Our Daily

807 95 1
                                    

"geseran dikit" perintah seorang perempuan cantik yg kini sedang berada di dapur untuk memasak sarapan paginya

"nggak mau" tolak si lelaki yg tetap berdiri di sampingnya

"anak kamu nanti telat sekolahnya, minggir..." ucap perempuan itu lagi, si lelaki yg merupakan suaminya itu tetap tak bergeming. Karena kesal perempuan itu meletakkan sendok sup nya dengan sedikit kasar lalu menatap tajam ke arah suaminya

"iya deh aku minggir" ucap si lelaki lalu mundur ke belakang untuk duduk di salah satu kursi makan

"lagian kamu tuh kenapa sih ? kamu lagi pengen sesuatu ?" tanya sang istri sambil memindahkan masakan yg sudah matang ke atas meja makan

"yg kemaren itu loh yang, kamu belum jawab" jawab si lelaki

"yg kemaren apa ?" bingung nya

"Ck...lupa kan kamu ? Kebiasaan banget, nyebelin tau nggak ?" ucap lelaki itu lalu cemberut

Wanita itupun tertawa setelah melihat suaminya yg tampak kesal

"Bibir nya kalau ngambek mesti gitu ya ?"

"tau deh, aku kesel"

"Iya deh iya... Musim dingin nanti kita ke Eropa, lagian gitu doang pakai ngambek kamu tuh"

"habis nya aku tuh kesel, kamu tiap kali aku ajak liburan ada aja alasannya. Sekali-kali nurutin aku kenapa sih yang ?"

"Papa Jeno, kemaren-kemaren aku nolak karena Eunseo masih kecil. Kasian dia kalau diajak naik pesawat jauh, emang kamu nggak kasian apa ?"

"ya kamu nggak bilang gitu alasannya, kamu bilang nya males lah, enak di rumah aja lah, kan aku jadi bete" kesal Jeno, Siyeon pun tersenyum lalu mencubit pelan pipi kanan Jeno

Tak berselang lama, suara tangisan si anak bungsu terdengar, membuat Jeno langsung berlari ke lantai dua untuk menghampiri nya

Bayi perempuan berusia 1 tahun 2 bulan itu nampak terdiam di pelukan sang ayah, bahkan hingga sang ibu selesai memasak pun ia tak rewel sama sekali

"Aduh... Anak papa banget sih nak ?" ucap Siyeon sambil mengelus kepala anaknya

"Lucu ya dia, muka nya bisa persis banget sama aku" kata Jeno

"Sedikitpun, nggak ada yg mirip mama nya" balas Siyeon

"adil dong yang, Rowon kan udah mirip kamu, sekarang gantian dia yg mirip aku" ucap Jeno

"Tapi kalau diliat-liat Rowon juga nggak persis banget sama aku, senyum nya, cara ngomongnya, papa nya banget"

"Apa perlu punya satu lagi yg persis kamu ?" goda Jeno

"Kamu yg hamil sama ngelahirin ya" Jawab Siyeon yg langsung membuat Jeno tertawa

"Pagi mama, pagi papa, pagi dek" sapa Rowon yg baru saja turun dari lantai dua

"Pagi kakak, udah siap ya ?" Tanya Siyeon sambil menghampiri anaknya

"Udah ma" jawab anak lelaki bersenyum manis itu

"yaudah, kakak sarapan sini. Habis itu berangkat sekolah, hari ini mama yg anterin soalnya papa mau ada keperluan di luar" kata Siyeon menjelaskan

"Iya ma" jawab anak lelaki itu lalu menoleh ke arah ayahnya

"Papa mau keluar kota lagi ?" Tanya nya

"Nggak sayang, papa cuma ada janji ketemu orang sebentar. Sebenernya papa bisa anterin kamu dulu, tapi mama kamu nggak ngebolehin" adu Jeno

"Bukan begitu, nanti kalau kamu anterin Rowon dulu kamu pasti telat ketemu orang nya dan aku yakin 100% kalau kamu pasti bakalan ngebut kalau telat" jawab Siyeon

"yeah... you know me better than my self" ucap Jeno

"Sekarang, Papa sama kak Rowon sarapan biar adek mama bawa ke atas buat dimandiin"

Siyeon hendak mengambil Eunseo dari pangkuan Jeno namun lelaki itu menolak nya

"Kamu juga sarapan dulu ma, adek biar papa pangku sambil makan" perintah Jeno yg akhirnya di turuti oleh Siyeon

-----

"Kakak sekolah nya yg rajin ya, semangat..." Ucap Siyeon saat anak lelakinya hendak ke luar mobil

"Iya ma, mama hati-hati di jalan ya. Kakak sayang sama mama" balas si anak

"Iya sayang, sini cium adek dulu"

Dan anak lelaki itu menurut lalu mencium ibu dan adik perempuannya

Setelah selesai mengantarkan sang anak Siyeon segera melajukan mobil nya kembali ke rumah.
Setelah ini ia akan bersih-bersih, menidurkan Eunseo, lalu memasak untuk makan siang

Ya, setelah memilih berhenti mengajar Siyeon memang lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah. Mungkin sesekali ia pergi ke mall atau ke taman dekat rumahnya sekedar untuk mencari angin.

Kadang ia rindu suasana sekolah tempat nya mengajar dulu, namun melihat suami dan anak-anak nya tampak sehat dan bahagia ia pun bersyukur.
Setidaknya, semua yg dia lakukan untuk mereka tidak sia-sia.

Tbc

Young Family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang