22. Lembaran baru

3.5K 90 5
                                    

Elva membuka matanya. Yang pertama kali dilihat adalah langit langit kamar rumah barunya. Dia merasakan sedikit pusing di kepalanya dan pandangannya blur. Dia menarik napas dalam dalam dan menghembuskannya berharap keadaannya membaik.

"Hey, udah bangun lo" Gio menghampiri Elva yang berusaha mendudukkan badannya.

"Nih minum dulu" tangan Gio meraih segelas air putih di nakas lalu membantu Elva meminumnya.

Elva masih mengenakan pakaian serba hitamnya. Dia ingat sebelumnya dia menetap di rumah eyang dan menghadiri upacara pemakaman eyang. Dia juga mengingat Vicky yang sudah dalam perjalanan pergi ke Singapura.

Terakhir yang ia ingat sebelum terbangun adalah dia jatuh didepan rumah setelah Gio mengantarkannya pulang. Gadis itu sangat lemah saat ini. Pergerakannya pun sangat pelan tidak berdaya.

Elva menghela nafas setelah minum. Dia meletakkan tangannya diatas perutnya sembari duduk dengan bantal dipunggungnya. Elva melihat ke arah Gio yang tersenyum.

"Tadi lo pingsan didepan rumah. Trus gue bawa kesini"

"Makasih ya kak"

"Berapa kali sih gue bilang panggil Gio aja. Gausah pake kak" kata Gio membuat Elva tersenyum.

"Maaf ya ngrepotin. Gue berat ya?"

"Hahah, gue malah heran ada badan se ringan lo" kata Gio terkekeh.

Cowok itu memperhatikan Elva sejenak lalu berbalik lalu berjalan menjauh.

"Mau kemana?" tanya Elva.

"Tunggu disini"

Gio keluar dari kamar meninggalkan Elva yang terduduk sendiri di atas ranjang. Ekor mata cewek itu menangkap sebuah benda pipih hitam diatas nakas bergetar terus menerus. Elva pun meraihnya.

Rentetan pesan dan beberapa miss call terlewatkan olehnya. Matanya menangkap pesan dari suaminya yang baru saja terkirim. Vicky sepertinya tidak tahu kalau dia pingsan. Dan sepertinya Gio tidak memberitahunya.

Gadis itu lega Vicky tidak mengetahui keadaan aslinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis itu lega Vicky tidak mengetahui keadaan aslinya. Dia tidak mau suaminya terlalu memikirkannya dan pikirannya kacau di sana. Elva tidak mau menjadi beban.

Setelah pernikahannya ini, dia berharap Tuhan memberinyakehidupan yang lebih baik. Karena selama ini dia sering memikirkan hal buruk tentang pernikahan salah paham ini. Dia terus berekspektasi buruk tentang Vicky.

Apalagi sekarang dia dibebani pikiran tentang eyang yang baru saja pergi. Seolah olah eyang yang paling menantikan pernikahannya. Setelah Elva dan Vicky menikah, eyang seperti telah rela meninggalkan dunia dan kedua cucu tersayangnya. Eyang lega telah mengetahui pernikahan mereka.

"Elva?"

Seketika gadis itu kaget saat merasakan pundaknya disentuh. Tampak seorang lelaki disampingnya duduk diatas nakas membawa sepiring pad thai dan segelas air. Cowok itu sepertinya sudah memanggil Elva beberapa kali tapi tak ada jawaban.

RelationshitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang