Part Tujuh

2.3K 53 0
                                    

Reza berada di prusahaan milknya, tepatnya di lantai 32 dimana ruangannya berada.

Reza duduk di kursi kebesarannya, sambil fokus dengan macbook dan tumpukkan tumpukkan kertas yang berada di atas meja kerjanya.

Di tengah tengah Reza sedang fokus dengan pekerjaannya, entah bagaimana bisa Reza teringat oleh Tasya.

Tasya.

Memikirkannya, tanpa disadari Reza tersenyum dan menghentikan aktifktasnya, tapi masih dengan posisi yang sama.

Reza menggelengkan kepala pelan dengan masih tersenyum.

"Cepat selesaikan pekerjaanmu, dan langsung bertemu Tasya." Ucap Reza

Reza kembali mencoba fokus dengan pekerjaannya, dengan menambah kecepatan untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Belum tiga puluh menit Reza kembali fokus dengan pekerjaannya, Gangguan sudah datang.

Kali ini berbeda, bukan Tasya yang mengganggu pikirannya, tetapi Raka yang menganggunya.

Tanpa ada yang mengetuk pintu, Pintu ruangan Reza terbuka, dan menampilkan Raka dengan pakaian rapi yang menggunakan jas, sambil berjalan ke arah Reza.

Reza yang merasa terganggu oleh Raka, hanya mencoba untuk tidak marah, dan fokus dengan kerjaannya kembali.

"Hey Za, kerja mulu" Ucap Raka saat sudah berada di depan meja kerja Reza, dengan kedua telapak tangan di atas meja, dan melihat Reza yang masih fokus dengan kerjaannya.

"Ada perlu apa, dan kenapa. Kalau tidak penting bisa keluar pintu keluar sama dengan pintu masuk tidak berpindah tempat." Balas Reza datar.

Raka sudah tahu sifat adiknya ini, Reza sangat tidak suka jika ada yang mengganggunya saat ia sedang fokus bekerja.

Raka menarik nafasnya "Zaa zaa, Ini aku Kakak kandung mu lohh, masih aja marah kalo di ganggu" Ucap Raka sambil berjalan ke arah sofa yang berada di ruangan Reza, lalu duduk.

Reza tidak membalas perkataan Raka, dan hanya fokus dengan kerjaannya.

"Masih banyak kerjaannya Za?" Tanya Raka yang duduk di sofa sambil memainkan ponselnya.

"Sudah selesai"

Reza langsung menutup macbooknya, dan langsung berdiri dari duduknya.

"Gue ada urusan, gue duluan." Ucap Reza dan langsung mengambil langkah pergi, tanpa memedulikan Raka

"Zaaa oyyy!" Panggil Raka dengan suara sedikit berteriak

"Gue sibukk" Balas Reza yang masih terus berjalan menuju ke arah pintu

"Urusan apa sih??" Raka langsung berdiri dari duduknya, dan berjalan cepat mencoba mengejar Reza yang sudah hilang dari pandangannya

Baru saja lift yang didalamnya ada Reza, akan tertutup tapi Raka berhasil masuk ke dalam lift

"Zaa, kok buru buru banget?" Tanya Raka dengan nafas yang sedikit tidak teratur, saat sudah berada di sebelah Reza, di dalam lift. Karena mengejar Reza membuat Rama sedikit lelah. Bagaimana tidak, langkah Reza lebih cepat dan panjang dari pada Raka.

"Ada urusan penting" Jawab Reza

"Urusan apa sih?" Tanya Raka lagi

Belum sempat Reza menjawab pertanyaan Raka, lift sudah terbuka.

Reza langsung keluar dari lift, diikuti oleh Raka.

Reza dan Raka berjalan di area lobby, menuju ke pintu keluar.

Dan seperti biasa, semua karyawan menundukkan kepala dengan punggung yang sedikit di bungkukkan. Dan yang sedang berjalan berhenti sebentar untuk memberi hormat kepada Reza dan Raka. Dan seperti biasa juga tidak dibalas oleh Reza dan Raka.

"Zaa, lo nggak ada masalah kan?" Ucap Raka yang berjalan disebelah Reza

"Lo mau gue ada masalah??"

"Ya nggak gitu jugaa"

Mereka pun sampai di parkiran. Yang khusus untuk pemilik perusahaan.

Reza mengambil kunci mobilnya dari kantong jasnya, dan menekan tombol untuk membuka kunci pintu mobil. Diikuti oleh Raka yang juga mengambil kunci mobilnya dari kantong jasnya, dan menekan tombol untuk membuka kunci pintu.

"Gue duluan." Ucap Reza sambil membuka pintu mobilnya dan melihat ke arah Raka

"Iyaa iyaa, hati hati" Balas Raka sambil menjulurkan tangannya dan menepuk pelan punggung Reza sambil tersenyum.

"Iyaa, lo juga hati hati" Reza membalas senyuman Raka

Reza pun masuk ke dalam mobilnya, menyalakan mesin dan mengundurkan mobilnya.

Raka masih berdiri sambil tersenyum melihat Reza yang sudah memundurkan mobilnya.

Reza mengklakson pertanda dia akan pergi, dan di balas lambaian tangan oelh Raka.

Setelah Reza menjalankan mobilnya pergi, Raka membuka pintu mobilnya lalu masuk, dan menjalankan mobilnya pergi dari parkiran perusahaan milik Reza.

••

Reza sampai di tempat tujuannya.

Reza mengambil handphonenya, dan menelepon seseorang. sambil melihat tem

"Kamu dimana?" Tanya Reza saat panggilan sudah tersambung

"Di rumah Pak"

"Bisa keluar sekarang? saya sudah di depan rumah kamu."

"Bapak di depan rumah saya??" Bisa di dengar oleh Reza, nada suara tersebut terdengar kaget.

"Saya tunggu di depan. satu menit jangan lama."

"Tapi Pa-" Terputus

Belum selesai ucapannya, Reza langsung mengakhiri panggilan tersebut.

Reza tahu, jika dia tidak langsung mengakhiri panggilan tersebut, orang yang di telponnya akan menyuruhnya pulang atau pergi.

Dosen Killer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang