05.

488 60 3
                                    

Worried

"Jeno, hp kamu berisik banget" ucap pacarnya.

"Hm? biarin aja" jawab Jeno.

tadi abis bales chat dari Disya, Jeno langsung naro handphonenya di samping Rea karna Rea ngamuk.

Ting

Ting

Ting

Ting

Ting

Handphone Jeno ga berhenti bunyi dari tadi, banyak pesan masuk dari satu kontak yang sama.

Sebenernya, Jeno mau bales. Tapi, takut Rea ngamuk.

Setelah lebih dari 20 kali bunyi, akhirnya handphone Jeno berhenti dapet pesan masuk.

Tapi, beberapa detik kemudian.

Drrt... Drrt...

"Jeno. Ada yang telfon" ucap Rea seraya menunjuk ke arah handphone Jeno yang ia letakan jauh dari jangkauan mereka.

"Siapa?"

"Ntah. Udahlah, palingan juga si nenek lampir itu. Awas aja kamu angkat" ancam Rea.

"Iya, nggak diangkat ko" Jeno mengusak pelan pucuk kepala pacarnya.

"Anjir. Kenapa gua jadi khawatir gini si" Jeno membatin saat handphonenya sudah bunyi lebih dari 25 kali.

"Em... Ya. Aku pulang dulu ya, takut si Disya ngadu ke mamah" alibi Jeno.

"Yah, ko pulang sekarang si" Rea mengerucutkan bibirnya.

"Kamu tau kan, si Disya suka ngadu" jawab Jeno ragu.

"Iyasih. Yaudah deh, gapapa"

"Oke. Aku pulang ya, good night"

"Em"

Mobil yang Jeno pakai berhenti saat sudah sedikit jauh dari rumah Rea.

Jeno mengeluarkan handphonenya lalu dengan cepat membuka isi chat dari Disya.

"Shit!"

Jeno langsung melempar handphonenya ke jok sampingnya lalu menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

"Lee Jeno bego. Kalo dia kenapa-kenapa, mati lo Jen" gumam Jeno.

,,,

Sampai di depan rumah Disya, Jeno tidak melihat ada satpam di tempat biasanya.

"Ini satpam kemana anjir" gumam Jeno.

Terpaksa, Jeno membuka gerbangnya sendiri. Setelah mobilnya masuk, Jeno langsung turun dan bergegas masuk ke dalam rumah Disya.

"Maid juga pada kemana, lagi"

Jeno mempercepat langkahnya saat sadar Disya berada di rumah sendiri.

Tok tok tok

"Disya!"

"Disya!"

Jeno memutar knop pintunya, "Shit! kenapa harus di kunci si"

"DISYA!"

"WOY. BUKA, GILA?"

Dug dug dug

Jeno mendobrak pintu kamar Disya dengan bahunya.

Setelah beberapa kali, akhirnya terbuka.

Lantai kamarnya berantakan, banyak pecahan kaca yang Jeno yakin berasal dari jendela

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lantai kamarnya berantakan, banyak pecahan kaca yang Jeno yakin berasal dari jendela.

"DISYA!"

Jeno langsung menghampiri Disya yang berbaring di bawah selimut.

"Jen, hiks" Disya langsung bangkit lalu memeluk pinggang Jeno.

Jeno bisa merasakan Disya meremas hoodienya. Dengan spontan, Jeno memeluk Disya balik.

"Suut.. tenang ya, tenang. Gue disini Disya, gue disini"

"Lo hiks, kenapa, kenapa lama ueeeee"

"Suut diem ga lo" Jeno berniat bikin Disya tenang tapi malah jadi kaya ngebentak.

"K-kok, malah, jadi, marah si, ueeee"

Nahkan tambah kejer.

"Eh kok malah makin kejer, cup cup cup" Jeno panik sendiri jadinya.

Yang harus kalian tau adalah, Jeno ga pernah nenangin orang nangis kaya gini. Jadi, ga tau harus apa.

"Udah dong nangis nya. Gua harus ngapain" ucap Jeno.

"Gue, gue ga mau, tidur hiks disini, ueeee" ucap Disya sesegukan.

"Terus lo mau tidur di mana, hah?"

"Mau tidur, hiks, sama lo"

"Gak usah ngawur anjir, Sya"

"Pokonya mau sama lo. Ayo keluar, ga mau disini" Disya menarik-narik hoodie Jeno.

"Ribet banget nih cewe, gila" batin Jeno.

"Yaudah ayo. Cepetan bangun, tidur di kamar gua" Jeno pasrah.

"Ayo" Disya langsung berdiri tanpa melepaskan pelukannya.

"Ini lepas dulu, gimana jalannya, anjir" Jeno menggoyangkan tubuhnya agar tangan Disya terlepas.

"Iiiih, udah jalan aja, cepet!" Disya menggeser posisi ke samping Jeno masih dengan pelukan.

Jeno menghela nafas, "Terserah lo deh"

Akhirnya, Jeno jalan ke kamarnya dengan tangan Disya yang melingkar di perut berotot nya.

🌼

to be continue
27/02/21
©amboyahngg_

Jodoh ; Lee Jeno [continue]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang