Part Dua Puluh

1K 28 1
                                    

Dengan pakaian rapi, Tasya menuruni tangga.

"Pagi sayang!"

Tasya melihat ke arah sumber suara tersebut, lalu tersenyum, "Pagi paa!"

Tasya menghampiri papanya, lalu memeluknya, dan dibalas dengan pelukan.

"Sayang, kamu perginya sama kaka kamu aja yaa? papa buru buru, harus pergi sekarang." ucap Hendrick.

Tasya mengangguk dalam pelukan Hendrick, "Iyaa paa."

Hendrick mengecup puncak kepala Tasya, "Papa pergi dulu." lalu melepaskan pelukannya.

"Daa papaa, hatii hatii!" sambil melambaikan tangannya.

"Daa sayangg!", Hendrick pun pergi berjalan pergi.

Tasya duduk di sofa yang ada di ruang tengah, "KAAAA!" teriak Tasya sambil mengambil ponselnya disaku celananya.

Andra keluar dari kamarnya.

"Kak, tasya dianter kaka yaa? papa udah pergi soalnya." ucap Tasya melihat Andra yang baru keluar dari kamarnya.

Andra mengangguk, "Iya, ayo."

Tasya berdiri, dan melihat ke arah kakaknya itu. "Kaka kok nggak pake jas?" tanya Tasya yang menyadari Andra tidak memakai pakaian formal seperti biasanya.

Ya, Andra terlihat hanya memakai kaos, dan celana pendek.

"Nggak." Andra mengambil kunci mobilnya yang berada di meja sebelah TV.

"Yuk, berangkat." Andra lalu berjalan.

"Iya." Tasya mengikuti Andra.

Diperjalanan, belum ada pembicaraan sampai Andra membuka suara.

"Sya" panggil Andra.

"Hm?" balas Tasya sambil melihat ke luar jendela.

"Besok kaka harus berangkat ke New York." ucap Andra sambil sesekali melirik ke Tasya.

"Owhh" balas Tasya

Arya mengerutkan alisnya bingung, "kol oh?"

"Kan udah biasa, tasya ditinggal." Tasya masih melihat ke luar jendela.

Andra menghembuskan nafasnya, "maaf yaa" tangan kiri Andra mengelus kepala Tasya.

"Iyaa. berapa lama?" tanya Tasya.

"Belum tau. bisa cepat, bisa lama." jawab Andra.

Tasya hanya bisa mengangguk pasrah.

"Selesai kami kelas, kita jalan ya?" tanya Andra.

"Boleh, kemana?" Tasya melihat ke arah Andra.

"Kaka mau bawa kamu ke suatu tempat." jawab Andra.

"Jauh nggak?"

"Hmm, lumayan. tapi nggak juga."

"Oke! tapi tasya pulang ganti baju dulu baru pergi." tawar Tasya.

Andra mengangguk, "iya, nanti kaka jemput."

Sampai di parkiran depan, Andra menepikan mobilnya.

"Semangat ngampusnya" ucap Andra.

"Iyaa." Tasya memakai tasnya. "Daah kak."

Dosen Killer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang