•••
Suara gemerincik hujan masih terdengar sangat jelas, seharian ini hujan tidak berhenti-berhenti. Udara malam ini juga terasa lebih dingin dari malam-malam sebelumnya. Namun hal ini tidak membuat Saka menghentikan kebiasaannya seminggu terakhir ini.
Malam ini pun Saka tetap mengunjungi Arisha, bertemu dengannya tanpa bosan. Bercengkrama dengan keluarga Arisha dengan penuh kehangatan.
Dan kedatangannya kali ini adalah hal yang sangat membuatnya bahagia. Ia tidak bisa berhenti tersenyum sepanjang perjalanan kembali pulang. Berulang kali ia menoleh ke samping kemudinya hanya untuk melihat wajah sang istri.
“Berhenti melihat ke arahku, kau sedang menyetir” ucap Arisha yang menyadari kalau Saka beberapa kali hanya memperhatikannya dan melupakan jalanan di depannya. Jelas membuat Arisha takut kalau ketidakfokusan Saka malah menimbulkan hal yang tak diinginkan.“Tidak bisa. Bagiku ini masih terasa seperti mimpi” kata Saka yang lagi-lagi hanya memedulikan Arisha dibandingkan jalanan dan mobil-mobil yang ada di depannya. Saka menjadi keras kepala dan ngeyel,
“Saka” Arisha menghela napas, memberikan tatapan isyarat agar Saka tidak kehilangan fokusnya selagi menyetir. Laki-laki itu tersenyum dan langsung menuruti perkataan Arisha tanpa ragu. Sementara Arisha menahan senyum melihat tingkah suaminya itu.
Gadis ini memandangi jalanan di luar sana yang nampak basah karena hujan yang sampai sekarang pun belum kunjung reda. Benar apa kata Saka tadi, baginya pun ini terasa seperti mimpi.
Dua minggu menenangkan diri yang sebenarnya tidak seperti itu membuatnya memutuskan untuk kembali pada pelukan Saka. Melihat perjuangan Saka yang nampak tulus dan sungguh-sungguh padanya berhasil membuat Arisha luluh.Dengan penuh pertimbangan setiap harinya dan tidak putus berdoa setiap hari, ia memutuskan untuk mempertahankan pernikahan ini. Menghilangkan semua keraguan yang ada dalam dirinya, walaupun masih ada rasa takut yang menghantui pikiran Arisha. Namun, perlahan ia akan menghilangkan perasaan itu juga.
Karena beberapa waktu terakhir ini semua yang dilakuakan Saka di depan matanya membuatnya yakin akan hal yang menjadi keputusannya saat ini.
Semua hal ini berjalan mulus bagi Arisha, di mana ia berhasil menyembunyikan semuanya dari kedua orangtuanya. Ia berhasil melewati semua yang terjadi dalam pernikahannya selama ini.Satu jam lebih perjalanan Arisha habiskan untuk tidur, dan ia terbangun dengan sendirinya saat mendengar suara Saka menutup pintu mobilnya. Rupanya mereka sudah sampai di rumah yang selama ini menjadi saksi ketidak harmonisan pasangan ini.
Arisha tersentak mendapati Saka yang membukakan pintu mobil untuknya dan langsung tersenyum padanya.
“Kau sudah bangun?” tanyanya yang hanya dibalas anggukan oleh Arisha karena belum sepenuhnya sadar.
“Mau ku gendong?” tawaran Saka itu lantas membuat Arisha tersontak kaget. Seraya merapikan tatananan rambutnya dan mengusap-ngusap wajahnya, Arisha keluar dari mobil.
“Tidak perlu, aku bisa berjalan sendiri”
“Baiklah kalau itu mau mu, aku akan seperti ini saja” Saka melingkarkan lengannya pada pundak Arisha, membuat gadis itu hanya bisa tersenyum tipis ditengah-tengah rasa kantuknya.
Mereka berjalan masuk ke dalam rumah, suasananya sangat sepi karena semua ART sudah pulang dan sudah beristirahat. Jam di dinding saja sudah menunjukkan pukul 2 dini hari.
Arisha memandangi setiap sudut di rumah ini. Ia sangat merindukan rumah ini terlepas dari semua kenangan buruk yang ada di pikirannya, karena selama ia menempati rumah ini ia masih merasakan kenangan-kenangan yang sangat indah, entah dengan para ART atau dengan anjing peliharaan Saka yang sudah sangat akrab dengannya.
“Rumah ini sangat sepi saat kau tidak ada. Semua ART di sini merindukanmu. Mereka pasti senang melihatmu kembali” ujar Saka
“Aku juga sangat merindukan mereka. Rasanya seperti sudah sangat lama aku meninggalkan rumah ini padahal hanya dua minggu, walaupun rencananya aku akan pergi lama dan mungkin tidak akan pernah kembali lagi kalau bukan karena seseorang” tutur Arisha yang diakhiri dengan sindiran halus, membuat Saka yang menyadari itu langsung tertawa kecil.
“Maaf, itu semua karena aku merindukamu. Jadi, jangan pernah meinggalkan rumah ini lagi untuk waktu yang lama” Saka mendekati Arisha lalu menarik gadis itu ke dalam pelukannya dan disaat yang bersamaan Arisha juga membalas pelukan Saka.
“Akan aku ingat janji mu”
“Siap Nyonya! Kau bisa menyuruhku tidur bersama Leo kalau aku mengingkari janji itu”
Kalimat itu berhasil membuat Arisha tertawa ditengah sunyi nya malam ini. Terdengar menyeramkan bagi orang yang mendengarnya, namun bagi mereka berdua ini adalah awal yang sangat baik untuk memulai kembali semua kenangan baik di rumah ini.
•••
Samar-samar Arisha mendengar suara yang berhasil membuatnya terbagun pagi ini, yaitu suara alarm di handphone nya. Lalu ia menyadari kalau Saka sudah tidak ada di sampingnya, padahal ini masih jam setengah 6 pagi.
Hatinya tersentak, pikirannya kembali pada memori masa lalu yang sangat menyiksanya. Berbagai pertanyaan muncul di benaknya.
Apa Saka kembali seperti dulu lagi?
Meninggalkan rumah sebelum dirinya terbangun? Bagaimana jika itu terjadi lagi? Apa yang semua dia katakan itu bohong? Apakah yang terjadi beberapa waktu ini hanyalah sebuah mimpi?Arisha merasakan sesak dalam dadanya, menahan air matanya agar tidak keluar. Ia segera beranjak dari tempat tidurnya. Melihat ke kamar mandi, dan Saka tidak ada di sana.
Ia berjalan menuruni tangga dengan sedikit terburu-buru dan betapa leganya ia begitu mendapati sosok yang sedang ia cari sedang berada di dapur, masih dengan piyama yang melekat di tubuhnya.
Gadis itu lantas menghampiri Saka yang sedang sibuk memasak, dan Saka langsung menyadari kehadiaran Arisha.
“Kenapa kau sangat terburu-buru? Bagaimana kalau kau jatuh?” Saka rupanya mengetahui hal itu,
“Aku bangun pagi bukan meninggalkanmu, aku ingin memasak sesuatu untukmu” Saka tersenyum, lalu membiarkan Arisha memeluknya. Ia tau apa yang dirasakan Arisha sekarang. Kecemasan dan ketakutan yang masih ada dalam diri Arisha.
Dan hal itu juga menimbulkan kembali perasaan bersalahnya, sepertinya perasaan bersalah akan tetap ada dalam diri Saka, sekeras apapun ia membalikan keadaannya sekarang. Saka benar-benar menyesali semua yang terjadi selama ini, ia membenci dirinya yang saat itu.
“Kan aku sudah berjanji. Aku tidak akan meninggalkanmu lagi” Saka mengusap rambut yang menghalangi wajah Arisha, sekarang ia bisa melihat wajah mungil Arisha yang sangat menggemaskan.
Semua makanan sudah tersaji rapi di meja makan, dan semua itu Saka yang membuatnya. Mereka berdua menyantap sarapannya bersama, beberapa asisten rumah tangga yang melihat hal itu pun tak berhenti menggoda Arisha dan Saka.
Baik Arisha dan Saka, mereka berdua menikmati momen ini. Semua terasa sangat membahagiakan, Saka yang sudah membuka hati sepenuhnya untuk Arisha dan Arisha yang juga sudah menerima Saka kembali menciptakan suasana yang sudah tidak sedingin dulu.
Dinding pembatas yang membatasi mereka berdua perlahan kian menghilang. Dan akan sepenuhnya menghilang seiring berjalannya waktu.
—TBC—
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion
ChickLitOrang-orang bilang menikah itu hal yang menyenangkan, orang-orang bilang dengan menikah kau akan bahagia. Nyatanya hal itu tidak berlaku bagi seorang gadis bernama Arisha Galechka. Berniat melamar pekerjaan di sebuah perusahaan, ia malah dimi...