Part Lima Belas

1.6K 66 17
                                    

Reza menelepon Tasya.

Menunggu beberapa saat, dan tidak di angkat.

Reza mencoba menelepon Tasya lagi.
Dan hasilnya sama, tidak di angkat.

Aarrgghhh!

Reza melihat jam di pergelangan tangannya, "seharusnya sekarang jam tasya kelas", mungkin Tasya tidak mengangkat telepon karena sedang kelas.

"Ke kampus sekarang, cepat." Pintahnya kepada supir.

"Baik pak." Mobil langsung di gas, dan berlari laju menuju ke tempat tujuan.

Jalanan tidak sepi, dan tidak padat juga, dengan kecepatan tinggi supir Reza melajukan mobil dengan lincah walau ada mobil yang berdatangan dari kiri dan kanan.

Tak butuh waktu lama, mereka langsung sampai di tempay tujuan, dengan selamat, walau tadi mobil belok kiri kanan karena supir Reza yang melambung lambung.

Tak heran dia bisa melewati jalanan dengan situasi seperti itu, karena supir Reza dulunya adalah seorang pembalap mobil.

Kenapa mantan pembalap tersebut mau menjadi supir Reza? Karena Reza menawarkan gaji yang jauh lebih besar dari gajinya dulu.

Reza tidak mau orang yang bekerja dengannya tidak profesional.

Reza langsung turun dari mobil, dan berjalan masuk tanpa memedulikan orang orang yang menyapanya dan melihatnya dengan tatapan kagum.

Reza langsung berjalan menuju ke ruangan yang dimana seharusnya Tasya berada.

Sampai di depan ruangan tersebut, dan terlihat mahasiswa dan mahasiswi yang sedang duduk sambil mendengarkan penjelasan materi dari dosen.

Reza melihat ke seluruh penghuni yang berada di dalam ruangan tersebut, dan..

Tidak ada Tasya.

ARGH!

Reza langsung mengambil ponselnya, dan menelepon Tasya. Sambil mencoba mencari Tasya kembali dengan melihat ke sekeliling dan ke dalam ruangan tersebut.

Tidak di angkat

Reza mencoba menelepon Tasya lagi, dan hasilnya masih sama.

Reza mengepalkan tangan kirinya.

Panggilan suara masuk, dengan perasaan senang Reza langsung mengangkat panggilan tersebut, tanpa melihat siapa yang menelepon, karena mungkin itu Tasya, pikir Reza.

"Halo! Kenapa dari tadi tidak mengangkat telepon saya?!" Bentak Reza saat mengangkat panggilan tersebut.

"Lo nelpon gue?"

Lo?, suaranya kok laki?

Reza langsung menjauhkan handphonenya dari kupingnya, dan melihat nama yang meneleponnya.

Raka

Sialan. Ternyata dia.

"Haloo, zaa. Woii!?"

"Iya, ada apa?"

"Ke sini sekarang, penting! Ada yang mau aku tanya sama kamu."

"Tidak bisa. Lagi sibuk."

"Biasanya juga gitu, sibuk mulu."

"Kali ini beda."

"Ini jauhh lebih penting dari sibuk yang beda kamu!"

"Tidak ada yang lebih penting dari ini"

"Sibuk apa sih?"

"Nyari Tasya."

Dosen Killer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang