Sore ini Siyeon sedang berada di rumah nya bersama putra nya Rowon, Jeno masih di restoran dan belum pulang.
Siyeon dan Rowon sedang menonton TV di ruang tengah, Rowon tidur di paha ibunya sedangkan Siyeon tampak mengelus sayang kepala putranya itu. Ia tersenyum sambil memandang wajah Rowon yg sedang tertawa karena tayangan lucu di layar Televisi.
Tangan Siyeon beralih mengelus perut besarnya. Setelah lama menanti akhirnya kini ia bisa hamil anak keduanya, sebenarnya Siyeon sedikit khawatir mengingat kini ia hamil disaat usianya sudah kepala tiga. Namun sebisa mungkin ia meyakinkan diri bahwa semua akan baik-baik saja.
Sebentar lagi, bayi yg dikandungnya akan lahir ke dunia ini. rasa antusias dan khawatir sering hinggap di hatinya, beruntung nya ia memiliki suami dan anak yg selalu bisa menenangkan nya disaat-saat seperti itu.
Suara pintu rumah yg dibuka menarik atensi nya, rupa nya Jeno sudah pulang. Lelaki itu terlihat lelah dibalik senyum hangat yg selalu ditampakkan nya. Rowon segera berdiri dan menghampiri ayahnya. Siyeon pun juga melakukan hal yg sama.
"Papa" sapa Rowon saat ayahnya sedang berjalan menghampirinya
"Sore sayang" balas Jeno
"Papa lelah ? Sini biar Rowon bawakan tas papa"
"Terimakasih sayang" ucap Jeno sambil mengusap rambut putra kesayangannya itu
Rowon pun berlari ke ruang kerja Jeno untuk meletakkan tas milik ayahnya disana.
"Kamu udah makan ?" Tanya Jeno pada Siyeon yg sedang berdiri di depannya
"Sudah, jam setengah dua tadi aku sudah makan" jawab Siyeon sambil menarik Jeno untuk duduk
"Aku buatin teh hangat ya ?" Tawar Siyeon
"Nggak usah sayang, nanti aja aku bikin sendiri. Lebih baik sekarang kamu duduk aja"
"Aku bosen duduk terus dari tadi. Aku aja yg buah teh ya ? Kamu mandi aja" ucap Siyeon, Jeno pun akhirnya mengalah dan mengangguk
"Jangan sampai lelah ya, hati-hati tuang air panas nya" kata Jeno mengingatkan
"Iya, sana kamu mandi"
Setelah selesai mandi Jeno kembali lagi ke ruang tengah, disana sudah ada Siyeon yg sedang serius mengajari anak nya mengerjakan PR dari sekolah.
"Loh ma kamu kok duduk bawah ? Emang nggak apa-apa ya ?" Tanya Jeno, setelah melihat Siyeon duduk di karpet
"Nggak apa-apa, selagi perut nya nggak sakit ya nggak apa-apa" jawab Siyeon
"Tapi lebih baik kamu duduk atas aja deh" ucap Jeno yg langsung dituruti oleh Siyeon, wanita itu pun segera bangkit dengan dibantu Jeno.
Siyeon duduk di sofa sambil memperhatikan anak nya. Jeno duduk mendekat dan mengelus pelan perut Siyeon.
"Sebentar lagi dia lahir ya, rumah bakal rame sama suara tangisan bayi lagi" kata Jeno
"Iya, dan kita harus siap-siap begadang tiap malam buat gantian jaga dia" jawab Siyeon
"Sudah lama sekali kita tidak melakukannya, udah lebih dari delapan tahun lalu saat Rowon masih bayi, sekarang aja anak nya udah sebesar ini" ujar Jeno sambil mengelus rambut Anak nya yg sedang belajar
"Sebentar lagi dia akan menjadi seorang kakak"
"Iya, dan aku yakin dia akan menjadi Kakak yg hebat buat adiknya"
"Kita sudah membesarkan nya dengan sebaik mungkin, dia pasti akan memperlakukan adik nya dengan baik pula"
Jeno tersenyum sambil memandang istrinya, kepala nya ia sandarkan pada bahu Siyeon sambil tangan nya sesekali ikut mengelus perut sang istri.
______________________________________