Part Dua Puluh Dua

887 29 9
                                    

Tasya dan Andra sudah berada di bandara.

"Kamu yakin, nggak mau ikut kaka?" tanya Andra.

Tasya menggeleng, "udah, kaka kerja aja. tasya nggak papa kok. lagian, tasya juga kan udah gede."

"Dimata kaka kamu itu masih adik kecil!" Andra mengacak rambut Tasya.

"Iiihh!" Tasya menghentikan tangan Andra yang mengacak rambutnya.

"Udah sana!"

"Atau kamu mau kaka pergi kalo papa udah balik?" tanya Andra dan langsung ingin memasukan kopernya ke kembali.

Tasya menahannya, "nggak kak. udah pergi aja. tasya nggak papa."

"Yakin? kaka nggak papa kok kalo nunggu papa balik dulu."

Tasya menggeleng, "malah kalo kaka nggak pergi nanti aku merasa bersalah, karena cuman karna aku kaka nggak jadi berangkat."

"Udah sana!" usir Tasya.

Andra mengangguk, "kamu hati hati ya?"

"Iyaaa"

Andra memeluk Tasya erat.

"Yasudah, kaka pergi dulu." Andra mengecup puncak kepala Tasya.

Andra perlahan melepaskan pelukannya, dan melihat Tasya dengan tersenyum, denfan Tasya yang juga tersenyum simpul.

Andra menarik kopernya, dan berjalan perlahan meninggalkan Tasya.

"Daahh!" Tasya melambaikan tangan ke Andra, dan dibalas lambaian tangan oleh Andra.

Andra melihat Tasya dengan menahan air mata yang akan segera jatuh.

Kaka yang salah.
Aku yang akan merasa bersalah kalau tinggalkan kami sendirian.
Padahal aku tau, bahaya sedang mendekat.
Maafkan kaka sya.
Kaka akan segera menyelesaikannya.

Setelah berbalik, air mata Andra langsung mengalir, dan segera di bersihkannya.

Tasya Pov

Tasya menghela dan menghembuskan nafasnya dalam, lalu duduk di sofa yang berada di ruang utama.

"Hadeeeh sendirian lagi nih."

Perlahan Tasya memejamkan matanya.

Ting!

Tasya kembali membuka matanya, dan mengambil handphonenya, dengan posisi masih bersandar di sofa.

Tasya melihat layar handphonenya, pesan dari Pak Reza.

Pak Reza
Dimana?
Bisa ketemuan?

Tasya tidak menekan pesan tersebut, hanya membacanya dari notifikasi.

Panggilan masuk, Kak Arya.

"Kak arya?" tasya mengerutkan alisnya, dan mengangkat panggilan tersebut.

"Halo kak? kenapa?"

Tasya mengubah posisinya, dan menyalakan TV menggunakan remote.

"Lagi apa?" tanya Arya.

"Mau nonton aja."

"Udah makan belom?"

"Belum laper"

"Aku bawain makan yaa?"

"Nggak usah repot repot kak."

"Gapapa. kata papa kamu, kamu sendirian dirumah. Papa kamu sama kak Andra lagi pergi."

"Iya kak"

Dosen Killer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang