Hai kamu,
Aku kadang penasaran, apa kesan pertamamu saat kali pertama bertemu denganku. Apakah sama dengan orang-orang lain? Mengapa mereka seringkali berpikir bahwa aku seorang yang dingin. Padahal rasa-rasanya rahangku sudah pegal-pegal karena keseringan senyum. Iya sih aku jarang berbicara, bahkan sangat seperlunya tapi itu juga karena aku bingung mau ngomong apa.
Awalnya kupikir kamu juga seperti itu, seseorang dengan pribadi yang dingin nan misterius. Tidak mungkin berteman dengan orang sepertimu. Mati gaya iya. Dicuekin iya.
Dugaanku salah.
Kamu seperti kopi hangat yang ketika diminum bisa membuat yang ngantuk menjadi tidak ngantuk. Kecuali obrolan kita berubah menjadi terlalu serius atau kamu tiba-tiba menghilang di tengah-tengah obrolan penting. Rasanya pengen ngejitak terus kabur saking gemesnya. Hahaha.Tidak banyak yang bisa membuatku berbicara panjang lebar. Tapi denganmu, rasanya tidak ada omongan yang perlu difilter. Kita bisa berbagi cerita apa saja dan kita menertawakan apa saja bahkan hal-hal yang paling tidak lucu sekalipun.
Lucunya, kita seringkali menertawakan kebodohan kita masing-masing. Aku menertawakan kebodohanmu dan begitupun kamu. Kadang aku heran, mengapa kita selalu punya hal-hal untuk ditertawakan?
Kadang aku juga penasaran, siapa saja teman berbagimu selain aku. Apakah kamu juga suka mengawali obrolan kalian dengan sapaan aneh macam haeeooo atau malah sengaja memanggil nama mereka dengan ejaan yang salah biar langsung diomelin?
Terakhir, aku mau bilang terimakasih sudah menjadi si kopi hangat yang menyenangkan. Tetaplah menjadi pribadi yang hangat bagi teman-teman dekatmu dan orang-orang di sekitarmu. Dan semoga kamu segera menemukan dia yang kamu cari. Amin.
~AS
24022015
KAMU SEDANG MEMBACA
Menghapus Jejakmu
Short Story30 Hari Menulis Surat Cinta • 30 Januari - 28 Februari 2015 Jangan pernah kembali untuk mendorongku jatuh ke lubang yang sama. Aku tidak lagi selemah itu. ~@AuliyaSahril