"SAYANG... jalan yuk..." Teriak Haechan dari depan pintu kamarnya, sedangkan Ennik, sang istri yg saat itu sedang menyiram bunga di halaman depan hanya bisa mengelus dada melihat kelakuan suami nya
"SAYANGGG..." Teriak Haechan sekali lagi, karena Ennik tak juga menyahut
"SAY--"
"Teriak sekali lagi coba ?" Tantang Ennik sambil mengangkat salah satu sandal rumah yg dipakai nya
"Eh... sayang disini, aku kira tadi nggak denger maka nya teriak-teriak" alasan Haechan
"Lagian ngapain sih ? Masih pagi, baru bangun tidur udah teriak aja" omel Ennik
"Aku mau ngajakin kamu jalan" ucap Haechan
"Jalan kemana ?" Tanya Ennik
"Kemana aja deh, yg penting berdua" jawab Haechan
"Kok berdua ? Terus anak-anak gimana ? Kan siang nanti rencananya mau kita jemput dari rumah mama" kata Ennik
"Anak-anak biarin nginep semalam lagi lah di rumah nenek nya, kan mumpung libur sekolahnya"
"Terus kita ngapain berdua aja di rumah, nggak... Nggak bisa, aku udah kangen sama anak-anak aku" tolak Ennik
"Kamu kok gitu sih ? Emang kamu nggak pengen ya, berdua aja gitu sama aku, Quality time" tanya Haechan
"Sayang nya nggak tuh, aku lebih seneng kalau lagi sama anak-anak"
"Kamu... Nyebelin" ucap Haechan lalu segera masuk ke dalam kamar
Ennik langsung tertawa melihat tingkah suami nya itu, ia pun segera menyusul Haechan ke dalam kamarnya
Ia buka pintu nya perlahan, lalu mengintip apa yg sedang dilakukan Haechan di dalam sana. Ternyata laki-laki itu sedang tidur tengkurap sambil menenggelamkan wajah nya di bantal
Ennik berjalan mendekat, lalu duduk di pinggir ranjang
"Kamu ngambek ?" Tanya nya sambil mengelus pelan rambut sang suami
Haechan hanya diam saja dan tak bergerak sedikitpun
"Chan, marah ya ?" Tanya Ennik lagi, Haechan masih tetap diam
"Sayang... Kok aku di diemin sih, liat sini dong" rayu Ennik, Haechan hanya menolehkan kepalanya sekilas dengan tatapan muka kesal nya
"Aduh... Lucu banget sih kamu" kata Ennik sambil tertawa, Haechan langsung terduduk lalu menatap sinis ke arah istrinya
"Pantesan Aron sama Gia kalau aku marah malah diketawain, orang kamu yg ngajarin" kesal Haechan
"iiihhh... nuduh, siapa coba yg ngajarin ?" Tanya Ennik masih dengan tawa nya
"Ya kamu, tuh liat aja sekarang. Aku tuh lagi kesel sama kamu. dirayu kek, disayang-sayang biar nggak ngambek lagi. Ini malah diketawain" keluh Haechan
"Aduh...duh... Papi Haechan mau disayang-sayang ya ?" Tanya Ennik menggoda
"Udah ah, nggak lucu tau yang" kata Haechan sambil bersiap untuk tiduran lagi, namun belum sampai ia merebahkan tubuhnya Ennik sudah menahan lengannya
"Ke taman bermain yuk... Udah lama nggak kesana, terakhir pas baru pacaran sama kamu" ucap Ennik
Haechan memandang Ennik dengan tatapan yg sulit diartikan
"tuh kan aku kalah lagi, padahal kamu cuma ngomong gitu doang, kesel aku udah ilang aja. Suka sebel sama hati aku, kenapa lemah banget sih kalau sama kamu" keluh Haechan
Ennik mendekat ke arah Haechan lalu mencium bibir nya sekilas.
"Kamu mandi dulu gih, siap-siap. Aku siapin sarapan terus habis itu kita berangkat" kata Ennik sambil berdiri dari duduknya