DOM - Part 20

5.8K 179 3
                                    

🍂

"Hei.. Kau Masih kesal?" Tanya Alodie menarik sedikit wajah Liam agar menatap nya.

Setelah sampai dirumah, Alodie memaksa Liam untuk masuk ke kamar nya.
Meskipun tidak ingin, akhirnya Liam menurut.

"Liam.."

"Jangan selalu mengujiku, Alodie. Kumohon.. Karena aku tidak memiliki banyak kesabaran, aku tidak ingin bertindak diluar kendaliku." Ucap Liam serius.

"Baiklah.. maaf-..."

"Jangan minta maaf, ini bukan salahmu. Salah ku, aku hanya tidak ingin ada orang lain disekitar mu apa lagi didalam pikiran mu.." potong Liam matanya mengunci tatapan Alodie.

"Andai bisa, aku ingin membawa mu pergi keujung dunia sekarang. Pergi dari apapun yang mungkin memisahkan kita. Hanya ada kita berdua." Lagi Liam berkata serius dengan tatapan tidak terbaca.

"Aku mencintaimu, Liam Banning." Akhirnya Alodie mengatakan kalimat yang selama ini mengganjal di hatinya.

"Kau harus." Jawab Liam, wajahnya terlihat lebih tenang sekarang.

Liam menarik Alodie bersandar pada dada nya.
Mencium puncak kepala pemilik hatinya itu, menghirup aroma nya dalam-dalam seolah dia tidak memiliki kesempatan lain di esok hari.

Kepulangan Alan besok membuat Liam sedikit gusar.
Terlebih jika ancaman Alfredo benar-benar terjadi.

Liam sudah bisa menerka nya apa yang akan terjadi setelah nya.
Mungkin Liam bisa saja melawan Alan, tapi bagaimana dengan Alodie.
Pastinya Gadis itu akan terluka.
Liam tidak ingin hal itu terjadi.

"Memikirkan sesuatu?" Tanya Alodie, menarik Liam dari segala pikiran nya yang kacau.

"Tidak."

"Kau akan ikut bersama kami liburan setelah ayah pulang?"

"Liburan? Tn. Wade belum memberitahukan nya padaku."

"Ayah berjanji membawaku liburan dengan pengawal seminim-minim nya. Tapi kurasa tentu nya dia tidak akan menginggalkan mu."

"Benarkah? Tidak pasti. Karena ada beberapa hal lain yang harus aku kerjakan disini."

"Ikutlah bersama kami. Ok? Aku tidak ingin berpisah dengan mu." Alodie mendongkak, menatap Liam.

"Keputusan ditangan ayahmu, Alodie.." Liam mengusap pipi Alodie lembut.

"Aku pastikan kau akan ikut." Ucap Alodie yakin.

Dibalas senyuman simpul Liam.

***

"Daddy.." teriak Alodie saat Alan melangkahkan kaki nya memasuki kamar Alodie pagi ini.

Alodie baru saja keluar dari kamar mandi dan berlari memeluk erat Alan.

"Haii.. sunshine. Merindukan ku?Hm?"

"Sangat dad.. kapan daddy sampai? Kau bahkan tidak memberitahuku lebih dulu, curang." Endus Alodie pura-pura merajuk.

"Suprised..."
"Semua pekerjaan di Rusia selesai lebih cepat dari yang kuduga, jadi aku segera kembali setelah nya." Jelas Alan.

"Benarkah? Syukurlah.. kupikir kau akan kembali minggu depan, dad."

"No. Bagaimana mungkin aku bisa betah berlama-lama di sana jika ada anak kecil bermata amber yang sedang menunggu ku di sini. Hm?"

DELICIOUS OLDMANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang