Sore ini seharusnya keempat pasangan yg sudah bersahabat sejak masih SMA itu hangout bareng seperti apa yg setiap akhir pekan mereka lakukan, namun kali ini acara itu berubah saat Haechan tiba-tiba memberi kabar jika istrinya hendak melahirkan. Jadilah, acara ngumpul bareng yg akan dilakukan disebuah restoran itu berubah tempat menjadi di rumah sakit.
Sudah satu jam lebih mereka sama-sama menunggu diluar ruangan bersalin. Raut wajah tegang tampak begitu jelas pada wajah mereka.
"Aduuhhh... Kenapa jadi gue ikutan mules nggak jelas gini sih ?" Keluh Jaemin yg saat ini sedang duduk di salah satu kursi
Heejin menoleh ke samping lalu mengulurkan tangannya mengusap perut Jaemin
"Kamu ngapain yang ?" Tanya Jaemin sambil menahan tangan Heejin yg tadi mengelus perutnya
"Tadi katanya mules" jawab Heejin
"Ya nggak usah dielusin juga" protes Jaemin, yg membuat Heejin segera menarik tangan nya
"Kenapa kita jadi ikutan gugup gini ya ?" Ucap Jeno
"Iya, padahal yg mau lahiran kan istrinya si biang keributan" sahut Renjun
"Temen kita itu, gimana nggak ikutan gugup ? Orang lahiran tuh bertaruh nyawa tau" kata Nakyung
Renjun menepuk pelan dadanya
"Kira-kira mukanya bakal mirip Haechan nggak ya ?" Tanya nya
"Kita taruhan--
"Nggak ada acara taruhan ya, awas aja kalau kamu berani !" Potong Heejin sambil menatap tajam ke arah Jaemin yg tadi belum selesai bicara
Lelaki itupun terdiam lalu kembali menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi
-----
Sedangkan di dalam ruangan, Haechan sudah tidak tahu lagi harus dengan cara apa dia menyemangati istrinya saat ini. Wajah perempuan itu sudah pucat namun si bayi belum juga lahir
"Ayo dong dek, jangan bandel. Cepetan ya keluar nya, kasihan mami" mohon Haechan sambil mengelus perut istrinya
Ennik tersenyum disela rasa sakit yg sedang dirasakannya. Entah mengapa, Wajah pasrah Haechan terlihat begitu menggemaskan di matanya.
"Kamu udah ditunggu kak Aron sama kak Gia loh di rumah, buruan lahir nya. Nanti mainan kamu keburu diambil sama kakak kamu kalau kamu nggak cepet keluar" ucap Haechan lagi, seketika tawa Ennik meledak. Ia tak habis pikir dengan apa yg dilakukan suaminya
"Kamu juga nggak usah ketawa, bakalan aneh kalau orang lahiran ketawa kenceng kayak kamu" omel Haechan pada istrinya, yg membuat dokter dan juga perawat yg membantu proses persalinan juga ikut tertawa.
-----
Hampir dua jam, orang-orang yg berada di luar masih setia menunggu sampai akhirnya tangis bayi terdengar. Mereka berdiri berbarengan lalu memeluk satu sama lain.
"Akhirnya, lahir juga itu bayi" ucap Renjun
"gue sampe ikutan mules berjam-jam nungguin dia lahir" tambah Jaemin
"Jadi nggak sabar liat mukanya" sahut Jeno
Beberapa menit kemudian Haechan keluar dengan wajah sumringah. Lelaki yg kini telah menjadi ayah tiga anak itu tampak begitu senang saat mengabarkan pada teman-teman nya jika bayi nya telah lahir
"Anak gue Cowok, cakep banget" bangga Haechan
"Muka nya bule nggak ? Kayak kakak nya ?" Tanya Renjun antusias
"Kayak nya sih bakal dominan ke gue, lokal kayak bapak nya" jawab Haechan
"Yahhh... Kok kayak Lo sih" protes Jaemin
"Lah emang kenapa ? Orang anak gue, kenapa Lo protes kalau dia mirip gue ?" kesal Haechan
"Mimpi buruk" gumam Jaemin
Heejin pun segera membungkam mulut suaminya dengan sebelah tangan.
"Kapan kita bisa liat bayi nya ?" Tanya Heejin mengalihkan
"Iya, kapan bayi nya dibawa keluar ?" Tambah Siyeon
"Bentar lagi, kalian tunggu dulu disini. Habis ini juga bayi nya dipindahin" jawab Haechan
-----
"Waahh... ganteng banget" puji Nakyung pada bayi mungil yg berada di dalam ruangan bayi di depan nya itu
"Kalau ini sih, produk sukses mami nya lagi. Lega gue jadinya" kata Renjun, Haechan langsung menatap sinis lelaki itu
"Kalian tuh pada kenapa sih ? Kayak nya dengki banget kalau anak gue mirip sama gue, nggak suka banget kalian liat gue seneng karena gue punya satu aja yg muka nya mirip sama gue" kesal Haechan
Jaemin, Jeno dan Renjun langsung tertawa setelah berhasil menggoda sahabat nya itu.
"Namanya siapa Chan ?" Tanya Siyeon
"Namanya Axel, Axel Douma Lee. Cakep nggak tuh" jawab Haechan
"Wuuiiihhh... Aron, Axel bentar lagi Gia, Gio gitu ya ?" Tanya Jaemin
"Nggak !, udah stop. Pabrik nya udah tutup. Tiga aja cukup gue" Jawab Haechan
"Halah... Omong kosong, mana percaya gue sama Lo" sahut Jeno
"Iya, dulu pas lahiran Gia aja dia juga ngomong nya begitu, 'gue dua anak aja cukup' " kata Renjun menirukan perkataan Haechan tempo hari
Haechan hanya tertawa, setelah mendapat protes dari teman-temannya
"Kali ini beneran cukup guys... Kasihan istri gue kalau beranak terus"
"Dikata kucing, beranak terus" gumam Jaemin
"Udah... Biarin anak gue bobok dulu. Sekarang mending kita ke ruangan istri gue, sebelum ada dua bocil yg bakal gangguin" ajak Haechan
Mereka pun menurut lalu segera mengikuti Haechan untuk berjalan ke ruangan sang istri.
Tbc