DOM - Part 24

4.5K 165 8
                                    

🍂

Past..

Dave sedari tadi hanya diam, menatap kosong makam ibu nya, sedang kan hati nya di penuhi amarah yang menggebu.

"Mari kita pulang, Dave.." ajak Bruno yang sedari tadi setia menemani sang kakak.

"Aku akan disini sebentar lagi."

"Kau sudah berada disini seharian, kau tentu tidak berharap dia akan datang kesini kan?"

Tidak ada jawaban dari Dave.

"Ayolah, Dave.. berhenti mengharapkan nya. Dia tidak akan datang.."

"Bukan kah seharusnya dia datang? Dia dan ibu begitu dekat.."

"Semua sudah berlalu, Dave.. tidak ada alasan bagi nya untuk datang."

"Bukan kah seharus nya dia memberikan penghormatan terakhir untuk ibu. Paling tidak dia seharusnya menghormati wanita yang menyayangi nya."

"Kalau dia menghormati ibu, dia tidak akan melakukan sesuatu yang membuat harga diri keluarga kita terluka."

Dave menoleh menatap Bruno tajam, meski menyakitkan tapi kata-kata yang diucap kan Bruno benar ada nya.

Dave berdiri dari duduk nya, berjalan pelan beberapa saat menjauh dari pusaran peristirahatan terakhir ibu nya.

"Hey. Ayo lah.. mari kita pulang, brother."

"Aku butuh waktu sendiri, Bruno."

"Aku bukan orang bodoh, kau berpikir untuk mendatangi dia bukan? Memberikan dia lebih banyak alasan untuk merendahkan harga diri mu, katakan aku salah?"

"Aku akan segera kembali kerumah. Pulang lah, Dik."

Bruno menghela napas kasar, berkali-kali dia memijat pelipis nya.

Memandang punggung kakak nya berjalan menjauh, menuju jalan yang dia tau menuju arah kediaman bibi Nathania.

Sekeras apapun dia berusaha melarang kakak nya itu, tentu saja Dave tidak akan mau mendengar nya.
Dengan kesal Bruno mengikuti Dave.

"Semua barang mu sudah siap, sayang?" Tanya seorang pria dengan kemeja biru muda dan celana chino cream rapi, tersenyum penuh kehangatan pada Nathania.

"Kurasa sudah, tunggu sebentar. Aku akan memeriksa 1 kali lagi."

"Kau pria itu?" Tanya Dave.
Seluruh perasaan Dave bercampur aduk, kesedihan, kehilangan, pengkhianatan, kebencian.

Akan kah dengan membunuh pria yang berdiri didepan nya ini akan membuat sedikit saja tekanan pada dada nya berkurang.
Pemikiran itu sempat terlintas dalam benak Dave.

"Siapa kau?" Jawab pria itu terlihat bingung.

Mata Alan memperhatikan Dave dari atas kebawah.

Dave benar-benar terlihat berantakan, lusuh dan kacau.
Sudah 3 hari ini dia tidak tidur, makan, bahkan mandi.
Dia benar-benar seperti seorang gelandangan sekarang.

"Tunangan gadis itu." Jawab Dave tanpa mengalihkan tatapan tajam nya pada sosok tenang didepan nya.

"Dave.." suara yang Dave tau milik Nathania.

Nathania berdiri tepat disamping pria itu, menatap penuh ketakutan dan rasa bersalah.

"Tunangan?" Tanya Alan terkejut.

DELICIOUS OLDMANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang