Heejin melangkah pelan menuju lift yg akan mengantarkan nya ke lantai tujuh, tempat dimana ruangan suaminya berada. Sesampainya disana, ia segera mengetuk pelan pintunya namun lama tak mendapat balasan, hingga membuat sekretaris suaminya datang
"Yujin, bapak ada di dalam kan ?" Tanya Heejin setelah melihat perempuan itu
"Iya Bu, setau saya bapak langsung masuk ke dalam selesai rapat dan tidak keluar lagi setelah nya" jawab Yujin
"Kok nggak kedengeran suaranya ya"
"Ibu langsung masuk saja, mungkin bapak sedang istirahat soalnya dari tadi pagi saya liat seperti nya bapak sedang tidak sehat"
Heejin pun mengangguk lalu segera masuk ke dalam ruangan Jaemin, dan benar saja laki-laki itu sedang tertidur pulas diatas sofa panjang yg terletak di ruang kerjanya
Heejin berjalan mendekat lalu mengelus pelan kepala suaminya. Badan Jaemin masih hangat, pasti sekarang dia juga masih merasa pusing, untuk itu Heejin membiarkan Jaemin tidur.
Hampir satu jam Heejin menunggu Jaemin terbangun, dan selama itu pula ia sibuk menyalahkan dirinya sendiri karena terlalu sibuk hingga membuat suaminya tidak terurus dengan baik.
Matanya sudah berkaca-kaca, rasa sesal lagi-lagi menyelimuti hatinya. Andai saja ia tidak egois dengan ikut bekerja pasti semua tidak akan seperti sekarang. Meskipun Jaemin mengatakan ia tak masalah jika Heejin melanjutkan mimpinya namun tetap saja ia tak bisa abai dengan tugas utama nya sebagai seorang istri dan juga seorang ibu.
Ia jadi ingat, ia terlalu berambisi belakangan ini. Ia mulai berpartisipasi dalam berbagai ajang fashion yg tak ia sadari jika itu menghabiskan banyak waktunya.
Heejin melamun sambil sesekali mengusap kasar wajah nya."Sayang" panggil Jaemin yg langsung membuat Heejin terlonjak
"Kamu udah bangun ?" Tanya Heejin untuk menutupi keterkejutan nya
"Kamu melamun ya ? Sampe kaget gitu aku panggil" ucap Jaemin, Heejin hanya tersenyum menanggapinya
"Aku nganterin makan siang kamu, sekalian jemput kamu pulang" kata Heejin
"nih... Kamu makan terus minum obat, nanti di mobil kamu bisa tidur kalau memang ngantuk" lanjut nya
"Butik kamu kesini jauh loh, aku tadi kan juga udah bilang kalau nggak perlu jemput, aku masih bisa kok nyetir sendiri sampai rumah"
"Aku dari rumah, nggak dari butik. Kamu sakit jadi aku nggak ke butik hari ini" cerita Heejin
"Ck... Kamu jangan sering bolos kerja ya, awas aja kalau butik kamu sampai bangkrut. Investasi aku banyak loh disana, aku nggak mau sampai rugi" canda Jaemin, Heejin pun tertawa mendengarnya
"Nggak akan bangkrut tenang aja" jawab Heejin
Wanita itu pun segera membuka tempat makan yg tadi ia bawa, ia meraih sendok nya, berniat menyuapi Jaemin. Jaemin melihat nya dengan tatapan heran, tumben sekali Heejin bersikap seperti ini padanya.
"Kamu kenapa ?" Tanya Heejin yg melihat Jaemin hanya menatap nya tanpa berniat membuka mulut
"Kamu tumben banget kayak gini, ada apa ?"
"emang apa yg salah sama aku hari ini ?"
"sikap kamu manis banget sama aku, jadi pengen peluk"
Kini giliran Heejin yg menatap Jaemin.
"emang biasanya aku nggak kayak gini ya ?" Tanya Heejin yg langsung mendapat gelengan dari Jaemin
"aku mau sakit aja deh biar diperhatiin terus sama kamu" ucap Jaemin yg tanpa sadar berhasil menyentil hati Heejin.