Part 3 Menghapus Jejakmu

250 4 0
                                    

Ini untuk kamu kalau kamu tahu siapa kamu. Beberapa surat sebelumnya juga untuk kamu kalau kamu sadar siapa kamu. Itupun kalau kamu tahu surat ini pernah ada.

Kita belum merasakan banyak hal bersama sebenarnya. Kita beberapa kali menghabiskan waktu untuk berceloteh tentang banyak hal, kebanyakan sebenarnya hanyalah obrolan tidak penting namun mampu melepas tawa dan penat di kepala kita usai menjalani hari-hari yang melelahkan.

Beberapa bulan belakangan kurasa kita memang sedang sibuk dengan urusan kita masing-masing. Hubungan kita menjadi tidak seru, tidak lagi menyenangkan. Aku kangen kita yang dulu. Namun rasanya tidak mudah membuat semua itu terjadi. Aku selalu merasa dirimu semakin jauh sementara aku yang bukan siapa-siapa, hanya mampu menatap langkahmu yang perlahan semakin menjauh.

Aku bukannya mengharapkan sesuatu dari hubungan kita yang dulu sempat menyenangkan. Aku sadar,
jejak yang pernah kutorehkan di kehidupanmu itu sama sekali tidak ada artinya. Pun aku berharap jejak-jejak kebersamaan kita segera lenyap secepat hilangnya jejak kaki di pantai disapu ombak. Mungkin dengan begitu tak satupun di antara kita yang akhirnya merasakan sakit kehilangan.

Belakangan aku juga memikirkan banyak hal tentang kita. Kalau apa yang sempat terjadi itu disebut perasaan cinta, mungkin aku mencintai orang yang salah. Atau mungkin setiap rasa yang pernah ada hanyalah kebodohanku saja. Mungkin kita hanya sedang membutuhkan seseorang untuk berbagi. Namun kita atau kurasa hanya aku yang menyalahartikannya.

Entahlah. Kurasa aku sudah lelah. Mungkin sudah waktunya kuminta hujan tuk menghapus jejakmu. Toh kamu sendiri yang memutuskan untuk pergi. Pun memintaku untuk menemukan kebahagiaan yang lain.

Ps: Jangan pernah kembali untuk mendorongku jatuh ke lubang yang sama. Aku tidak lagi selemah itu.

_Dari aku yang sedang menghapus jejakmu

Di Kota Anging Mamiri, 8 Februari 2015

Menghapus JejakmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang