Untukmu, lelaki yang tak pernah mengenal lelah.
Percayakah kau pada takdir? Sebab aku selalu percaya, bahwa setiap hal yang terjadi di masa lalu dan masa sekarang telah diatur oleh-Nya.
Dalam surat ini izinkan aku bernostalgia sebentar. Mungkin kau sedikit banyak telah melupakannya. Tapi aku, memoriku menyimpan semua momen penting dengan sangat baik.
Kau mengajakku membangun hubungan ini bermodalkan rasa cinta. Benarkah? Sedang aku, jujur saja, aku menerima ajakanmu dengan alasan sebuah iman. Iya aku bukannya menyetujui ajakanmu karena aku mencintaimu. Tapi aku percaya bahwa kau tidak akan pernah menyakitiku. Bukan kau yang meyakinkanku, tapi Tuhan pencipta semesta dalam solat istikharah yang kulakukan beberapa saat sebelum akhirnya memutuskan untuk menerimanya.
Tahukah kau? Di waktu yang tidak berselang lama saat kau mengajakku membangun hubungan itu, aku juga menerima beberapa ajakan lainnya. Mereka adalah orang-orang yang telah lama mendekatiku, namun kau, seseorang yang baru kukenal dalam waktu beberapa minggu saja justru mampu meyakinkanku untuk membangun hubungan itu. Inikah yang disebut-sebut sebagai takdir?
Hubungan yang kita bangun awalnya berjalan dengan manis, sampai akhirnya, beberapa kejadian membuatku kehilangan rasa simpati dan empati kepadamu. Namun segala hal yang kulakukan untuk merobohkan hubungan ini hanyalah kesia-siaan. Kau, tanpa mengenal lelah, menambal dan terus menambal setiap lubang dan retakan yang ada.
Apa yang membuatku segitu lemahnya hingga seringkali tak kuat lagi untuk bertahan?
Kaukah yang membuat setiap rasa yang kupunya sedikit demi sedikit terkikis oleh masa? Ataukah takdir yang tak berpihak lagi pada kita?
Harus dengan cara apalagi agar aku mempu mengembalikan kepercayaan itu? Sebab dulu saat kita mengawalinya, Tuhan sendiri yang membuatku yakin akan kita.
Sekarang, jika kau mempertanyakan lagi tentang kita, mungkin waktulah yang akan menjawabnya. Sebab kita, para manusia, hanya mampu membuat rencana yang tak pernah menemukan kata habis.Dari aku, perempuan yang kautunggu.
Lembah Gunung Bawakaraeng, 15 Februari 2015.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menghapus Jejakmu
Short Story30 Hari Menulis Surat Cinta • 30 Januari - 28 Februari 2015 Jangan pernah kembali untuk mendorongku jatuh ke lubang yang sama. Aku tidak lagi selemah itu. ~@AuliyaSahril