Take patient

648 92 4
                                    

"Chan..." Panggil Ennik dari arah dapur

Lama Haechan tidak menyahuti panggilan sang istri hingga membuat wanita itu kembali memanggilnya, kali ini dengan suara yg lebih keras

"HAECHAN..." Teriak nya

"Iya yang, kenapa ?" Tanya Haechan yg baru datang dengan wajah panik nya

"Astagaaa... Sayang kamu kenapa ?" Heboh Haechan karena melihat Ennik yg sedang terlentang di depan meja kompor

"Akhirnya bisa juga" ucap Ennik sambil berusaha berdiri

"Kamu tuh ngapain sih sebenarnya ?" Tanya Haechan bingung

"Ck... Aku tuh dari tadi panggilin kamu tapi kamu nya nggak dateng-dateng" jawab Ennik

"Terus ngapain kamu malah rebahan di lantai ?"

"Rebahan ? Siapa yg rebahan hey ?" Kesal Ennik

"Tomat aku jatuh ke bawah, aku mau minta tolong kamu tadinya tapi kamu malah nggak denger, ya udah aku ambil sendiri. Mau jongkok susah jadi nya aku terlentang ngambilnya" kata Ennik menjelaskan

"Ada-ada aja sih... Sampai panik aku liat kamu kayak tadi. Udah deh yang, kamu jangan bandel. Aku kan udah bilang, nggak usah masak, kita pesen makan aja diluar" kata Haechan

"Pemborosan tau, inget ya ! Anak kamu mau nambah satu lagi, itu artinya biaya juga bertambah. Kamu harus pinter berhemat" nasehat Ennik

"Tapi ini demi kebaikan bersama, jantung aku rasanya mau copot tiap kali liat kamu ngerjain kerjaan rumah" keluh Haechan

"Kalau gitu ya nggak usah diliatin" sahut Ennik enteng

"Kamu tuh dibilangin selalu kayak gitu, bikin sebel tau nggak ?" Kesal Haechan lalu segera pergi ke arah ruang tamu rumahnya

Ennik pun hanya mencebikkan bibirnya sambil kembali melanjutkan masak.

-----

"PAPIII..." Haechan langsung berlari ke arah kamar anaknya saat mendengar teriakan si bungsu, Gia

"Kamu kenapa Georgia ?" Tanya Haechan panik

"Mahkota aku dirusakin kakak" adu nya sambil menangis

"Tapi kan nggak sengaja dek" ucap Aron membela diri

"tuh denger, kakak nya nggak sengaja. Udah jangan nangis, nanti Papi beliin lagi" kata Haechan menenangkan

"Tapi aku mau mainan princess nya sekarang papi" rengek Gia

"Yaudah, nggak usah pakai mahkota kalau gitu. nih... Pakai bando aja" bujuk Haechan

"iihhh... Nggak mau, aku mau nya pakai mahkota papi..."

"Georgia... Jangan bikin papi marah ya, pliisss... nurut dong nak" mohon Haechan

"Papiii...huwaaa..." Tangis Gia pun  semakin kencang

Haechan geleng-geleng kepala, lalu berjalan mendekat ke arah anaknya

"Lama-lama papi bisa penuaan dini ngadepin kalian semua" gumam Haechan sambil mengangkat tubuh putri nya

"Gia, liat papi..." Ucap nya tegas

Anak perempuan itu pun menatap Haechan dengan wajah takut

"Kemaren udah janji kan mau nurut sama papi, katanya nggak nakal lagi kalau mau punya adek. Tapi sekarang kamu kok nggak bisa dibilangin lagi ?"

Gia hanya diam, sambil terus menangis. Aron yg melihat adik nya menangis pun jadi merasa sedih, ia pun mengambil mahkota adik nya yg patah lalu segera keluar kamar untuk memperbaiki nya

"Mi... Pinjam lem" ucap Aron

"Lem buat apa kak ?" Tanya Ennik yg sedang menata makan siang diatas meja

"Buat ini" kata Aron sambil menunjuk kan mahkota adik nya

"Bentar mami ambilin"

Aron pun segera mengelem mahkota yg patah tadi setelah mendapatkan lem dari ibunya. Dengan hati-hati bocah tampan itu memperbaiki apa yg tadi di rusak nya.

Meski berhasil menyatu namun mahkota adik nya terlihat tidak sebagus sebelumnya, dengan wajah sedih nya, anak laki-laki itu terpaksa melangkah kembali ke kamar nya.

"Dek coba liat" pinta Aron saat sampai di kamar

Haechan pun ikut menoleh melihat anak sulung nya

"tuh dek, udah dibenerin sama kakak" ucap nya

"Meskipun nggak sebagus tadi, tapi masih bisa dipakai kok dek" kata Aron

Gia pun turun dari gendongan ayah nya dan mengambil mahkota yg dipegang Aron

"Makasih ya kak" ucap nya, Aron pun tersenyum lalu mengelus sayang rambut adik nya

"Udah... Sekarang mainan lagi sama kakak. papi tinggal ke depan, Mau lanjutin nyiram tanaman nya mami" pamit Haechan pada kedua anaknya

-----

"Aku nggak mau pakai itu dek..." Tolak Aron lalu berlari keluar kamar dan mengunci adik nya di dalam
Gia pun menggedor-gedor pintu kamar agar dibuka

Haechan yg baru selesai menyiram tanaman dibuat terkejut dengan suara berisik dari arah kamar kedua anaknya

"Ini ngapain lagi ?" Tanya Haechan pada Aron yg sedang menyandar pada pintu kamarnya

"Adek aku kunciin di dalem" jawab nya

"Kenapa kamu kunciin ? tuh... Adek kamu gedor-gedor pintunya. Bukain sana" perintah Haechan sambil berusaha meraih gagang pintu yg dipegang anak laki-laki nya

"iiihhh... Biarin Pi, jangan dibuka" larang Aron

"Kenapa ? Kasihan tau adek kamu"

"Papi tuh kasihan sama adek tapi nggak kasihan sama aku" protes Aron

"emang kamu kenapa ?"

"Adek tuh maksa aku pakai mahkota sama kalung princess, ya aku nggak mau lah" adu Aron

"Ya ampun Aron, cuma gitu doang"

"tuh kan... Papi pasti gitu, udah deh papi aja sana yg pakai. Aron mau turun, mau sama mami aja" kesal Aron lalu segera melangkah pergi

Haechan hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah kedua anaknya. Dia memang harus banyak bersabar menghadapi sikap semua orang yg tinggal di dalam rumah ini.

Tbc

Young Family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang