DOM - Part 13

5.9K 193 0
                                    

🍂

"Merasa lebih baik, sunshine?" Tanya Alan menatap hangat Alodie yang baru saja duduk dimeja makan.

"Jauh lebih baik, dad.. thankyou.."

"Makan lah, tubuh mu terlihat kurus akhir-akhir ini.."

"Aku tau, dad.. bagaimana pekerjaan daddy di Inggris? Berjalan baik?" Alodie coba mengalihkan pembicaraan yang dia takutkan mungkin ayah nya bisa melihat sesuatu yang salah pada diri nya.

"Baik, seperti biasa.. tidak ada yang perlu kau kuatir kan."

"Maafkan aku, dad.."

"Ini bukan salah mu, nak.."

"Gara-gara aku, kau harus segera kembali kesini.."

"Hey.. kau lebih penting dari semua itu. Sunshine.."

"Aku merindukan mommy.." ujar Alodie tiba-tiba, airmata sudah bergulir dipipi nya.

Beberapa minggu terakhir benar-benar menguras energi Alodie, hati nya selalu gusar dan tak menentu.

Alan berdiri dari kursi nya, dan memeluk Alodie, mendekap nya erat.
Betapa pilu nya hati Alan melihat putri semata wayang nya itu harus melewati begitu banyak tekanan dan kesedihan.

"Aku tau, nak.. aku juga merindukan nya.."
Isak tangis Alodie pecah di pelukan sang ayah.

Perasaan Alodie yang begitu gusar bukan serta merta hanya kerinduan nya pada almarhum ibu nya, tapi juga pada perasaan nya yang berkembang semakin kuat untuk Liam.

Entah apa yang akan di lakukan Alan jika tau yang terjadi antara dia dan orang kepercayaan ayahnya itu.
Alodie merasa bersalah karena nya.

"Kau akan tumbuh menjadi wanita yang kuat, sunshine.. sama seperti ibu mu." Alan mengusap punggung Alodie lembut.

"Kuharap aku bisa, dad.."

"Tentu kau bisa, nak. Aku percaya pada mu.."

"Kumohon jangan percaya padaku, daddy.. tolong, maafkan aku." Ucap Alodie dalam hati.

"Bisa kah berapa hari kedepan kau tidak keluar dari rumah dulu?" Tanya Alan sesaat setelah dia kembali duduk di kursi nya.

"Hm? Ada apa, dad? Aku harus kuliah, Aku sudah ketinggalan begitu banyak kelas dan Aku harus segera mengumpulkan tugas yang sudah menumpuk 1 minggu ini."

"Hanya sampai berita tentang kecelakaan mu reda, nak. Aku hanya ingin kau lebih banyak istrahat agar lebih cepat pulih."

"Tapi aku kesepian dirumah, dad.. bahkan aku tidak memiliki seorang pun untuk diajak bicara."

"Aku tau itu, sunshine.. tapi kumohon, hanya untuk 1 minggu kedepan. Setelah itu aku akan menepati janjiku, ingat tentang liburan kita?" Alan menyunggingkan senyum hangat.

Alodie menghebuskan napas berat, dan menatap wajah kuatir juga hangat sang ayah.
"Baik lah.. tapi setelah kita kembali dari liburan, aku ingin kehidupan normal ku kembali. Aku ingin kuliah, ke bioskop, ke coffee shop, dan aku ingin Lyne kembali, dad. Kumohon?"

"Baiklah.. baiklah. Jika itu mau mu, aku berjanji.. maafkan aku sunshine.." Alan meremas buku tangan Alodie pelan dan mengecupnya.

***

"Apa sudah ada titik terang?"

"Semua data yang kami dapat dari ponsel Alfredo terkunci dengan rapi. Troy coba membuka tapi masih belum bisa menemukan informasi berarti, selain ada beberapa panggilan yang bisa kami telusuri, Sir. Dan semua itu berasal dari Rusia."

DELICIOUS OLDMANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang