Untuk kamu, seseorang yang tidak ingin kumiliki.
Aku mungkin manusia paling aneh yang pernah kamu temui. Aku sudah berusaha sekuat tenaga untuk tetap diam-diam menyukaimu. Tapi tetap saja kamu selalu punya cara untuk membuatku sadar bahwa kamu mungkin menyadarinya. Seandainya saja kita tidak perlu bertatapan muka, maka mungkin akan lebih mudah untuk membuatmu tidak menyadarinya.
Tentu saja itu dulu, saat kupikir tidak ada gunanya memberitahumu. Saat kesempatan untuk bertemu masih sangat banyak. Dan saat kamumasih bersama dia, kekasihmu.
Sekarang, di saat tidak ada lagi yang perlu kukhawatirkan. Di saat aku tidak lagi merasakan sesak setiap kali mereka (teman-temanku) mencoba untuk membahas tentang kita. Semuanya menjadi terasa perlu untuk diungkapkan.
Iya. Aku tahu semua ini hanyalah masa lalu. Kamu bahkan mungkin sudah tidak tertarik lagi membahasnya. Tapi, aku adalah manusia paling keras kepala yang pernah kamu temui, bukan? Aku juga tahu itu. Kamu seringkali mengatakannya ketika kita sedang beradu pendapat. Kadang ada saat aku menertawakan masa-masa itu. Masa-masa yang sebenarnya tidak lucu tetapi menjadi sangat lucu karena kita adalah sepasang manusia yang tidak pernah menjadi pasangan. Lucu, karena kamu pernah berharap untuk mewujudkannya. Hmm. Baiklah, aku ralat. Kita sama-sama pernah berharap untuk mewujudkannya.
Sekian tahun berlalu. Kita masih saja tidak bersama. Kita hanyalah sepasang manusia yang tidak akan pernah menjadi pasangan. Kamu sudah mencoba untuk mewujudkannya. Aku yang tidak. Tidak setelah aku sadar bahwa aku tidak ingin memilikimu. Tidak setelah aku sadar bahwa kamu hanyalah seseorang yang terlalu mencintai dirimu.
Hei, tahukah kamu? Hatiku mungkin menyukaimu. Namun isi kepalaku tidak pernah ingin memilikimu.
Dari aku, yang tidak ingin memilikimu.
31 Januari 2015
KAMU SEDANG MEMBACA
Menghapus Jejakmu
Short Story30 Hari Menulis Surat Cinta • 30 Januari - 28 Februari 2015 Jangan pernah kembali untuk mendorongku jatuh ke lubang yang sama. Aku tidak lagi selemah itu. ~@AuliyaSahril