Di pagi hari yg cerah, kediaman Jaemin dan Heejin sudah ramai dengan perdebatan antara ayah dan anak perempuannya. Heejin dibuat pusing mendengar keduanya yg sama-sama tak ingin mengalah.
Bukan hanya Heejin, si bungsu di rumah itupun juga sudah kesal mendengar ayah dan kakak nya itu berdebat sedari tadi.Anak lelaki lima tahun itupun akhirnya memilih untuk menonton TV dari pada menyaksikan dua orang menyebalkan itu saling beradu pendapat.
"Papa pokoknya nggak setuju Daeun, dan papa nggak akan kasih izin kamu buat ikut acara itu" ucap Jaemin pada anaknya, sedangkan Daeun sudah turun dari kursi dan memandang sengit ayahnya
"Papa itu kenapa sih ? Pokoknya Daeun mau ikut acara itu titik" Jawab anaknya
"Nggak... Kamu nggak bakalan ikut, papa nggak akan kasih izin titik" balas Jaemin tak mau kalah
"Terserah, Daeun mau minta mama aja yg tanda tangan surat izin nya kalau papa nggak mau" kata Daeun
"Mama udah papa larang buat kasih izin, jadi nggak akan ada yg bakal ngizinin kamu"
"Pa, kenapa sih nyebelin banget. Pokok nya aku mau ikut pa. Aku mau ikut kontes model itu"
"Pokok nya papa nggak kasih izin"
"Apa alasan papa nggak kasih izin ? Papa tau kan kalau aku mau jadi model ? I want to be a model pa"
"Papa nggak setuju, dan seingat papa, kamu juga sudah papa kasih tau apa alasan papa nggak izinin kamu jadi model"
"Nyebelin tau nggak ? tuan Na Jaemin itu nyebelin" ucap Daeun lalu pergi meninggalkan Jaemin di meja makan
"Na Daeun... Kamu nggak boleh--"
"Udah Pa..." Ucapan Jaemin pun terhenti saat mendengar suara istrinya
"Biarin aja kenapa sih ? Dia itu cuma seorang gadis sebelas tahun yg masih suka penasaran sama hal baru. Lagian nggak ada salahnya kok kalau dia mau jadi model" kata Heejin
"Sayang, aku tuh nggak mau liat anak aku pakai baju super pendek yg memperlihatkan bagian-bagian tubuhnya dan menjadi tontonan banyak orang" ucap Jaemin
"Tapi dengan kamu berpikiran seperti itu Sama aja kayak kamu bunuh mimpinya dia, secara nggak langsung kamu udah rampas hak nya dia. Kalau dia mau jadi model ya udah, let her be everything she want to be. Sebagai orang tua kita hanya perlu mendukung nya" nasehat Heejin
"Tetep aja aku nggak setuju" ucap Jaemin
"Keras kepala banget sih, nggak heran kalau Daeun juga nggak bisa ditentang" kata Heejin
"Sekarang ganti mama sama papa yg berdebat ?" Tanya Dareun yg baru saja datang dari ruang tengah
Heejin pun menarik nafas panjang nya, ia lalu menghampiri Dareun dan membawanya kembali ke ruang tengah
"Sekarang kamu datangi Daeun dan minta maaf, dia pasti sedang menangis sekarang" perintah Heejin sebelum membawa pergi Dareun
"Nggak mau, nanti kalau aku datangi, dia malah minta macem-macem" tolak Jaemin
Heejin pun hanya bisa menghela nafas nya, ia harus sabar menghadapi dua orang yg sama-sama keras kepala itu.
"Dareun nonton TV dulu ya, mama mau ke kamar nya kakak Daeun dulu" perintah Heejin pada putranya
Dareun pun hanya mengangguk menuruti perintah ibunya
Heejin melangkah hendak masuk ke kamar Daeun namun ia urungkan setelah ia melihat Jaemin sedang berbicara serius dengan anak perempuan nya itu.