07.

468 62 1
                                    

Jodoh Jeno

Masih dengan hari yang sama dan berita yang sama.

Disya sekarang lagi makan siang di cafetaria, bareng bestie nya alias Lia and Umji.

Eh, hari ini nambah satu member.

Na Jaemin, cowo yang menjalin hubungan dengan Lia sekitar lima bulan yang lalu.

"Hah? emang iya Na?" tanya Disya.

"He'em. Dulu sempet satu kelas bareng, terus satu ekskul juga" jawab Jaemin.

"Ceritain dong ke gueee. Dia kaya gimana, aktif ga, dikelas? kalo di ekskul gimana? dia pernah deket sama cewe ga sih?"

"Sabar oy! pacar gua jangan diserang gitu" sewot Lia.

"Dih, najis. Belain pacar mulu lo, dari tadi!" sinis Disya.

"Iri? bilang bos!" sahut Lia dengan muka songong.

"Dih. Sape yang iri hah! pede lu!"

"HEH!" Umji memukul meja lalu mengambil garpu dari piring nya.

"Gua colok lu berdua ya. Beranteeem mulu, kerjaan nya!" Umji menodong kedua temannya dengan garpu.

"Weh, santai bos. Ampun" Disya mengangkat kedua tangannya.

"WU DISYA!"

Teriakan keras yang berasal dari pintu cafetaria berhasil membuat mereka menoleh.

"Kenapa lagi tuh, uler?" tanya Lia saat melihat Rea menuju ke arah mereka.

Setelah berada di depan Disya, Rea langsung menarik pergelangan tangan Disya dengan sangat kencang.

krek

"BANGSAD!" teriak Disya saat merasakan tulangnya bergerak. Sedetik kemudian, rasa sakit menyerang bahu nya.

"HEH! GILA YA LO!" Lia ikut murka saat mendengar suara tulang Disya.

"Aushh" Disya meringis saat Rea kembali menarik pergelangan tangannya.

"SIALAN NI BOCAH!" Jaemin berdiri lalu melepaskan tangan Rea dari Disya dengan sekali hentakan.

"Sya, heh. Mana yang sakit?" Umji panik melihat Disya memegangi bahunya sambil meringis.

"GAUSAH IKUT CAMPUR YA KALIAN!" bentak Rea.

"DIH. SANTAI DONG, GILA!" Enak aja main bentak-bentak.

"Disya! sini lo!" Rea mencoba menerobos Lia dan Jaemin yang menjadi tameng Disya.

"Eits, tidak semudah itu ferguso" ucap Lia.

"LEPAS! URUSAN GUA BUKAN SAMA KALIAN!" Rea mencoba melepaskan tangan Lia dan Jaemin dari lengannya.

"Heh! apaan nih" mereka kompak menoleh.

Jeno, Felix, Hyunjin, dan Renjun ada di sana.

"Lepasin!" Jeno melepaskan Rea dari pasangan itu.

"Kenapa?"

"Tanya noh pacar lo! dateng-dateng langsung bikin bahu orang geser!" Umji murka.

"Lo apain temen gua hah!" Renjun ingin maju.

Felix buru-buru menahan Renjun,
"Woy, tenang woy!"

"Kamu ngapain si! lepas!" Rea masih mencoba menyerang Disya.

"DIEM!" bentak Jeno.

Rea langsung diam setelah Jeno mengeluarkan bentakannya.

"Kamu itu ngapain si?" tanya Jeno dengan nada frustasi.

"Kamu yang ngapain. Ngapain berangkat sekolah sama dia, hah!" Rea menunjuk Disya.

"ka-"

"Loh, emang kenapa kalo gue berangkat sekolah bareng Jeno?"

pandangan mereka beralih ke arah Disya. Termasuk Jeno yang mengode Disya untuk diam.

Disya maju sambil masih memegangi bahunya, "Lo siapa? lo ga punya hak apapun buat larang Jeno"

"GUE PACARNYA! LO SIAPA HAH! BERANI BANGET BERANGKAT BARENG PACAR ORANG, MAU JADI CABE LO!"

Disya memejamkan matanya mendengar bentakan Rea yang sangat nyaring. Sumpah, suaranya udah kaya knalpot motor yang berisik.

"Perlu berapa kali lagi gue bilang sama lo, Reaya

gue, jodohnya Jeno"

Setelah berucap demikian, Disya langsung pergi meninggalkan mereka yang masih melongo.

Disya yakin, semua orang pasti akan menganggapnya manusia paling pede, tapi Disya tidak peduli.

lagian, mau gimanapun, Lee Jeno bakal tetep nikah sama Wu Disya.

🌼

to be continue
06/03/21
©amboyahngg_

Jodoh ; Lee Jeno [continue]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang