DOM - Part 8

7.8K 237 21
                                    

🍂

Setelah makan malam hanya berdua bersama Laura, Alodie berjalan menuju kamarnya.

Sesaat sebelum Alodie menutup pintu kamar, mata nya menangkap Liam sedang berjalan dari arah ruang kerja Alan Wade.

"Banning." Panggil Alodie membuat Liam menghentikan langkahnya.

"Ada yang bisa ku bantu, Nn. Wade?" Tanya Banning datar dan dingin seperti biasanya.

"Ada yang ingin kukatakan." Alodie memberi Liam isyarat untuk masuk kedalam kamarnya.

"Silahkan katakan, Nn. Wade.. ak-.."

"Tentang malam itu." Putus Alodie sebelum Liam sempat menuntaskan kalimatnya.
Membuat Liam menghela napas berat dan sejenak menatap kesekitar lantai 2 kemudian masuk kedalam kamar gadis itu.

"Lebih baik kita tidak membahas tentang itu lagi, Nn. Wade." Kata Liam langsung tanpa menatap Alodie yang masih tertegun melihat sikap pria yang mengisi pikirannya 4 hari terakhir.

"Aku berusaha, Banning." Alodie berusaha menahan gejolak yang bergelora didalam dirinya.

Setiap menatap wajah pria itu selalu membuat tubuh Alodie bergelanyar aneh.
Semua hal yang mereka lakukan malam itu berputar ulang dikepala Alodie.

"Baiklah, bila tidak ada yang lain aku akan pergi. Selamat malam, Nn.." Liam bergerak melangkahkan kakinya menuju pintu.

"Katakan." Kata Alodie membuat langkah tegas pria itu terhenti.

Liam menoleh menatap Alodie dengan tatapan penuh tanya.

"Katakan kau ingin aku melupakan semua yang terjadi diantara-..."

"Lupakan tentang semua itu, Nn. Wade. Kumohon.." Liam lebih dulu memotong sebelum Alodie sempat menyelesaikan kalimatnya.

Perkataan Liam yang terdengar yakin dan tegas bagaikan pisau bermata dua yang menghujam hati Alodie.
Airmata begitu saja berguguran bak
Daun maple dimusim gugur.

Alodie tidak menjawab Liam yang langsung meninggalkan kamar itu sesaat setelah mengatakan hal yang harus dia katakan.

Sial! Batin Liam.

Dia merapatkan punggung nya dibalik pintu coklat tua kamar tidurnya.
Pandangan mata Alodie yang begitu terluka membuat hati Liam terganggu.

Tapi ini yang terbaik yang bisa dia berikan.
Dia dan gadis itu, mustahil.
Tidak akan pernah bisa.
Lagi, Liam mengusap wajahnya kasar dan melemparkan tubuhnya dikasur.

....

"Morning, Nn..-" mata Laura nampak terkejut melihat mata sembab dan bengkak Alodie.

"Apa kau baik-baik saja, twinkle? Apa kau sakit?" Tanya Laura.
Wajah cantik Laura yang sudah mulai tergerus usia berkerut meneliti wajah menyedihkan Alodie yang begitu nampak jelas.

"Tidak, Aku baik-baik saja Laura, terimakasih." Alodie menjawab dengan senyum palsu.

Andai saja dia memiliki seseorang untuk menumpahkan kesedihannya, Mungkin segala beban yang membuat dada nya sesak akan sedikit berkurang.

kepergian ibu nya saat usia nya masi berusia 9 tahun dan tidak ada nya Lyne membuat Alodie tidak memiliki siapapun lagi sekarang.

"Kau tidak pernah seperti ini, nak. Apakah ada sesuatu yang terjadi?" Wanita itu mengusap lengan Alodie lembut.

Belaian hangat nya hampir saja membuat Alodie kembali menangis dan menceritakan semua yang mengganjal dihatinya.

Alodie menggeleng cepat, "Aku hanya merindukan mommy, Laura.." Alodie berusaha menelan kesedihan yang hampir memuncah keluar.

DELICIOUS OLDMANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang