DOM - Page 3

11.3K 246 5
                                    

🍂

"Ck. Ck. Ck... kurasa hadiah itu akan meleleh 1 jam dari sekarang. Sepanjang minggu ini kau begitu sibuk memandangi nya, princess..."goda Lyne.

"Bukan urusan mu!" Endus Alodie kesal.

Lyne hanya tertawa melihat alodie mengerutkan bibirnya.

"Lyne..." Alodie menggantung kalimatnya.

Lyne menatap Alodie penuh tanya.

"Unmm.. itu. Apakah kau memiliki seorang kekasih?" Tanya Alodie ragu.

"Rahasia. Kenapa?"

"Ohh. Ayolah. Aku bahkan tidak menyembunyikan apapun darimu."

"Setiap orang punya rahasia, princess."

"Jangan memanggilku seperti itu!"

Lyne tertawa, "sebenarnya apa yang ingin kau tanyakan, ha? Jangan basa basi. Aku tau bukan itu inti dari pertanyaan mu." Tanya Lyne meneliti wajah Alodie.

"Berjanjilah kau akan merahasiakan ini, okay?"

"Tidak janji."

"Lyne!" Geram Alodie.

"Katakan."

"Pernah kah kau bercinta? Having sex?" Tanya Alodie akhirnya membuat Lyne menatap nya sedikit terkejut.

"Hentikan tatapan mu, dan jawablah." Tuntut Alodie guna menutupi rasa malu nya.

Sejak kecil Alodie tidak memiliki siapapun untuk membahas hal seintim ini.
Jadi hanya Lyne satu-satunya orang yang mungkin bisa dia tanyain.

"Kenapa kau bertanya tentang itu? Hm?"

"Jangan bertanya balik, karena disini aku yang duluan bertanya." Sergah Alodie.

Lyne diam, menatap kembali kelayar laptop didepan nya.
Wajah serius Lyne berangsur santai sekarang.

"Kau tidak akan menjawab?" Lagi tanya Alodie karena Lyne tidak membuka mulutnya.

"Tidak." Jawab Lyne santai.

"Kenapa?"

"Hanya tidak mau." Dari samping Alodie bisa melihat Lyne melengkungkan senyum usilnya.

"Lyne! Ayo lah.." tuntut Alodie putus asa.

Lyne berbalik menatap Alodie lebih serius sekarang.

"Kenapa kau menanyakan hal itu? Karena Kau ingin melakukan nya akhir pekan ini? Atau Apa kau sudah melakukan nya?" Tanya Lyne to the point membuat Alodie terperangah.

"Lyne! Kecilkan suaramu!" Endus Alodie matanya membulat.

"Apapun yang ada didalam pikiran mu, Al.. lebih baik pikirkan lagi. Itu bukan hal sederhana. Sekali kau melakukannya, kau tidak bisa membatalkan nya. Meskipun kau menyesalinya."

Mendengar perkataan Lyne, Alodie terdiam sejenak.

"Aku tidak tau kau sekuno itu." Jawab Alodie akhirnya.

"Kuno?" Lyne tertawa kecil.
"Aku hanya memberikan mu saran, princess. Karena keputusan seutuhnya menjadi milikmu. Hanya pikirkan apakah dia benar-benar pria yang tepat." Ujar Lyne lalu kembali menatap laptopnya.

Apakah yang dia rencanakan akhir pekan hal yang benar? Apakah Dylan orang yang tepat? Batin Alodie.

"Kau memang menyebalkan." Endus Alodie dan dibalas kekehan Lyne.

DELICIOUS OLDMANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang