•••
Siang ini Arisha dan seorang ART nya sedang berada dalam perjalanan menuju supermarket. Rupanya pagi tadi ia sudah berjanji akan ikut dengan ART nya itu untuk pergi berbelanja bulanan. Walaupun dengan rasa canggung dan merasa khawatir, sang ART membiarkan majikannya untuk ikut dengannya.
Supermarket besar yang lebih seperti ‘gudang’ ini berada di tengah kota. Menyediakan berbagai macam kebutuhan rumah tangga dengan sangat lengkap. Mencari apapun semuanya ada di sini.Arisha membolakkan kedua matanya begitu sang ART langsung mengambil dua troli begitu masuk ke dalam supermarket. Karena jelas selama ini ia tidak pernah ikut berbelanja, tau-tau semua isi kulkas dan yang lainnya sudah penuh.
“Bi, apa satu saja tidak cukup?” tanya Arisha seraya mendorong satu troli dan berjalan menyusuri setiap sudut bangunan ini.
“Tidak Non, kalau belanja bulanan memang sebanyak ini”
“Ahhh begitu. Apa suami ku yang menyuruhnya?”
“Iya Non, kami sudah bekerja di rumah Tuan Andrew sangat lama, bahkan sejak Tuan Saka kecil. Jadi kami yang penuhi kebutuhannya sejak kami dipindahkan bekerja di rumah kalian. Tentu saja kami juga akan memenuhi semua kebutuhan Nona Arisha” wanita paruh baya yang berusia akhir 40 tahunan itu tersenyum pada Arisha.
Mereka berdua mendorong troli memasuki setiap selasar, satu persatu barang dimasukkan. Mulai dari buah-buahan, sayuran, dagiang, bermacam jenis cemilan dan kebutuhan rumah lainnya berurutan dimasukkan ke dalam troli.
Sepanjang berbelanja itu pun, Arisha mendengarkan semua yang diceritakan sang ART dengan seksama. Berhati-hati agar tidak ada terlewat. Beliau menceritakan kalau sejak kecil Saka sangatlah dimanja oleh kedua orangtuanya karena anak bungsu, dan semenjak beranjak remaja ia mulai diberikan kebebasan, ditambah lagi karena kedua orangtuanya yang sibuk sebagai pebisnis.
Beliau juga menceritakan, saat di bangku kuliah dan belum diberi rumah sendiri Saka sering bergonta-ganti membawa perempuan ke rumahnya. Tidak ada hal mencurigakan yang dilakukan Saka bersama para wanita itu, yang entah sebagai kekasihnya atau bukan. Mereka hanya akan mengobrol di ruang tamu, sesekali Saka mengajaknya bermain game di kamarnya.
Rumah orangtuanya dulu sangat sepi, apalagi kalau kedua orangtuanya sedang pergi ke luar kota atau luar negeri. Kedua kakaknya sudah tidak di rumah itu lagi semenjak mereka menikah. Yang tersisa hanyalah Saka dan beberapa ART termasuk beliau. Saat kesepian itu, Saka akan membawa teman-temannya untuk menginap di rumah atau sekedar menemaninya mengatasi kejenuhan sampai tengah malam.
Dan setelah Saka kuliah, ia diberi kepercayaan ayahnya untuk mengurus satu cabang perusahaan. Karena dibalik itu semua, Saka adalah orang yang cerdas, bahkan ia mendapatkan gelar cumlaude saat lulus. Dan Saka juga bersedia.
Puncaknya saat ayahnya sudah ‘muak’ dengan Saka yang selalu membawa perempuan ke rumah, ayahnya bilang kalau beliau sudah mempunyai calon yang akan dinikahkan dengan anak bungsunya itu. Dan sudah bisa ditebak kalau calonnya itu adalah Arisha.
Saka bertengkar hebat dengan kedua orangtuanya saat itu, namun dengan berbagai cara akhirnya ia juga bersedia untuk menikahi Arisha dan dibelikan rumah untuk ditinggali setelah menikah.
Sang ART juga bercerita kalau sebenarnya Saka adalah orang yang sangat baik, bukan hanya kepada teman-temannya tapi juga kepada semua asisten pribadi atau asisten rumah tangganya. Bisa dibilang Saka adalah orang yang sangat royal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion
Chick-LitOrang-orang bilang menikah itu hal yang menyenangkan, orang-orang bilang dengan menikah kau akan bahagia. Nyatanya hal itu tidak berlaku bagi seorang gadis bernama Arisha Galechka. Berniat melamar pekerjaan di sebuah perusahaan, ia malah dimi...