"loh Aron... Kamu kok sendirian adek kamu mana ?" Tanya Haechan dari arah dapur setelah selesai membuat kan susu untuk anak perempuannya Georgia Douma Lee atau yg biasa dipanggil Gia (re : Jia)
"Papi kok tanya aku, kan tadi lari ke dapur nyusulin papi" jawab Aron
"Nyusulin papi gimana ? Nggak ya, aduh... gimana sih kamu, suruh jagain adik nya juga. Kalau adek kamu sampai ilang bisa dicincang kita sama mami"
"Palingan nanti papi yg diomelin, nggak mungkin aku karena yg dititipin kan papi"
"Jawab aja terus kamu, mending sekarang kamu bantuin papi cariin adek kamu"
"Ck... ngrepotin aja"
"Aron..."
"Iya...iya... dibantuin" ucap Aron lalu berjalan kearah taman depan untuk mencari adik nya
Sedangkan Haechan berjalan ke arah belakang rumah karena biasanya Gia suka sekali bermain-main di kolam renang, Apa ?? kolam renang ?? Haechan pun langsung berlari kencang ke arah belakang saat kolam renang terlintas di pikiran nya.
Sampai disana ternyata Gia tidak ada, Haechan bahkan sudah memastikan sampai ke dasar kolam tapi anak perempuan nya itu tak nampak, syukur lah... Pikiran buruknya tidak terjadi
Lelaki itu kembali mengayunkan langkah nya masuk ke dalam rumah, ia membuka satu persatu ruangan yg ada di dalam rumah sambil memanggil-manggil nama anak nya. Namun ia masih belum juga menemukan gadis berusia hampir tiga tahun itu
"Dimana sih tuh piyik, ada-ada aja pakai acara ngilang segala" gerutu Haechan
Ia membuka kamar kedua anaknya namun nihil, ia tak menemukan nya disana. Satu-satunya ruangan yg belum ia periksa adalah kamarnya namun sepertinya Gia tak akan mungkin berada disana.
Dengan lemas Haechan membuka ruang terakhir di rumahnya itu, dan ia dibuat terkejut saat menemukan kamar yg sudah seperti kapal pecah. Lotion istrinya sudah tumpah dan berserakan di meja dan juga dilantai kamar. bukan hanya itu, disana ia juga menemukan sang anak yg sedari tadi dicari nya itu wajah sudah penuh dengan noda lipstik dimana-mana.
"Georgia... Apa yg kamu lakukan nak ?" Tanya Haechan, yg berhasil menarik atensi sang anak yg saat itu sedang memakaikan lipstik di bibirnya.
"Astaga... Mami bisa marah kalau kamu berantakin alat make up nya kayak gini"
"Siniin lipstik nya, kamu itu masih kecil ngapain pakai acara pakai ginian segala sih ?" Tanya Haechan sambil tangannya menengadah meminta lipstik yg saat ini Sedang di pegang Gia.
"Nggak mau" jawab gadis kecil itu, seketika Haechan langsung melotot mendengar jawabannya.
"Nanti kalau kamu di marahin mami papi nggak ikutan loh"
"Biarin"
Haechan semakin pusing, ia tak tahu lagi bagaimana caranya membujuk gadis cantik nya itu. Sampai akhirnya sebuah ide terlintas di benaknya.
"Gia ada cicak" ucap nya yg langsung membuat anak nya menoleh dan berlari ketakutan, kaki Gia hendak menginjak lotion yg berjatuhan di lantai, namun Haechan segera berlari mencegahnya agar Gia tidak terpeleset. Memang Gia tidak terpeleset karena ia segera meraih tubuh mungil itu, namun hal buruk lain terjadi.
Lipstik berharga jutaan milik Ennik patah dan terinjak kaki nya. Oh... God, cobaan apalagi ini ? Seperti nya Ia harus bersiap-siap mendapatkan ceramahan lagi jika istrinya nanti pulang dan mengetahuinya.
"Tamat lah riwayat papi Gia... Hufttt" keluh Haechan lalu menghembuskan nafas beratnya
"Udah, sekarang Gia kedepan dulu main sama kakak Aron, papi mau beresin ini sebelum mami kamu pulang dan mengomel" perintah Haechan lalu segera menuntun Gia keluar kamarnya setelah terlebih dahulu membersihkan wajah anak itu yg tadi belepotan dengan noda lipstik.