09.

434 49 3
                                    

Takut

Ruangan yang sekarang Disya tempati terlihat sangat ramai karna tamu yang belum berhenti berdatangan.

Acara yang diadakan oleh keluarga Jeno baru mulai beberapa menit yang lalu.

Ruangan yang di pakai adalah ballroom hotel yang di ubah menjadi tempat mewah.

"Wah bagus juga ya dekorasi kamu, Sya" puji Donghae.

"Iya ya, padahal aku kira ga bakal sebagus ini"

"Bisa kali nih, jadi designer" ujar Tiffany yang tiba-tiba datang.

Disya menggeleng, "Engga ah mah. Mau jadi model aja"

"Ya sekalian aja. Jadi model plus designer. Makin banyak kerja, makin banyak duit"

"Ih si papah. Capek lah kerja dua-dua kaya gitu" ujar Tiffany.

"Haha liat nanti aja, jadinya apa"

"Iya. Yang penting sekarang belajar dulu yang bener"

Disya mengangguk.

"Btw, Jeno mana?" tanya Donghae.

"Tadi katanya mau nyamperin orang keluar. Ga tau siapa" ujar Tiffany.

"Mamah"

mereka menoleh ke arah sumber suara.

"Jeno, lama banget si" gerutu Disya. Gadis cantik itu belum menyadari hal yang akan membuatnya murka.

Jeno hanya melirik sebentar lalu kembali terfokus ke mamah Tiff, "Jeno undang Rea" ucapnya.

Disya terbelalak. Gila, nekat juga jodohnya.

"Ada yang suruh kamu undang Rea?" tanya Donghae sinis.

Tiffany memegang lengan suaminya lalu menggeleng. Donghae yang mengerti kode itu, hanya bisa menghela nafas.

"H-hai mah, selamat ulang tahun" ucap Rea seraya menyodorkan kotak yang terbungkus kertas kado warna merah.

Tiffany tersenyum lalu mengambil alih kado tersebut, "Makasih ya cantik. Sampe bawa kado segala"

Rasa takut yang Rea rasakan beberapa detik lalu menghilang begitu saja.

"Tante Tiff masih sayang sama gue" batin Rea.

"Hehe. Gapapa mah, ga repot ko" jawab Rea.

Disya menatap tidak suka kearah Rea lalu menarik tangan Jeno tanpa kata.

"Eh. Apaan si lo, Sya!" omel Jeno.

Disya tidak menjawab.

Disya membawa Jeno masuk kedalam toilet lalu menutup pintu toilet dengan kasar.

Bruk

Punggung lebar Jeno menghantam dinding karna dorongan kuat yang Disya berikan.

"Lo ngapain ngajak dia kesini!" ucap Disya tajam.

Jeno menyeringai, "Emang kenapa kalo gua ajak dia kesini. Lo ga ada hak apapun buat ngelarang gue"

"Gua itu tunangan lo, Jeno!" bentak Disya.

Jeno menghela nafas, "Disya, denger ya. Selama ini yang ngangep hubungan kita ada, itu cuma lo"

"GUA TAU BAHKAN GUA PAHAM. TAPI GA SEHARUSNYA LO BAWA DIA KESINI!"

"Emang kenapa hah! KENAPA KALO GUA AJAK DIA KESINI"

Jeno mendekat, mengikis jarak mereka, "Oh, lo takut kan?" sinisnya.

Mata Disya memanas. Gadis itu meremas ujung dress-nya.

"Lo takut karna nyatanya, mamah gue masih sayang sama Rea"

Jeno kembali mengeluarkan seringainya saat melihat respon Disya yang hanya diam. Jeno mundur selangkah lalu berjalan meninggalkan Disya.

Brak

Suara pintu yang tertutup dengan kasar menggema di dalam ruangan yang cukup besar itu.

Disya menundukkan kepalanya.

"Iya gue takut. Gue takut liat respon mamah Tiff tadi. Gue takut" gumam Disya.

🌼

aku ngerasa cerita ini makin
lama makin gajelas.

btw, seminggu kedepan aku ga bakal up karna ada ujian.

to be continue
14/03/21
©amboyahngg_

Jodoh ; Lee Jeno [continue]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang