03.

553 70 0
                                    

Emotions.

Orang tua Jeno dan Disya ada perjalanan bisnis ke Korea sekarang. Jadi mereka nganter para orangtua ke bandara.

"Jangan nakal ya, sayang nya mamih" ujar Jessica ke Disya yang sekarang berada di dalam pelukannya.

"Hm"

"Jangan sakit juga"

"Iya mamih. Mamih juga, jangan kerja terus. Awas aja kalo kecapean terus sakit"

"Iya, engga. Yaudah, lepas ah. Diliatin orang" Jessica mengurai pelukan mereka.

"Oh iya. Nanti malam jangan lupa ada acara kantor. Ga enak kalo ga dateng" ucap Donghae.

"Iya" jawab Jeno seadanya.

"Nanti Jeno stay di rumah mamih Jess aja biar ga ribet" suruh Tiffany.

"Loh. Gausah lah mah, aku di rumah aja" bantah Jeno.

"Gapapa. Biar ga ribet. Lagian kamu kan, harus ada stylish nya. Disya nanti tolong Jeno nya di urusin ya"

"Siap mah" Disya memberikan gestur hormat.

"Udah ya. Kita pamit, bye-bye" Kris mencium kening anaknya.

"Safe flight, semua!"

"Jeno, mamih titip Disya ya. Dia suka males makan soalnya"

"Iya mih. Siap!" Jeno mengeluarkan eye smile nya.

Disya menghentikan lambaian tangannya saat orang tua mereka sudah memasuki boarding room.

"Jenoy. Kita ke mall yu" ajak Disya.

"Ga" jawab Jeno. Cowo itu langsung pergi begitu saja tanpa menunggu Disya.

Disya langsung berjalan cepat sampai ke samping Jeno.

"Ih. Jahat banget, masa gue ditinggal!" Disya memukul lengan berotot Jeno.

"Apa sih. Gausah pukul-pukul, sakit" Jeno mengusap lengannya yang habis mendapatkan pukulan.

Disya hanya mengerucutkan bibirnya.

Disya hanya mengerucutkan bibirnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini. Yang ini aja" Disya mengangkat dasi kupu-kupu hitam dengan tangan kanannya.

"Gua mau yang ini aja" Jeno mengangkat skinny necktie hitam dengan tangannya.

"Jeno, bagusan pake yang kaya gini. Jangan pake yang skinny"

Jeno menghela nafas. Dia ga bakal bisa menang kalo debat sama Disya.

"Yaudah, yaudah. Gue pake yang itu" pasrah Jeno.

Disya mengeluarkan gummy smile nya, "Oke. Ini gua gantung barengan sama kemeja lo"

"Hm" Jeno berdehem malas lalu langsung menjatuhkan dirinya ke sofa yang ada di sana.

Disya beralih ke lemari dimana dia menyimpan semua dress nya. Cewe itu langsung sibuk memilih dress yang nantinya akan dia pakai.

"Jen, menurut lo bagusan pake merah atau pink?" Tanya Disya sambil mengangkat dua dress di tangan kanan dan kirinya.

Jeno yang lagi fokus membalas chat pacarnya, hanya diam.

"Jeno"

"..."

"Jen"

"..."

"Huh..." Disya menghela nafas saat Jeno mendapat panggilan masuk yang Disya yakini itu pasti dari Rea.

"Halo, sayang" ucap Jeno setelah dia mengangkat telfonnya.

"Brengsek, Rea" umpat Disya dalam hati.

Disya berjalan ke arah Jeno dan berhenti tepat di depan cowo itu, "Jeno. Gua nanya kenapa ga lo jawab sih!"

Jeno hanya melirik sedetik lalu kembali menatap arah lain.

"Ck!" Disya langsung mengambil paksa handphone Jeno.

"Tolong ya Rea. Nelfon nya nanti lagi. Gua sama Jeno lagi siap-siap mau pergi ke acara perusahaan"

Tut...

Setelah mematikan panggilan telfon itu, dia langsung melempar handphone itu jauh dari jangkauan Jeno.

Untungnya, handphone Jeno mendarat ke spot yang ada karpet bulunya. Jadi, aman.

"DISYA!" sentak Jeno.

"APA HAH. Gue dari tadi ngomong sama lo dan lo ga jawab. Jangan salahin gue kalo gue marah kaya gini!"

Setelah meneriaki Jeno, Disya langsung mengambil dress dengan asal lalu keluar dari walk in closet.

Jeno menghela nafas guna menurunkan emosinya.

"Argh!"

🌼

to be continue
08/02/21
©Amboyahngg_

Jodoh ; Lee Jeno [continue]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang