•••
Hari demi hari Saka lalui bersama Arisha di rumah ini. Saka akan menempel pada istrinya itu setiap hari. Melakukan semua hal berdua. Setiap pagi sebelum Saka berangkat kerja, jika ada waktu ia akan menyiapkan sarapan untuk dirinya dan sang istri. Sesekali Arisha akan membantu Saka atau akan memperhatikan suaminya itu dari kejauhan.
Dan sesekali juga Arisha akan membuatkan bekal makanan untuk Saka kalau suaminya itu harus lembur. Gadis ini tidak ingin membiarkan suaminya itu sakit karena kelaparan, walaupun sebenarnya bisa saja Saka menyuruh asistennya untuk membelikannya makanan.
Namun perhatian seorang istri terntu akan terasa sangat berbeda, itu juga yang dirasakan oleh Saka. Ia akan menyantap habis makanan yang sudah dibuat oleh Arisha dan hanya menyisakan tempat makannya saja saat dibawa pulang.
Sekarang semuanya sudah berbanding 180 derajat. Keberadaan Arisha yang dulu selalu disembunyikan Saka agar tidak diketahui oleh semua pegawai di kantornya, akhir-akhir ini dengan bangga Saka memperkenalkan Arisha.
Bahkan beberapa waktu lalu, Saka membawanya ke acara gathering kantornya. Di mana sebelum-sebelumnya Saka ditemani Viola. Seorang wanita yang sudah tidak ada lagi hubungan dengan dirinya dan menghilang bagaikan ditelan bumi.Tidak ada kabar sedikitpun tentangnya. Matthew atau Edwin pun tidak ada yang tau kabar atau keberadaannya. Saka sudah mulai melupakan semua kenangannya dengan Viola, namun tidak akan melupakan sosoknya.
•••
Arisha memandangi bingkai foto besar yang terpampang sangat jelas di dinding ruang tamu. Ia tak bisa berhenti memandanginya seraya tersenyum. Sebuah pemandangan yang terasa sangat berbeda sekarang.
Potret dirinya dan Saka yang sedang tersenyum bahagian disaat pernikahan membuatnya sedikit meneteskan air mata. Walaupun itu sudah terpasang sejak dulu, namun saat itu ia tidak bisa merasakan rasa bahagia seperti yang ia tunjukkan dalam foto itu.
Berbeda dengan sekarang, rasanya ia sangat bahagia saat melihatnya. Dirinya yang sangat cantik dengan balutan gaun berwarna putih dan Saka yang sangat tampan dan gagah dengan balutan tuxedo yang melengkapi penampilannya. Membuat pikiran Arisha kembali ke masa itu.
“Kau menangis?”
Arisha tersontak begitu mendengar suara itu. Buru-buru ia menghapus jejak air matanya. Seorang Matthew sudah berdiri di sampingnya. Seperti penyusup yang tiba-tiba masuk ke dalam rumah. Suara langkah kaki Matthew tidak terdengar oleh Arisha. Gadis ini terlalu fokus pada apa yang menjadi perhatiannya, hingga tidak menyadari hal yang terjadi disekitarnya.
“Aku sangat ingat saat itu, kalian berdua terlihat sangat bahagia. Sama seperti dalam foto ini. Walaupun aku sangat tau apa yang sebenarnya terjadi. Ahhh tidak! Aku tidak akan membicarakan itu lagi” Matthew tersenyum canggung setelah tidak sengaja mengatakan hal yang sudah sangat ia lupakan.
“Kau ini” gumam Arisha seraya tersenyum tipis lalu menyuruh Matthew untuk duduk di sofa sementara dirinya menyiapkan minuman untuk sang tamu.
“Ada apa kau mendadak kemari? Biasanya kau menelponku dulu”Sesaat kemudian Matthew mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya lalu memberikannya pada Arisha. Sebuah kertas bertuliskan nama Matthew dan nama seorang wanita tertera jelas begitu Arisha membaca kertas itu.
“Kau mau menikah?” Arisha terkejut begitu selesai membaca, matanya membola dan ia menatap Matthew yang sekrang sedang tersipu malu dan salah tingkah.
“Aku sudah memberitahu Saka kemarin secara lisan, dan sekarang aku mengundang kalian untuk hadir di pernikahanku secara formal”
“Hey, bagaimana bisa? Saka tidak pernah bercerita padaku tentang ini. Aku pikir kau masih ingin sendiri” Arisha masih tak percaya begitu mendengar Matthew yang akan menikah minggu depan.
“Saka dan Edwin juga terkejut begitu aku bilang kalau aku akan menikah. Aku tidak menceritakan pada siapapun kalau aku sedang berpacaran atau semacamnya”
Rasa penasaran Arisha itu berhasil membawanya melontarkan beberapa pertanyaan pada Matthew, dan membuat mereka mengobrol berjam-jam. Matthew menceritakan kalau calon pasangannya ini adalah teman masa kecilnya dulu. Matthew bertemu dengan pasangannya itu saat ia sedang menggelar pameran lukisan karyanya, dan wanita itu ternyata bekerja sebagai kurator yang menangani kegiatannya itu.
Sementara itu, hubungan Saka dan Matthew sudah kembali membaik setelah pertengkaran tentang Arisha. Berbicara tentang Arisha, Matthew tidak menyangkal kalau dulu ia pernah tertarik pada sosok Arisha. Namun, sekarang ia sudah mengubur perasaan itu sangat dalam.
Karenanya sekarang ia sudah menemukan sosok yang sangat ia cintai. Sosok yang ingin ia lindungi selama sisa hidupnya. Dimana semua itu akan disahkan segera.
•••
Arisha sedang sibuk di dapur sejak beberapa menit yang lalu. Ia sibuk menyiapkan bahan makanan untuk ia olah menjadi menu makan malam hari ini. Masih ada bebapa jam sebelum Saka pulang.
Inilah kebiasaan Arisha beberapa waktu terakhir, menyiapkan makan malam untuknya dan suami dengan bantuan seorang asisten rumah tangga yang biasa melakukan pekerjaan ini. Walaupun ia belum terlalu pandai dalam hal memasak, namun ia selalu mencoba yang terbaik dan kerap kali Saka memujinya.
Tidak tau apakah itu pujian hanya untuk menyenangkan hati Arisha atau benar-benar sebuah pujian yang sangat tulus, Arisha akan tetap melakukan yang terbaik. Terlebih lagi ia sudah sering mencoba-coba resep baru yang dilihat di internet.
Suara langkah kaki terdengar begitu Arisha menyajikan hidangan di meja makan. Dan tepat disaat itu, Saka muncul di hadapan sang istri. Dengan tersenyum hangat, Saka menghampiri Arisha dan mencium keningnya dengan lembut.
“Aku akan segera kembali setelah mandi” kata Saka setelahnya, Arisha tersenyum dan mengangguk.Tak lama kemudian, Saka menghampiri Arisha di ruang makan. Dengan menggunakan piyama dan rambut yang setengah kering, penampilan Saka terlihat lebih segar. Berbeda dengan setibanya di rumah tadi, wajahnya nampak lesu. Sudah pasti ia lelah dengan pekerjaannya.
“Sepertinya kau memasak menu baru hari ini” ucap Saka begitu melihat makanan yang tertata rapi di meja makan.
“Makanlah, nanti beri aku pujian” Arisha tersenyum dengan sedikit manja yang membuat Saka gemas melihat tingkah istrinya itu dan segera melahap makanan yang ada di depannya.“Wow. Sepertinya aku harus membuka restoran dengan menu istriku” Saka tak berhenti memuji masakan Arisha yang menurutnya benar-benar enak. Ini benar-benar pujian untuknya. Masakannya sangat enak walaupun bisa dibilang ini pertama kalinya ia membuatnya.
Arisha hanya terkekeh geli, ia menyuruh Saka untuk berhenti memujinya seperti itu. Tapi Saka tidak menghiraukannya. Melihat itu Arisha hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.
—TBC—
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion
ChickLitOrang-orang bilang menikah itu hal yang menyenangkan, orang-orang bilang dengan menikah kau akan bahagia. Nyatanya hal itu tidak berlaku bagi seorang gadis bernama Arisha Galechka. Berniat melamar pekerjaan di sebuah perusahaan, ia malah dimi...