Part Enam

2.7K 67 1
                                    

Saat ini Tasya sedang berbaring di kasurnya dengan masker wajah yang di pakainya, sambil memainkan ponselnya.

Tok tok tok

Tasya beranjak dari kasurnya, lalu berjalan menuju ke arah pintu kamarnya, dan membuka pintu kamarnya.

Menampilkan seorang pria berpakaian rapi dengan kemeja putih dan jas hitam yang di ganting di tangan kanannya.

"Ada apa bang?"

"Kamu ikut abang ya"

"Kemana, dan kenapa?"

"Udah pokoknya kamu ikut aja. Abang nggak mau kamu sendirian di rumah, nanti kalo ada penjahat gimana?"

"Ihh apaan sih bang, lebay"

"Kamu dibilangin" Ucap Andra sambil mencubit pipi kanan Tasya dengan tangan kirinya, gemas.

"Ihhh sakit abang!"

Tasya memegang tangan Andra yang mencubit pipinya, dan menarik tangan Andra agar tidak mencubit pipinya lagi. Dan Andra pun melepaskan cubitannya dari pipi Tasya.

"Abang traktir pizza gimana?" Goda Andra

"Hmm" Tasya tampak berpikir sejenak "Nggak ah, bakso aja gimana?"

"Kamu yah, mau di traktir pizza, malah milih bakso"

"Yaudah kalo nggak mau beliin" Balas Tasya dan segera akan menutup pintu kamarnya.

Andra langsung menahan pintu kamar Tasya agar tidak tertutup.

"Iya iyaa. Kamu ganti baju gih, abang tunggu di mobil. Buruan yaa" Ucap Andra

"Iyaa" Balas Tasya, lalu menutup pintu kamarnya.

Tasya mengganti pakaiannya menjadi lebih rapi tapi tetap simple, dan dengan rambut hang dibiarkan di gerainya.

Setelah bersiap siap, Tasya turun ke bawah dan berjalan keluar rumahnya. Dan sudah terdapat mobil Andra yang terparkir dengan masin yang menyala.

Tasya menuruni anak tangga, dan berjalan ke arah mobil Andra, lalu masuk ke dalam mobil Andra.

Andra pun menjalankan mobilnya pergi ke tempat tujuan.

.

"Bang kita mau kemana sih ini?" Tanya Tasya di tengah perjalanan, sambil melihat ke arah Andra.

"Kamu ikut abang dulu ke pertemuan Ceo, baru kita pergi makan bakso" Jawab Andra sambil melirik ke Tasya dan kembali fokus ke arah jalan.

"Dih ngebosenin banget nungguin abang." Tasya melipat kedua tangannya di dada sambil mencurutkan bibirnya.

Andra tertawa kecil sambil mengacak ngacak rambut Tasya dengan tangan kirinya "Maafin abang, abang janji nggak bakalan lama kok"

"Bodo." Balas Tasya datar.

Andra hanya dapat menggeleng gelengkan kepala sambil tertawa kecil dengan tingkah adik kesayangan yang satu ini.

Di perjalanan tidak ada pembicaraan lagi.

Andra tidak membuka suara karena dia tau jika Tasya sedang ngambek, Tasya tidak mau di ajak bicara. Makanya Andra lebih memilih untuk diam, dan berusaha membuat Tasya tidak bete lagi.

.

Mereka pun sampai di tempat tujuan, dan Reza pun memarkirkan mobilnya.

"Sya, kamu tunggu di mobil ya? Jangan kemana mana" Ucap Andra sambil memakai jasnya.

"Hmm" Balas Tasya.

"Udah dong jangan bete lagi." Andra mengelus pipi Tasya lembut.

"Iyaa, udah sana pergi ihh" Tasya memegang tangan Andra yang mengelus pipinya, dan menyingkirkannya.

Dosen Killer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang