Part Dua Puluh Empat

817 21 5
                                    

Pagi yang indah dengan tidak ada sinar matahari yang memasuki kamar dari sela karena langit terlihat gelap, dan terdengar suara hujan yang sangat nyaman.

Tasya menggeliat kecil dalam selimut yang menutupi sampai lengannya.

Rasanya tidak ingin untuk bangun, toh hari ini juga tidak ada kelas.

Tasya melanjutkan tidurnya.

Hujan yang deras tidak membangunkan Tasya. Tasya masih tertidur pulas.

Tasya perlahan terbangun dengan keringat yang membasahi wajah, dan badannya.

"Aahh.." Tasya meringis kesakitan sambil memegangi perutnya.

Dengan menahan rasa sakit Tasya menggigit bibir bawahnya. "Aaahh!"

Tasya berlahan mengubah posisinya dan duduk dengan bersandar di kepala kasur.

Tasya melihay ke arah jendela, terlihat dari sela jendela langit masih gelap.

Apa ini masih pagi? baru sebentar juga udah kebanhun lagi. batin Tasya.

Tasya meraih handphonenya yang berasa di meja kecil sebelah kasurnya.

Tasya menyalakan handphonenya, dan melihat jam yang tertera di layar utama.

Jam menunjukkan pukul, 03.47pm.

"Whaatt?? jadi ini udah sore??" kaget Tasya saat menyadari jam berapa sekarang.

"Aarrgghh! semalem gue ketiduran belum makan nih, makanya perut gue sakit ini pasti karna asam lambung gue kambuh!" kesal Tasya pada dirinaya.

Tasya menaruh handphonenya kembali, dan menghela nafas kasar.

Masih dengan memegangi perutnya, Tasya mencoba beranjak dari kasurnya.

Saat Tasya sudah berdiri, ia melihat ke arah kasur dan.. "ASTAGA!!"

Bercak merah yang mewarnai alas dari kasurnya. Tasya langsung melihat ke celana yang dipakainya, dan mendapati becar merah yang sama.

"Pantes perut gw sakit banget, udah nggak makan ditambah dateng bulan!"

Tasya langsung menuju ke kamar mandi untuk membersihkannya, dan mengganti pakaiannya.

Setelah selesai, Tasya melihat ke arah kasurnya. Nanti dulu deh bersihinnya, makan dulu. Batin Tasya.

Tasya keluar dari kamarnya, menuruni tangga, dan menuju ke dapur.

Sampai di dapur, ia melihat ke atas meja makan yang tidak terdapat apa apa.

"Oh iya, papa sama kak andra kan ngga ada. gue juga ngga masak."

Tasya membuka kulkas, dan sama saja. Ia tidak mendapat bahan makanan yang bisa ia masak.

"AAGHH! terus gue makan apa dong?? mau pesen juga lagi hujan!" rengek Tasya sambil berjalan ke arah ruang utama, lalu duduk di sofa yang berada di ruang utama.

Drrtt.. Drrtt..

Handphone Tasya berbunyi. Tasya melihat siapa penelepon tersebut.

Panggilan Masuk
Pak Reza

Tasya mengangkat panggilan tersebut.

"Halo pak" ucap Tasya saat panggilan terhubung, dengan suara lemas.

"Kami sakit?" tanya Reza saat mendengar suara Tasya yang terdengar lemas.

"Hmm. ada apa?" tanya Tasya masih dengan suara lemas.

Dosen Killer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang