"tidur dek, udah jam 2 malem" ucap Jeno yg baru saja terbangun karena mendengar tangisan sang anak
"Kamu kebangun ?" Tanya Siyeon sambil memberikan sebotol susu pada anak perempuannya, Jeno hanya mengangguk lalu bangkit dari ranjang
"Kamu belum tidur dari tadi ?" Siyeon menggeleng lalu tersenyum
"dek, bandel ya kamu. Kenapa nggak mau tidur ? kasian mama, jadi ikutan nggak bisa tidur" omel Jeno sambil mengelus kepala si bayi
"Masih malem, kamu lanjutin tidur mu gih..." Perintah Siyeon
"nggak ah, kamu aja gantian yg tidur biar aku jagain dia" tolak Jeno
"kamu aja yg tidur, kan besok pagi kerja"
"Terus kamu ?"
"aku kan di rumah, kalau siang bisa ikutan dia tidur"
"dia kan kalau siang juga susah tidur, berarti kamu nggak pernah tidur dong ?"
"kata siapa ? Kalau jam sepuluh dia tidur kok"
"dan aku nggak yakin kamu ikutan tidur karena jam segitu pasti kamu lagi masak dan beres-beres rumah"
Siyeon tersenyum lalu mengelus pelan pipi suaminya. Lelaki itu, tak pernah bisa dibohongi
"aku nggak tega liat kamu ngantuk pagi-pagi kalau ikutan jaga dia" Jeno memandang sendu ke arah istrinya
"kamu tuh ya" ia menyentil pelan kening Siyeon
"Aku gantiin jaga dia, seenggak nya untuk malam ini. Wajah kamu udah pucet banget. nggak apa-apa kalau pun besok aku datang telat ke restoran, yg penting kamu bisa tidur nyenyak sesekali"
Siyeon tak bisa menolak lagi, ia pun hanya pasrah saat lelaki itu merebut bayi perempuan nya dari gendongan nya
Siyeon naik ke atas ranjang meskipun ia masih belum bisa memejamkan matanya, sesekali ia masih melirik ke arah Jeno yg menggendong bayi kecil nya.
"Tidur ma, Eunseo mau ganti begadang sama papa" ucap Jeno menirukan suara anak kecil, Siyeon pun tersenyum lalu mulai memejamkan matanya
-----
Jam sudah menunjukkan pukul sembilan pagi, dan Siyeon masih terlihat anteng dalam tidurnya
Jeno sedari tadi tak berniat sedikitpun membangun kan istri nya itu, bahkan saat Rowon sekolah tadi, ia pun menitipkan nya pada Haechan untuk sekalian diantar karena anak mereka satu sekolah.
Eunseo sudah mandi dan sekarang sudah tertidur lagi. Bayi perempuannya itu benar-benar luar biasa. Semalam ia terbangun sampai pukul lima pagi dan tak memberikan kesempatan untuk Jeno memejamkan mata lagi.
Pantas saja Siyeon tampak lelah dan wajah nya pucat, bisa dipastikan, istrinya itu tidak mendapatkan tidur yg cukup sejak bayi keduanya ini lahir
Jeno hendak pergi ke dapur untuk memasak sesuatu sebelum ia melihat Siyeon yg menggeliat diatas ranjang. Perempuan itu mengucek matanya, dan matanya seketika membulat saat tahu jika sekarang sudah lebih dari jam sembilan
Perempuan itu berlari menuju kamar sebelah berniat membangunkan anak laki-laki nya, ia membuka pintunya pelan dan tidak mendapati putra nya disana
"Rowon... Apakah Rowon di kamar mandi sekarang ?" Tanya nya
Jeno yg mendengar suara Siyeon langsung mematikan kompor nya dan berjalan ke arah sumber suara
"Kamu nyariin Rowon ? Dia udah berangkat sekolah tadi pagi" ucap Jeno yg mendapati istrinya tengah berada di kamar anaknya
"Loh... Kamu nggak kerja ? Kok masih dirumah ?"
Jeno tersenyum lalu mengelus pelan puncak kepala Siyeon
"Aku berangkat nanti siang aja, kamu tadi tidur nya pules banget sampai nggak tega mau bangunin"
"yah... Harus nya bangunin aja nggak apa-apa, astaga... Aku sampai nggak sadar tidur selama itu" keluh Siyeon
"Cuma tujuh jam, itu normal"
Siyeon memandang Jeno sekilas"Maafin aku ya, gara-gara aku bangun kesiangan kamu jadi nggak bisa berangkat kerja" sesal Siyeon, Jeno tersenyum kecil lalu memeluk tubuh istri nya
"nggak perlu minta maaf, sesekali bangun siang nggak ada salahnya"
"terus Rowon tadi ke sekolah sama siapa ?"
"Aku minta tolong Haechan sekalian anterin"
Siyeon menghela nafas panjang sambil melepaskan pelukan Jeno
"udah sarapan ?" tanya Siyeon dan Jeno pun menggeleng
"yaudah aku mandi dulu habis itu aku masakin kamu sarapan"
-----
Siyeon keluar kamar dengan Eunseo berada di gendongan nya
"Bangun lagi kamu dek ?" tanya Jeno yg melihat anak perempuan nya itu membuka mata sipitnya yg persis seperti milik sang ayah
"dia emang nggak bisa tidur lama-lama" jawab Siyeon
Siyeon memandang meja makan dihadapannya, disana sudah ada beberapa makanan yg ia yakini jika itu adalah masakan suaminya
"Aku jadi nggak bisa buatin kamu sarapan, maaf ya"
"Ngapain seneng banget minta maaf sih ? nggak apa-apa sayang, aku bisa kok masak sendiri"
"liat tuh dek, papa kamu hebat banget. Padahal semalem udah begadang sama kamu, bantuin kakak kamu siap-siap ke sekolah, mandiin kamu sekarang masak lagi. bangga banget ya dek, punya papa kayak papa Jeno"
"Bangga nya sama mama juga, karena mama yg setiap hari melakukan itu, papa cuma bantu sesekali"
Siyeon tampak duduk di meja makan sambil memperhatikan suaminya yg sedang menyelesaikan masakan terakhirnya.
"nah... Udah selesai semua, kamu sarapan dulu, biar aku yg gendong Eunseo" perintah Jeno, Siyeon pun menggeleng
"Kamu yg sarapan dulu, kan kamu yg ngurusin anak-anak dari pagi" tolak Siyeon
Jeno tampak terdiam lalu berjalan ke arah kamar anaknya
"dia tidurin sini aja biar kita bisa sarapan bareng" ucap Jeno sambil meletakkan sebuah stroller di dekat meja makannya
Siyeon pun tersenyum, lalu menyetujui usulan Jeno
"papa pinjem mama bentar ya dek" ucap nya sambil mencium pipi kemerahan putri nya
Dan kini, mereka pun bisa sarapan dengan tenang meski sesekali Eunseo tampak merengek di atas stroller nya.
Tbc