Part Sembilan belas

1.1K 27 5
                                    

Tanpa sadar Tasya tertidur dengan pulas, entah hal apa yang membuatnya seperti ini. Ya, Tasya memang suka tidur lama, tapi kali ini berbeda. Seperti ada yang membebaninya.

Hingga, handphonenya berbunyi yang membuat Tasya terpaksa harus bangun dari tidurnya. Drrttt.. Drrttt..

Dengan berat Tasya perlahan membuka matanya, dan mearih handphonenya.

Dengan pandangan yang masih kabur, Tasya dapat membaca nama sang penelepon yang tertera pada layar handphonenya.

Tasya mengangkat panggilan tersebut, "hmm?" dengan suara yang masih sedikit serak.

"Boleh keluar gak?" tanya sang penelepon.

"gabisaa! masih ngantuk!" balas Tasya dengan nada sedikit tinggi.

"hmm, tapi aku udah di depan.."

"pulang aja!" suruh Tasya.

Terdengar tawaan kecil dari sang penelepon. "kamu masih ngantuk ya? yaudah, aku tunggin sampe kamu keluar."

"hmmm" Tasya mematikan panggilan tersebut, dan kembali memejamkan matanya, dengan handphonenya yang diletakkan asal.

weeiit..

udah di depan
Seketika Tasya langsung tersadar, dan membuma matanya dan langsung berdiri.

Tasya langsung membuka pintu kamarnya, dan turun tangga dengan tergesa.

Sampainya di depan pintu, Tasya menggentikan langkahnya. Teringat dengan penampilannya, yang pasti aburadul karena baru bangun tidur.

Tasya langsung merapikan rambutnya dengan tangan, dan sedikit merapikan pakaiannya. Merasa sudah, Tasya baru membuka pintu, dan menuruni tangga yang menuju ke pagar.

Tangga membuka pagar rumahnya, dan terlihatlah seorang pria yang menunggunya dengan duduk di atas motor dengan gaya menyamping.

"Hai kak! Kak Arya ngapain kesini?" ucap Tasya.

ya, itu Arya.

Arya tersenyum, dan tertawa kecil melihat Tasya. "cih"

"Kenapa kak?" tanya Tasya bingung.

Arya menggeleng, "kamu ketiduran ya? trus baru bangun?"

Tasya mengangguk.

"Pantes, bajunya aja masih masa." Arya tertaqa lagi.

Tasya melihat kebawah, ke arah pakaiannya. Shitt! Tasya kembali melihat ke Arya, dan mengangguk sambil tersenyum malu.

"Iya iya" Arya menepuk-nepuk kepala Tasya lembut. "nih, aku bawain makan. pasti laper kan?" Arya menyodorkan kantong plastik yang didalamnya ada pembungkus styrofoam.

Tasya mengangguk, "Iya kak, hehee"
Tasya mengambil kantong plastik yang diberikan Arya. "Makasih kak"

Arya tersenyum, "iya sama sama"

"Tapi kak, lain kali nggak usah ya? Tasya nggak enak ngerepotin kaka."

"Gapapa, aku seneng kok."

Tasya tersenyum.

"Yasudah, aku balik dulu. Mau ngerjain tugas, banyak banget. Langsung makan yaa, habisin." ucap Arya.

Dosen Killer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang