Will be fine

829 99 1
                                    

Haechan masih setia menepuk punggung istrinya yg terbatuk karena menangis sedari tadi.
Bukan hanya itu, penampilan wanita yg telah memberinya dua orang anak itu juga tampak kacau, rambut berantakan, wajah sembab dan juga sandal rumah yg ia pakai tak sama antara kanan dan kiri.

Pagi tadi, putri bungsunya, Georgia masuk rumah sakit karena keracunan susu yg sudah kadaluwarsa. Ennik tak berhenti menyalahkan dirinya sendiri karena lalai tak melihat tanggal expired pada susu yg diberikan pada anak perempuannya.

"Udah... yg penting Gia udah baik-baik aja. jangan salahin diri kamu terus" ucap Haechan menenangkan

Ennik tak menjawab, ia masih tak berhenti menangis meskipun dokter juga sudah mengatakan bahwa putrinya baik-baik saja.

"Bisa-bisanya sih aku kayak gitu ?" kata Ennik sambil sesenggukan

"nggak apa-apa, kamu tenang ya"

"Maafin aku, aku nggak bisa jagain anak kamu" ucap Ennik

"sssttt... Jangan ngomong gitu, buat pelajaran kita berdua. nggak apa-apa kalau membuat kesalahan, kita masih sama-sama belajar jadi orang tua yg baik" Hibur Haechan

"sekarang kamu makan ya, kamu udah melewatkan sarapan sama makan siang kamu hari ini"

Ennik tak menjawab, ia justru semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh Haechan

"Dia kok belum bangun ya ?" tanya Ennik

"tadi kan udah bangun pas makan siang, wajar kalau sekarang dia tidur lagi" jawab Haechan

"apa dia masih sakit ?" Cemas Ennik

"Kalau dia masih sakit nggak mungkin dia makan selahap tadi, udah jangan mikir macem-macem, sekarang kamu cuci muka terus makan" perintah Haechan sekali lagi

Ennik pun makan dengan pandangan tak lepas dari ranjang anaknya. Sesekali ia mengelap air matanya yg menetes

"Nasi nya ikutan nangis liat kamu nangis kayak gitu yang" ucap Haechan yg duduk di sebelahnya

Ennik memandang Haechan sekilas lalu melanjutkan makan nya

-----

Sore hari pukul setengah tiga, Aron datang ke rumah sakit bersama Jeno dan Rowon. Haechan tadi minta tolong agar Jeno menjemput pula Aron karena dirinya tak bisa menjemput lantaran harus berjaga di rumah sakit.

Gia baru saja bangun dari tidur nya, dan saat ini ia sedang berada di pangkuan sang ibu

"Georgia..." Panggil Jeno pada anak perempuan itu

"liat Gia, ada om Jeno sama kakak Rowon" ucap Haechan

"tuh kak Aron juga udah pulang sekolah" sahut Ennik

"Gia sudah sehat ?" Tanya Jeno, dan Gia pun mengangguk

" Kamu udah makan Aron ?" Tanya Haechan pada anaknya

"Udah, tadi om Jeno ngajak makan di restoran nya" jawab Aron sambil mengeluarkan sesuatu dari dalam tas nya

"Thanks ya bro, sorry ngrepotin" ucap Haechan

"Santai aja kali" jawab Jeno

"Adek... Liat kakak bawa apa buat kamu" kata Aron sambil menunjukkan sesuatu pada adik nya, anak perempuan itu langsung berbinar melihat makanan kesukaan nya

"Dapet dari mana kamu permen jelly segitu banyak nya ?" Tanya Haechan, Aron pun menunjuk Jeno

Haechan menoleh ke arah Jeno, lalu kembali menatap anak laki-laki nya

"Jawab yg bener, siapa yg beliin ?" Tanya Haechan lagi

"Om Jeno pi, aku tadi mau beli tapi nggak punya uang, ya udah aku minta di om Jeno aja" jawab Aron, Haechan menarik nafas panjang

"Habis berapa Jen ?" Tanya nya

"Apa sih, cuma gitu doang" jawab Jeno

"Aron, lain kali jangan kayak gitu. nggak boleh malak om Jeno atau om yg lain, paham kamu" kata Haechan

"Iya" jawab Aron

"Udah direpotin, di palakin permen lagi. Sorry banget Jen" kata Haechan sekali lagi

"gue harus ngomong berapa kali sih ? nggak apa-apa, santai aja" jawab Jeno

"Liat yang kelakuan anak kamu" ucap Haechan

"Persis kamu kan" jawab Ennik

"Mana ada ?" Elak Haechan

"nggak mau ngaku lagi" kesal Ennik

"Yaudah kalau Gia sudah membaik, gue balik dulu ya" pamit Jeno

"Rowon, pamit dulu sama om dan Tante" perintah Jeno

"Rowon pamit pulang dulu ya om, Tante semoga adek Gia cepat sembuh dan bisa pulang" ucap anak lelaki itu

"Iya, makasih doa nya ya sayang" balas Ennik

"Pulang nya ati-ati ya Jen, sekali lagi makasih banyak" ucap Haechan, Jeno pun hanya tersenyum lalu mengangguk

Setelah Jeno pergi, Haechan langsung menatap ke arah anak sulung nya

"Aron Lee..." Panggil nya

"a...apa ?" tanya Aron takut

"ganti baju sekarang" perintah Haechan

Aron pun menarik nafas lega karena pikirannya jika sang ayah akan marah ternyata salah

Ennik yg sempat melihat wajah ketakutan Aron pun hanya tersenyum

"Jangan galak-galak, kasian dia" ucap Ennik pada Haechan

"tergantung yang, kalau dia nya bandel ya aku galakin. Dia anak cowok, dan aku nggak pengen dia jadi kayak aku dulu" jawab Haechan

Ennik mengelus sayang rambut Aron

"Harus jadi anak baik ya nak" pesan Ennik, dan anak lelaki itu hanya mengangguk sambil memakan permen jelly nya.

Tbc

Young Family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang