Untukmu yang telah kuhapus jejaknya
Hari ini tiba-tiba ingin menulis sesuatu tentangmu. Meskipun kita telah sama-sama tahu bahwa takdir tak berpihak pada kita, meski kita tahu bahwa jalan kita berada di arah yang berlawanan, tak ada salahnya kita kembali memutar waktu. Saat-saat kita masih dapat tertawa lepas bersama. Membicarakan hal bodoh yang kadang saking tidak pentingnya membuat perutku melilit karena kebanyakan tertawa.
Masih ingat saat kau menyebut-nyebut tentang masa depan? Aku sudah punya jawabannya sekarang. Ya, meskipun belum sepenuhnya akan terjadi. Namun saat ini aku sudah cukup meyakininya.
Ah iya, beberapa hari yang lalu, aku bermimpi. Mimpi aneh. Aku melihatmu di masa depan, tersenyum tipis wajahmu memancarkan sesuatu penuh keresahan. Kau dengan jas hitam slim-fit itu nampak sangat cocok dan tampan, namun wajahmu menunjukkan kegelisahan. Ada apa?Tanganmu dingin saat menjabat tanganku. Aku ingat sekali rasanya, jabatan itu sangat erat seolah kau tak ingin melepasnya. Aku menatap matamu dan tangan kita bergantian, merasa tak nyaman karena orang-orang mulai memerhatikan kita. Ya Tuhan, kau kenapa?
Entahlah. Mimpi macam apa itu dan pertanda apa. Aku tak pernah bersusah payah mencari tahu. Aku ingin hidup lebih nyaman sekarang dan selamanya.
Aku pernah berjanji untuk melupakan kita. Sekarang aku tak lagi merasakan sakit saat mengingat kejadian saat-saat kita bersama. Apakah itu sudah cukup membuktikan bahwa aku telah benar-benar melupakan kita? Semoga...
KAMU SEDANG MEMBACA
Menghapus Jejakmu
Cerita Pendek30 Hari Menulis Surat Cinta • 30 Januari - 28 Februari 2015 Jangan pernah kembali untuk mendorongku jatuh ke lubang yang sama. Aku tidak lagi selemah itu. ~@AuliyaSahril