Lagi-lagi surat ini kutujukan untukmu. Iya kamu. Kamu yang berhasil bikin hidupku kacau karena belum bisa berhenti memikirkanmu.
Ah iya, surat ini sekadar info saja sih kalau sebentar lagi aku akan move-on dari kamu. Haha. Masih berjuang sih. Makanya kamu bantuin dong! Jangan bisanya cuma datang dan pergi begitu saja kayak lagunya Letto. Ckck!
Sudah berapa banyak move-on yang kulalui dalam hidupku. Bukan berarti aku sudah berpacaran dengan banyak lelaki. Sebenarnya justru yang tidak pernah kumiliki itulah yang seringkali bikin galau. Hahaha. Kenapa jadi bahas ini?! Ckck.
Oke balik ke topik. Kamu juga sama sih rese'nya dengan para lelaki terdahulu yang pernah hadir dalam hidupku. Harus binggow gitu bikin aku galau? Ugh!
Begini saja deh. Kita bikin perjanjian. Permintaanmu untuk melupakan kita itu pasti akan kukabulkan, tapiii... Kamu harus berjanji satu hal: Jangan pernah kembali, meski aku meminta, meski aku memohon, meski kita sama-sama masih menyimpan perasaan rindu.
Sudah cukup deh galau-galauan dalam hidupku. Aku harus kembali fokus ke masa depan. Kuliahku di Inggris tinggal menghitung bulan. Eh iya, kamu sudah tahu kan kalau tahun ini aku akan kuliah di sana? Terusss, kalau galau tentang kamu bikin aku jadi tidak fokus, ini semua salah kamu. Sa-lah ka-mu! Ingat!!!
Iya, makanya kita kembali saja ke kebiasaan kita yang dulu. Aku dengan kesibukanku, kamu dengan kesibukanmu. Matikan rasamu. Kumatikan rasaku. Impas, kan?
Dari aku yang sedang menghapus jejakmu.
Di Kota Anging Mamiri, 9 Februari 2015.

KAMU SEDANG MEMBACA
Menghapus Jejakmu
Short Story30 Hari Menulis Surat Cinta • 30 Januari - 28 Februari 2015 Jangan pernah kembali untuk mendorongku jatuh ke lubang yang sama. Aku tidak lagi selemah itu. ~@AuliyaSahril