"loh... Kalian kok disini sendiri, mama kemana ?" Tanya Jeno pada kedua anak nya yg sedang duduk di teras belakang rumah
"Itu mama" tunjuk Eunseo, Jeno pun menyernyit lalu menoleh ke arah yg ditunjuk Eunseo
Diapun berjalan mendekat ke arah Siyeon yg terlihat sedang berjongkok di salah satu sudut taman belakang
"Kamu ngapain ?" Tanya Jeno
"Lagi mau tanam bunga" jawab Siyeon lalu kembali fokus pada mawar-mawar di tangannya
"Ya ampun yang, seneng banget sih nyari kerjaan" ucap Jeno lalu ikut berjongkok di sebelah Siyeon
"Aku kemaren liat di video cara orang tanam bunga mawar, jadi sekarang aku mau praktekin"
"Kamu tuh kenapa sih tiba-tiba pengen tanam bunga segala ?"
"Aku kemaren pas ke rumah nya Haechan nengokin bayi, aku liat taman rumah mereka bagus banget ditanami bunga, dan sekarang aku jadi kepengen juga"
"Kalau kepengen tinggal manggil tukang taman yang, ngapain kamu malah repot tanam sendiri"
"Hiihhh... Ennik tuh bilang kalau bunga yg di taman nya itu dia tanam sendiri, bukan pakai tukang taman"
"Terus kamu ikutin juga ?"
"Iya"
Jeno pun geleng-geleng kepala lalu bangkit dari duduk nya.
"Yaudah deh, selamat berkebun. Aku mau masuk ke dalam sama anak-anak" ucap Jeno lalu mengelus kepala Siyeon
-----
Jam menunjukkan pukul setengah satu siang, ia dan kedua anaknya baru saja keluar dari kamar bermain. Ia lihat di meja makan sudah terdapat beberapa menu makan siang namun ia tak menemukan Siyeon disana.
"Mama kemana ya ?" Tanya Jeno pada kedua anak nya, mereka pun saling memandang lalu menggeleng bersamaan.
"Kalian duduk dulu ya, papa ambilin makan" perintah Jeno
Kedua anak itu menurut lalu segera duduk di kursi meja makan.
Setelah selesai mengambilkan makan untuk kedua anaknya, Jeno pun berjalan ke arah belakang rumah untuk mencari keberadaan Siyeon."Astagaaa... Udah siang masih disana juga" gumam Jeno lalu berjalan ke arah Siyeon
"Sayang, ini panas banget loh... Ngapain kamu masih disini ?" Tanya Jeno
"Bentar lagi selesai, tanggung kalau nggak sekalian" jawab Siyeon
Jeno berjalan masuk ke dalam rumah untuk mengambil sesuatu, setelah nya ia kembali lagi untuk memakaikan topi pada Siyeon yg tadi ia ambil.
"Ini panas banget, seenggaknya kamu harus pakai topi biar nggak kepanasan. Jangan sampai ya, gara-gara bunga-bunga ini kamu sakit. Aku nggak mau" omel Jeno
"Iya...iya..."
"Sini aku bantuin" kata Jeno lalu mengambil beberapa bunga dari tangan Siyeon
Hampir satu jam mereka menanam bunga di halaman belakang. Keringat sudah bercucuran bahkan wajah Jeno sudah memerah. Sebentar lagi, ia harus bertahan sebentar lagi untuk menyelesaikan semuanya.
"Yey... Selesai" ucap Siyeon senang, ia pun bertepuk tangan lalu menoleh ke arah Jeno. Ia dibuat terkejut setelah melihat wajah merah Jeno dan juga keadaan tubuhnya yg bermandikan keringkan.
"Ya ampun sayang, wajah kamu" ucap Siyeon sambil menggandeng Jeno untuk berteduh.
"Kamu tuh gimana sih ? nyuruh aku pakai topi, tapi sendiri nya malah nggak pakai. Liat wajah kamu merah banget" kata Siyeon khawatir
Ia melepaskan topi pantai yg dipakai nya lalu mengipaskan nya ke arah Jeno.
"Mau aku ambilin minum ?" Tawar Siyeon
"Nggak usah yang, nanti aku bisa ambil sendiri" jawab Jeno
"Lain kali kamu nggak boleh ya kayak gitu, aduh... Wajah kamu merah gini jadi nya"
"Cuma merah doang yang, bentar lagi juga ilang. Nama nya juga kepanasan"
"Pokok nya nggak boleh, lain kali biar aku aja yg tanam bunga nya, kamu nggak usah ikut-ikutan"
"Kamu dari tadi sibuk khawatirin aku, padahal kamu sendiri juga gitu. Liat tuh lengan kamu. Bentar lagi gosong tuh pasti"
"Nggak lah, aku tadi udah pakai sunblock tau"
Jeno tersenyum mendengar jawaban Siyeon Lalu menarik perempuan itu untuk duduk di sebelahnya.
"Aku tuh suka heran sama kamu, nggak mau diem banget sih... Ada aja yg dikerjain, emang kamu nggak capek ?"
"Nggak, lagian aku bosen kalau lagi di rumah sendirian. Bingung mau ngapain"
"Kamu nggak pengen buka sanggar balet kayak apa yg aku bilang kapan hari ?"
Siyeon menarik nafas panjang lalu menoleh ke arah Jeno.
"Kayak nya aku udah nggak bisa deh"
"Kenapa ?"
"Badan aku udah kaku semua, pasti aku akan kesulitan nanti nya"
"Kan bisa dilatih lagi, sayang tau kalau bakat nya disia-siakan"
"Nggak deh, nanti aku ajarin balet Eunseo aja kalau dia udah gede"
"Beneran nggak mau kamu pikirkan sekali lagi ?"
"Nggak sayang, keputusan aku udah bulat, Aku mau di rumah aja" kata Siyeon meyakinkan
"Yaudah deh, kamu di rumah aja jadi ibu rumah tangga. Lagian nanti, kalau kamu jadi wanita karir lagi aku yg deg-degan tiap hari"
"deg-degan kenapa ?"
"Kamu tuh cantik banget tau yang, kalau kamu pas dandan terus jalan keluar, banyak banget cowok-cowok yg liatin kamu. gimana aku nggak khawatir, ada aku aja mereka masih berani natap kamu dengan pandangan memuja, apalagi kalau kamu pas jalan sendirian" keluh Jeno
"Ya ampun, berlebihan banget sih kamu tuh. Wajar lah kalau aku diliatin, mereka punya mata yang, Kamu nggak usah mikir aneh-aneh"
"Tapi tetep aja aku nggak suka"
"Yaudah deh, nanti kalau pas pergi keluar aku nggak dandan terus pakai masker sama kacamata hitam biar nggak diliatin orang"
"Justru makin diliatin orang lah, kalau dandan kayak gitu kan malah keliatan aneh yang"
"Terus aku mesti gimana ?" Bingung Siyeon
"Ya kalau pas keluar harus sama aku, nanti biar aku hajar laki-laki yg liatin kamu sampe nggak kedip"
"Wow... Lee Jeno being Lee Jeno. Sisi kamu yg ini tetep nggak berubah ternyata" ucap Siyeon sambil tersenyum
"ya...this is Lee Jeno, someone who love you so much"
Siyeon menyernyit lalu menepuk lengan Jeno
"Cringe banget, nggak kuat aku denger nya" kata Siyeon lalu masuk ke dalam rumah.
Tbc