"terus kalau yg di rumah suka cerewet, siapa Daeun ?" tanya Haechan pada gadis kecil yg sedang duduk di hadapannya
"Papa" jawab anak itu singkat
Mendengar jawaban Daeun semua yg ada disana pun langsung tertawa kencang tak terkecuali Heejin
"kamu ketawa yang ?" protes Jaemin yg ada di sampingnya, Heejin pun menoleh sambil menyeka sudut matanya yg berair karena terlalu banyak tertawa
"anak kamu lucu" jawab Heejin
"lucu ? Dimana nya yg lucu ? dia lagi ngomong yg nggak-nggak soal aku malah kamu bilang itu lucu ?" Omel Jaemin
"tuh kan... kayak gitu papa kalau di rumah, sering ngomel-ngomel" tunjuk Daeun pada ayahnya
Semua langsung menoleh ke arah Jaemin
"apa ?" tanya Jaemin kesal
"galak banget sih" protes Heejin
"tau tuh... lagian anak kecil kan nggak pernah bohong, kalau dia bisa ngomong gitu berarti emang gitu kenyataannya" kata Renjun
"heh... gue cerewet juga karena gue sayang sama mereka" bela Jaemin
"halah... alasan lo basi" bantah Haechan
"lo tuh ya--"
"Udah, sekarang waktunya si ganteng Rowon yg ditanya" sela Haechan sebelum Jaemin menyelesaikan protes nya. Jaemin semakin kesal, ia pun segera menyuruh anak perempuannya untuk duduk disampingnya
"Na Daeun, sini... Duduk samping papa" perintahnya dan Daeun pun dengan malas melangkah kan kaki menuju sofa di samping ayahnya
"Sekarang kita tanya si Rowon" ucap Haechan
"biar gue yg tanya" usul Jaemin
"Rowon, jawab yg jujur ya sayang. dulu, yg pertama kali mau punya adek itu papa atau Rowon ?" tanya Jaemin yg membuat semua orang menatap nya kaget
"Rowon" jawab anak lelaki itu
entah mengapa semua yg berada di sana langsung menarik nafas lega setelah mendengar jawaban itu
"terus kalau di rumah papa sering bantuin ngurus adek nggak ?" tanya Jaemin lagi
"pokok nya kalau papa di rumah, papa selalu sama adek" jawab Rowon
"dengki deh tuh denger nya" sahut Renjun sambil melirik Jaemin
"biasa aja, nggak dengki tuh. gue kan kalau di rumah juga gitu" kata Jaemin
"gimana-gimana ? coba kamu ulangi" tanya Heejin, dan Jaemin pun hanya menampakkan senyum bodoh nya
"Sorry Jaem, gue kan nggak kayak lo yg apa-apa mesti istrinya. Sorry loh ya, nggak enak sebenarnya ngomong gini" ucap Jeno dengan senyum sombong nya
"Kalian sih salah tanya, mesti nya nanya sama yg ini jangan yg itu" kata Jaemin sambil menunjuk anak laki-laki nya yg sedang duduk di sebelahnya sambil meminum susu
"yaudah deh, coba ya gue yg tanya" kata Renjun
"Dareun, papa kalau di rumah suka ngomel-ngomel nggak ?" tanya Renjun
Anak lelaki itu pun menatap Renjun sekilas lalu mengangguk dan kembali melanjutkan acara minum susu nya
"Udah kan ? nggak usah dipertegas lagi, tambah sakit hati nanti" cibir Renjun
"Sekarang giliran om Jeno yg mau tanya" kata Jeno
"mau tanya sama siapa ? Aron, Seojun atau yg lainnya ?" tanya Renjun
"anak gue terakhir aja, masih mau gue ajak bikin kesepakatan ini" jawab Haechan
"yaudah gue mau tanya sama Seojun aja" putus Jeno
"Seojun, lebih sayang papa atau mama ?" tanya Jeno
"sayang dua-duanya, sama adek juga" jawab Seojun
"Papa baik nggak sama Seojun ?"
"baik, papa suka masakin, beliin mainan sama buku"
"Papa pernah marah-marah nggak kalau di rumah ?"
"nggak pernah"
Mendengar jawaban anaknya Renjun langsung berdehem
"emang gue itu papa idaman banget, nggak usah kaget gitu deh kalian" bangga nya
"Psikopat lo" kesal Haechan
"apa-apaan maksud lo ngomong gitu ?" tanya Renjun tidak terima
"Iya lah, kalau sama kita-kita aja kerjaan lo ngomel terus, nyinyir terus, kalau di rumah sok-sokan jadi cowok alim. Na, mending lo ati-ati deh sama laki lo" jawab Haechan
"lah... nggak jelas banget lo nyet" balas Renjun
"sssttt... Jangan ribut ada anak-anak" peringat Nakyung
"si Haechan tuh yang, dia yg mulai duluan" adu Renjun
"yang... Renjun ngaduin aku ke Nakyung" kini giliran Haechan yg mengadu pada istrinya
"masalah kamu sama Renjun juga harus banget aku yg nyelesaiin ?" tanya Ennik. Haechan langsung diam, ia lupa jika istrinya tak mungkin memihak padanya
"terakhir... anak nya Haechan si biang keributan" ucap Jaemin semangat
"Pertanyaan nya bagi satu-satu ya, kan tiga tuh" usul Renjun
"bentar... gue mau ngomong bentar sama anak gue" kata Haechan
Ia pun segera membisikkan sesuatu ke telinga Aron, dan anak laki-laki itu tampak mengangguk dengan semangat
"Pokoknya nya apapun nanti yg ditanya jawab nya ?" tanya Haechan berbisik
"Papi" jawab Aron pelan
"good boy" puji Haechan sambil mengelus kepala anak nya
"oke... gue tanya duluan" kata Renjun
"Aron... di rumah yg suka bikin kesel siapa ?"
"Papi" jawab anak laki-laki itu sambil tersenyum, Haechan pun langsung terkejut dan melotot
"yg suka bikin mami marah-marah ?" Tanya Jeno
"Papi" jawab anak itu lalu mengarahkan jempol nya pada sang ayah
"Wah... Double kill" sahut Renjun
"Kalau yg paling nyusahin ?" tanya Jaemin
"Papi lah" jawab Aron lagi, Haechan memijit leher belakang nya, seperti nya hipertensi nya kambuh lagi
"triple kill, luar biasa... Anak Haechan memang nggak usah diragukan lagi" kata Renjun
Semua yg disana sudah tertawa sedari tadi setelah mendengar jawaban Aron
"didikan lo emang luar biasa Chan, sampai kaget loh gue" ucap Jeno
Haechan memijit pelan keningnya
"yang, ayo ke kamar pijitin leher aku... darah tinggi ku mau kambuh kayaknya" ucap Haechan lalu masuk ke dalam kamar
"Ck... udah dibilangin nggak usah bikin acara beginian, susah sih" kesal Ennik lalu masuk ke dalam kamar bersama anak perempuannya mengikuti Haechan yg sudah berjalan lebih dulu
Orang-orang disana sempat diam sesaat, lalu kembali melanjutkan acara tertawa nya setelah Haechan masuk ke dalam kamar
Tbc