Seven

2 0 0
                                    

•••

             Gadis cantik dengan rambut sebahu ini menatap dirinya di cermin, memandangi dirinya cukup lama lalu tersenyum. Ia baru saja memoleskan make up ke wajahnya, simpel dan tidak berlebihan.

             Perasaannya hari ini berbeda dengan hari-hari sebelumnya, rasanya ia sedang diberi hadiah oleh Tuhan. Ia sangat bahagia, bahkan bisa dibilang ia terlalu bahagia sampai ART yang melihatnya pun penasaran dengan apa yang terjadi pada majikannya itu.

“Suamiku mengizinkanku pergi, aku akan kembali sebelum jam 5” katanya dengan sangat lantang, dan terpancar jelas rona kebahagiaan di wajah Arisha. Tak henti-hentinya ia menebar senyuman.

“Syukurlah, kami ikut senang. Semoga harimu menyenangkan,Nona”

Arisha mengangguk pelan.
Ia benar-benar gadis yang sopan, bahkan meskipun sang supir menawarkan untuk mengantarnya berjalan-jalan, ia menolaknya. Ia lebih memilih untuk naik bus. Karena rasanya ini adalah hari yang sangat bebas untuknya, dan jika diantar oleh supir menurutnya kata bebas itu akan hilang.

           Dan ya, momen ini adalah hal yang sangat ia nantikan selama ini. Sejak menikah. Sejak ia menjadi seorang istri. Dan selama ia terkurung di dalam rumah mewah itu. Ia masih ingat saat Saka dengan jelas mengizinkannya untuk pergi, walaupun masih dengan batasan. Ia sangat mensyukurinya.

           Tapi itu tidak membuat Saka
berubah. Ia masih menjadi suami dengan sifat yang dingin bagi Arisha. Entah bagaimana ia harus melunakan hatinya, berdoa setiap hari rasanya belum cukup. Bahkan saat tadi pagi pun, seperti biasa Arisha tidak melihat Saka di tempat tidurnya. Dan sudah bisa ia simpulkan, suaminya itu pergi saat Arisha belum bangun.

           Hal pertama yang gadis ini lakukan setelah turun dari bus dan setelah beberapa menit perjalanan adalah, berjalan-jalan di taman kota. Rasanya ia bisa merasakan kembali dirinya yang mempunyai jiwa kebebasan. Rasanya ia sedang kembali pada masa-masa dulu ia kuliah. Sering kali ia mengunjungi dan duduk di bawah pohon rindang hanya untuk menenangkan pikirannya, seperti ini.

            Dan sekarang, ia mengulangi hal itu. Duduk di bawah pohon rindang sambil memakan es krim yang ia beli. Ia tak berhenti tersenyum saat melihat anak-anak kecil bermain berlarian di depannya. Bahkan ia juga memperhatikan semua orang yang ada di taman ini. Sangat menyenangkan. Seperti ia terlahir kembali.

             Lalu, hal kedua yang ia lakukan adalah ia pergi ke perpustakaan kota. Kegemarannya membaca tidak membuat ia bosan membaca. Bahkan semua buku yang ada di kamarnya sekarang, sudah hampir selesai dibaca. Bahkan ada yang dibaca berulang kali. ia menyukai jenis buku apapun, dari sana juga ia belajar tentang hal yang belum ia dapatkan sebelumnya.

            Beberapa jam ia habiskan hanya dengan membaca, mengelilingi hampir semua sudut perpustakaan. Itu adalah kepuasan tersendiri baginya, tidak ada rasa bosan atau semacamnya. Ia sangat menikmatinya.

            Dan hal ketiga yang ia lakukan adalah mengunjungi sebuah café. Rupanya gadis ini tidak bisa menahan perutnya yang lapar, berjalan-jalan seharian mengelilingi sebagian kota membuatnya lelah dan kelaparan. Ia masuk ke dalam café, memesan beberapa menu dan matanya menerawang seluruh sudut café, mencari tempat untuk duduk.

“H-hai” seseorang menepuk pundaknya saat ia hendak duduk yang sontak membuat ia membuat pertahaan diri.

“Maaf aku mengagetkanmu. Apa kau tidak mengenalku?”tanyanya, Arisha menggeleng pelan

DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang