Met the past

826 91 1
                                    

"Jeno, kamu Lee Jeno kan ?" Sapa seorang wanita berusia hampir 60 tahunan namun masih terlihat modis itu

"Tante, iya ini Jeno" balas Jeno ramah

"Sedang apa kamu disini ?" Tanya wanita itu lagi

"Jeno lagi jalan-jalan Tante"

"Terus ini siapa ? Anak kamu ?"
Tanya wanita itu sambil menunjuk Eunseo yg ada di gendongan Jeno

"Iya" jawab Jeno singkat

"Oohhh... Jadi kamu udah menikah sekarang ? Sama siapa ? Sama Perempuan yg kamu tunggu waktu itu ?" Tanya wanita itu sinis, Jeno pun hanya mengangguk

"Sayang ya kamu dulu menolak anak Tante, coba kalau nggak"

"Maaf maksud Tante apa ya ?"

"Nggak maksud apa-apa sih, cuma menyayangkan aja. kamu ini ganteng, mapan lagi, tapi sayang nya kamu nggak pinter milih perempuan"

Jeno hanya diam sambil menahan amarahnya, ia tidak boleh terpancing oleh wanita dihadapannya ini

"Anak Tante masih single loh, barang kali kamu mau deketin lagi. Yah... Siapa tahu ya ? Mungkin aja kamu bosan sama istri kamu"

"Saya tegaskan ya Tante, saya sudah menikah, saya sudah memiliki dua anak, dan saya bahagia dengan pernikahan saya. Tante nggak perlu repot-repot nawarin anak Tante yg masih single itu pada saya, karena sampai kapan pun saya nggak akan pernah tertarik sama anak Tante"

"Kau masih sama saja ternyata, Sombong. Saya jadi penasaran sehebat apa perempuan kamu itu, sampai kamu dengan mudah nya menolak anak ku yg jauh lebih baik dari nya" cibir wanita itu, Jeno tersenyum tipis

"yg pasti istri saya lebih baik dalam segala hal dibandingkan dengan nya. Dan satu lagi yg ingin saya katakan sama Tante, mungkin anak Tante tidak pernah mengatakan hal ini. yg terlebih dulu menolak untuk bertemu itu bukan lah saya, tapi anak Tante sendiri. Dia sendiri yg memilih untuk pergi, jadi Tante berhenti menyalahkan saya atas perjodohan yg gagal itu"

"Istri saya memang tidak sehebat anak Tante yg memiliki ratusan cafe, tapi istri saya adalah orang yg baik, dia tidak pernah berkata kasar, dia tidak pernah membentak siapapun, dia dewasa, dan yg pasti dia mandiri. Ah... Hampir lupa, tolong Tante sampaikan juga, terimakasih banyak pada anak Tante karena sudah memilih pergi di hari itu" lanjut Jeno sambil tersenyum sinis

Wanita itu pun menjadi kesal dan memilih untuk pergi begitu saja dari hadapan Jeno.

Tanpa mereka sadari, sedari tadi Siyeon mendengar semua yg mereka bicarakan. Perempuan itu pun tampak mengelap air mata nya sebelum berjalan ke arah Jeno dan anaknya.

"Udah selesai dari toilet nya ?" Tanya Jeno yg melihat Siyeon mendekat

"Udah, sekarang kita jemput Rowon terus pulang aja ya. Kamu udah selesai beliin susu nya Eunseo kan ?"

"Udah kok" jawab Jeno lalu berjalan keluar dari pusat perbelanjaan itu sambil menggandeng tangan istrinya.

Disepanjang perjalanan, Siyeon nampak hanya diam sambil memegangi botol susu anak nya. Wanita itu nampak masih memikirkan perkataan Jeno dengan wanita tadi.

Bahkan saat sudah pulang dari menjemput Rowon pun perempuan itu masih diam saja.

-----

"Ada yg membuat mu tak nyaman ?" Tanya Jeno sambil mengecup puncak kepala Siyeon, perempuan itu hanya tersenyum sambil menggeleng

"Kamu bohong, kamu pasti sedang  memikirkan sesuatu kan ?" Tebak Jeno, Siyeon menghela nafas panjang lalu menarik tangan Jeno untuk duduk di sampingnya

"Aku tadi liat kamu berbicara sama seorang wanita, dan aku nggak sengaja denger semua nya" aku Siyeon

Jeno menoleh ke arah istrinya lalu mengelus rambut panjang perempuan itu

"Makasih ya, karena sudah mengatakan hal-hal baik tentang ku dan tidak membiarkan wanita itu melukai harga diriku" ucap Siyeon

Jeno tersenyum lalu menarik tubuh Siyeon untuk dipeluknya

"Kenapa bilang makasih ? Itu sudah kewajiban aku buat jagain kamu" balas Jeno

Siyeon mendongak, lalu menatap Jeno dengan tatapan sendu nya

"Sehebat apa perempuan itu ? hingga berani banget dia nolak kamu" tanya Siyeon

Jeno melepas pelukannya lalu memandang wajah Siyeon

"yg pasti dia tidak sehebat kamu yg udah berhasil bikin aku nunggu bertahun-tahun" jawab Jeno

Siyeon terdiam, matanya mulai memerah menahan tangis

"Bercanda sayang, jangan nangis" ucap Jeno sambil kembali memeluk tubuh Siyeon

"Dia yg memilih pergi, dan aku sekarang juga berhak dong menolak nya kembali. Lagipula tanpa dia pergi pun, aku juga nggak bakalan mau kok sama dia. Ngapain harus kabur segala coba"

"Dia sekarang pasti nyesel" ucap Siyeon

"Dia harus nyesel karena dia sudah menolak seorang Lee Jeno" bangga Jeno

Siyeon pun memukul pelan lengan Jeno

"Aku nggak akan tertarik sama tawaran wanita tadi, jadi nggak usah dipikirin. Aku bakal setia sama kamu, sesuai janji aku, aku nggak akan pergi ninggalin kamu sampai kapanpun. Dapetin kamu tuh susah, nggak mungkin dong aku sia-siain gitu aja"

Siyeon tersenyum mendengar perkataan Jeno barusan

"Lagian ngerusak suasana banget sih tuh orang. Ngapain coba tiba-tiba dateng terus nawarin anaknya, aneh-aneh aja" ucap Jeno

"Kamu tadi pengen aku pijitin kan, sini buruan naik" perintah Siyeon, Jeno pun mengangguk senang lalu segera naik keatas ranjang

"Suasana hati kamu udah membaik kan ?" Tanya Jeno dan Siyeon pun mengangguk

"Baiklah, nanti gantian aku pijitin biar suasana hati nya tambah baik lagi" ucap Jeno yg langsung mendapat cubitan kecil dari Siyeon.

Tbc





Young Family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang