan, Farell terkena kursi yang jatuh dari atas sana. Aqeela dan Sandrinna langsung berteriak sekencang mungkin. Mereka saling memandang dan menangis.
"FARELL!" Teriak Aqeela. Lalu Aqeela menghampiri Farell yang sudah kejatuhan kursi itu. "L─ lo, hiks...."
"FARELLLLLL!!!!!!" Teriak Sandrinna. "Lo kenapa harus bantuin kita sih?! Taruhannya nyawa lo sendiri tau gak!" Tambah Sandrinna dengan nada yang sedikit di tinggikan itu.
Aqeela dan Sandrinna benar-benar terkejut melihat pemandangan di hadapannya ini. Farell yang terkena kursi, dan bajunya yang dipenuhi dengan darah sedang menahan air matanya.
"Kan sudah saya bilang, jangan membantu teman kamu, dibilangin ngeyel sih," Ucap Pak Raffa dari ujung ruangan ini.
Ya, Farell terkena kursi. Sekarang bukan hanya perutnya saja yang mengeluarkan darah, tetapi dengan kepalanya.
"A─ A─ Aq─ Ella..." Panggil Farell. Aqeela kemudian mendekatkan telinganya kepada wajah Farell.
"Iya, kenapa?" Tanya Aqeela dengan sangat lemah itu. Aqeela lalu menangis, menahan Farell dan mengelap air matanya sendiri.
Anya disini menangis. Tetapi, tidak ada yang mendengarnya. Anya takut, jika Farell akan pergi.
Kemudian Anya ingat sesuatu.
Flashback on, sebelum kesini.
"Gue yakin sih, Rassya pasti ada disana. Dan disana itu bukan Rassya beneran. Tapi Tristan Abang lo sama partnernya," Ucap Farell.
"Iyaa terus gue harus apa?" Tanya Anya.
"Pokoknya kalau gue kenapa-kenapa, lo harus tampar Rassya berkali-kali. Kalau bisa sampai berdarah, abis itu, lo suruh Aqeela peluk Rassya. Karena cuma itu, satu-satunya cara biar Abang lo sama partnernya keluar dari tubuh Rassya."
Anya menghela napasnya.
"Tapi lo janji, kan? Gak akan kenapa-kenapa? Kok malah gue yang takut sih," Sahut Anya.
"Please, Nya. Tolongin gue sekali ini aja, ya? Gue gak peduli, mau gue mati, gue sekarat, gue koma, atau apapun itu. Asal gue bisa nyelamatin Aqee─ Eh, maksudnya nyelamatin Aqeela sama Sandrinna. It's okay," Tambah Farell.
"Kalau lo kenapa-kenapa, gue harus bilang apa sama Mama Papa lo?" Tanya Anya sambil menghembuskan napasnya.
Mama dan Papa Farell bekerja di luar negeri. Farell tidak tahu kapan Mama dan Papanya pulang.
Makanya Mama dan Papanya menitipkan Farell kepada Anya.
"Gak usah bilang," Balas Farell.
"Farell, janji kan? Gak akan kenapa-kenapa?"
Farell mengangguk.
Flashback off.
Anya menghela napasnya panjang-panjang. Farell telah mengingkari janjinya untuk tidak kenapa-kenapa.
××
Sekitaran 3 chapter lagi, selesai wkwkwkw
KAMU SEDANG MEMBACA
My Feelings
Teen FictionKatanya, feeling cewek selalu benar? Kita buktikan saja. Namanya adalah Aqeela Aza Calista. Seorang anak indigo yang memiliki feeling paling kuat. Seorang murid baru, bernama Rassya mengalami kesialan di hari pertama sekolahnya. Rassya penasaran. Me...