DOM - Part 25

6.2K 203 9
                                    

Haii, gak kerasa udah di penghujung cerita... gimana, gimana? Still excited? Jangan pelit-pelit donkk ninggalin jejak.. comment sama vote nya.. Ditunggu yaa. Thankiss❤️

🍂

Alodie terdiam, segala yang ada didalam pikiran nya memudar, hanya suara degub jantung yang berdetak keras dikepala nya.

Pendengaran nya seakan mati, tangan nya dingin, kaki nya tiba-tiba tidak kuat untuk berpijak.

Bahu nya merosot, isak kan tanpa aba-aba lolos dari bibir nya.
Alodie menyandarkan punggung nya pada dinding, coba menahan bobot tubuhnya yang terasa lebih berat dari biasa nya.

Diantara bening nya air mata yang menutupi hampir seluruh matanya Alodie menangkap seorang pria bertubuh besar berdiri tepat didepan nya, menarik lengan nya kasar dan menyeret nya memasuki ruangan berpintu kayu besar.

"Sir..." suara anak buah Bruno menginstrupsi.

Mata Alan sontak membelalak, wajahnya yang barusan merah padam menahan kemarahan seketika memucat.

Liam bergerak mengikuti tatapan Alan.

Alodie.

Gadis itu menatap Liam tajam.
Matanya sembab, pipi nya basah oleh airmata.
Tangan nya mengepal kuat disamping tubuhnya.

Perut Alodie terasa mual, Alodie coba menahan napasnya, entah karena udara didalam ruangan itu yang beraroma logam dan amis atau karena pemandangan Ayahnya dan Lyne dalam posisi terikat juga Roger yang terlihat tak bergerak didekat Lyne.

"Waah.. wah.. wah.. ini dia yang paling di tunggu-tunggu." Bruno berjalan mendekati Alodie, menatapnya bak serigala yang melihat santapan empuk.

"Kau yang sengaja menjebak ku?" Suara Alodie rendah dan bergetar coba menahan isak kan tanpa memperdulikan Bruno yang sedari tadi berada di sekeliling nya.

Hanya itu kata-kata yang bisa keluar dari mulut Alodie meskipun sangat banyak yang ingin dia lontarkan.

"Bawa dia keatas!" Perintah Liam.

"Jangan sentuh aku!" Bentak Alodie menyentak tangan anak buah Bruno dari lengan nya.

"Jelaskan, Banning!" Tuntut Alodie.
Meskipun dia sudah mendengar semua nya tadi, tapi dia ingin mendengar lagi semua itu langsung dari mulut Liam atau entah siapapun nama pria yang sekarang sedang menatap nya ini.

"Pergi ke kamar mu, Alodie!" Ucap Liam tegas.

"Jangan berani memerintah putri ku, keparat!" Teriak Alan.

Alodie tidak bergeming, matanya tidak berhenti menatap kedalam irish biru Liam berusaha mencari jawaban dari semua pertanyaan nya.

Tatapan mereka saling mengunci.

"Umm.. ini akan semakin menarik." Ucap Bruno dengan senyum licik nya kemudian duduk diujung ruangan sambil melihat kearah Liam dan Alodie.

"Kau yang memasukkan obat perangsang itu?" Tanya Alodie, gigi nya mengatup.

Liam hanya diam.

Dan rasa nyeri di hati Alodie semakin menjadi mendapati kenyataan dari diam nya Liam adalah iya.

"Sejak awal kau berniat menghancurkan ayah ku dengan membuat ku terjerat padamu?"

Diam lagi-lagi menjadi pilihan Liam.

Dia tidak bisa mengatakan apapun sekarang, atau pun nanti bahkan mungkin sampai kapanpun.
Dia tidak ingin membuat Alodie lebih terluka lagi daripada ini.

DELICIOUS OLDMANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang