38.

473 38 11
                                    

Disya dan istirahatnya.

Keadaan masih hening sekarang. Tragedi yang terjadi tepat di depan mata mereka masih terekam jelas, suasana tegang sangat terasa, menciptakan keheningan di antara mereka.

Lorong yang mereka tempati sekarang ini sepi, hanya ada mereka di tempat duduk di sana.

"Jen," Hyunjin menyadarkan.

Jeno hanya mengangkat kepalanya tanpa bersuara, menatap ke netra Hyunjin.

"Lo udah kabarin nyokap, bokapnya Disya?"

Jeno mengangguk. Lalu, Hyunjin ikut mengangguk, setelah itu hening.

"Wah anjing. Kita harus konsul psikolog abis ini. Kebayang-bayang jelas banget, anjing" Felix mengacak rambutnya lalu meraup wajahnya kasar.

"JENO!" teriakan itu terdengar, bersamaan dengan langkah kaki yang tergesa-gesa, kian mendekat.

Ya, itu mereka. Jessica dan Kris.

"Gimana bisa? Kenapa?" Jessica langsung menghujami Jeno dengan pertanyaan.

"KAMU APAKAN ANAK SAYA HAH?!" seperti tidak sadar diri, Kris membentak Jeno, menyalahkan pemuda itu.

"KRIS! APAAN SIH" protes Jessica.

Hyunjin dan Felix hanya bisa diam, menerka-nerka apa yang sedang terjadi dalam keluarga itu. Sepertinya hubungan mereka sedang kurang baik.

"Satu satunya orang yang pantas disalahkan disini, CUMA KAMU! Kalau aja kamu berfikir lebih jernih, Disya ga akan pergi dari rumah dengan emosinya!"

"Om, tante, maaf sebelumnya. Tolong jangan buat keributan disini. Ini rumah sakit" Felix menengahi.

"KAMU JANG-

Belum selesai Kris berbicara, pintu ruang operasi di depan mereka terbuka. Lalu, keluar dokter dengan name tag chen dari ruangan itu.

"Dengan wali pasien?"

"Saya ibunya, dok" sahut Jessica.

"Operasi pasien berjalan lancar, akan saya jelaskan kondisi lengkapnya. Karena benturan yang cukup keras, terjadi pendarahan di kepala pasien. Tangan kanan pasien patah dan kami harus menjahit dahi pasien dengan total 6 jahitan."

"Sekarang, pasien sedang ada dalam keadaan kritis dan kekurangan darah. Pasien akan kami pindahkan ke ruang ICU karena memerlukan pengawasan ketat dari tim medis. ibu atau bapak, bisa ikut saya untuk mengurus administrasi agar pasien bisa cepat dipindahkan ke ruang ICU."

Tubuh Jessica langsung merosot mendengar keadaan anaknya saat ini. Ia merapalkan doa, semoga anaknya bisa melewati masa kritis dan kembali dengan mereka.

Hyunjin jongkok di depan Jessica lalu menenangkan wanita itu. "Saya urus sekarang, dokter" ucap Kris.

"Baik, bapak bisa langsung ikut dengan saya." Ucap sang dokter lalu berlalu dari sana bersama Kris di belakangnya. Meninggalkan empat orang itu yang masih mencerna.

Kris hancur, ia juga ingin berjongkok lalu menangis seperti istrinya, atau, diam tanpa suara seperti Jeno. Tetapi, tidak ada waktu untuknya melakukan hal itu karena nyawa anaknya harus segera ia tolong dengan pembayaran.

"Wu disya... tolong maafkan papi, ya sayang?"

🦋

to be continue
21/01/22
©amboyahngg_

Jodoh ; Lee Jeno [continue]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang