Part Tujuh belas

1.3K 58 6
                                    

Tasya menuruni tangga dengan pakaian rapi untuk ke kampus.

"Pagii sayangg" sapa Hendrick yang berada di dapur.

"Eh papa, pagi juga paa" balas Tasya sambil berjalan ke arah Hendrick.

Tasya sampai di hadapan Hendrick, dan Hendrick memeluk Tasya sambil mencium puncak kepala Tasya.

"Sarapan dulu, ini udah papa bikinin" ucap Hendrick saat melepaskan pelukannya.

"Iyaa, makasihh paa"

"Sama sama"

Tasya duduk, diikuti oleh Hendrick yang duduk di sebelah Tasya.

Tasya mulai memakan makanannya yang sudah dibuatkan oleh Hendrick, bersama dengan Hendrick yang juga sarapan bersama Tasya.

Tak butuh waktu lama untuk menghabiskan sarapan mereka.

"Mau pergi sama papa?" Tanya Hendrick.

"Tapi kantor papa sama kampus Tasya beda arah. Kalau nanti macet, terus papa terlambat ke kantor gimana?"

"Papa masih punya banyak waktu. Yuk!" Hendrick langsung berdiri dari duduknya.

Tasya tersenyum, dan berdiri dari duduknya sambil memakai tasnya kembali, lalu berjalan menyusul Hendrick yang sudah duluan.

"Tasyaa" panggil Andra saat menuruni tangga dengan pakaian kemeja putih lengan panjang, celana hitam panjang, dan jas yang di gantung di tangan kanannya.

"Kak Andra?" Tasya menghentikan langkahnya dan melihay ke arah Andra.

Hendrick yang berada di ambang pintu pun menghentikan langkahnya dan melihat ke arah Andra. "Andra?"

"Paa"

"Tasya, kamu pergi bareng Kaka yaa?" Lanjut Andra.

"Tidak!" Ucap Hendrick langsung. "Tasya pergi sama papa. Ayo sayang."

"Hmm.." Tasya mengerutkan alisnya bingung.

"Sama aku aja." Andra langsung menggenggam tangan kanan Tasya.

"Tidak, sama papa!" Hendrick berjalan ke arah Tasya dan menggenggam tangan kiri Tasya.

"Paa! Udah lama aku nggak pergi bareng Tasya!"

"Papa juga udah lama!"

"Itu kemarin papa sama Tasya."

"Makanya, paa, kak, lebih sering lagi sama Tasya, anter jemput. biar nggak berantem kayak gini. Masa lebih sering Pak Re-" Tasya langsung menghentikan ucapannya, dan melepaskan genggaman tangan Papa, dan Kakaknya.

"Ah udahlah. Tasya pergi sendiri aja!" Tasya segera melangkahkan kakinya.

"Tunggu!" Andra menggenggam tangan Tasya.

"Yasudah, hari ini kamu pergi sama papa, tapi besok sama Kakak." Ucap Andra final.

"Iyaa"

Alhasil, Tasya pun pergi bersama Hendrick.

Hendrick menghentikan mobilnya di parkiran depan, dengan mesin mobil yang masih menyala.

Dosen Killer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang